Love and Pain

191 26 0
                                    

Setelah keluar dari ruang manager, itzy berkumpul di ruang latihan untuk menenangkan Lia

"Lia, perkataan manager tidak usah dipikirkan."

"Benar eonni, kami tidak menyalahkanmu kok." 

"Tapi Eonni.." protes Chaeryeong

"Eonni tau kan sebentar lagi kita akan debut?"

"Iya, tapi.."

"Eonni, debut adalah cita-citaku dari dulu, kau juga pasti sama."

"Maaf teman-teman, tapi disini kita jangan menyudutkan Lia eonni. Ini bukan sebuah kesalahan. Eonni tidak perlu minta maaf."

"Jadi aku harus bagaimana?"

"Seperti kata manager, mau tidak mau eonni harus segera mengakhiri hubungan dengannya. Karna disisi lain, dia juga akan debut, dan pasti hal ini juga akan menjadi sebuah masalah untuknya."

"Chaeryeong, stop bilang ini sebuah kesalahan."

"Terserah kalian saja. Yang penting aku sudah mengatakannya dari sekarang. Kalau kita tidak jadi debut, jangan salahkan aku!"

Chaeryeong kemudian meninggalkan mereka berempat dengan perasaan kesal.

"Eonni, perkataan Chaeryeong tidak usah dimasukkan ke dalam hati." Yuna berusaha menenangkan Lia

"Tapi dia benar. Aku tidak mau hanya karna keegoisan ku, debut yang sudah kita persiapkan sia-sia begitu saja."

"Mm.. sebenarnya aku juga sedikit setuju dengan Chaeryeong. Untuk saat ini, kita harus fokus pada karir kita kedepannya. Cinta bukanlah hal yang perlu kita pikirkan untuk sekarang." Jawab Ryujin yang sedari tadi diam.

Lia hanya bisa menangis malam itu. Sepanjang malam dia hanya memikirkan bagaimana cara mengatakannya pada Junkyu. Namun di sisi lain, dia juga tidak mau menjadi penghalang debut untuk teman-temannya. Tiba-tiba ponsel Lia berdering.

*Incoming call from Junkyu*

"AHH... , Kenapa harus sekarang? Aku tidak bisa bicara dengannya (batin Lia dalam hati)

Jisu, apa aku bisa bicara denganmu ?

Iya (balas Lia sambil menahan tangis nya)

(Lia tidak bisa menjawab Junkyu saat ini karena untuk bicara pun dia tidak sanggup. Dia hanya ingin mendengar suara Junkyu.)

Oh, baguslah. Aku hanya sedang merindukanmu. Aku tidak tahu mengapa akhir-akhir ini aku menjadi lebih sering merindukanmu. Kau baik-baik saja kan?

Iya oppa (Kali ini dia merasa dadanya sangat sakit. Perasaannya sangat hancur mendengarnya)

Syukurlah,

Oppa..

Iya?

(Lia sudah membulatkan tekadnya. Aku harus mengakhirinya sekarang.)

Jaga dirimu baik-baik. Jangan terlalu memaksakan dirimu kalau sedang latihan. Aku sangat khawatir waktu oppa bilang kaki oppa cedera waktu itu. Aku tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan oppa. Oppa juga harus lebih sering tersenyum, kau tahu kan wajahmu sangat jelek kalau sedang cemberut. Dan juga, akhir-akhir ini cuaca sangat dingin, kau tidak boleh sakit.

Jisu,

Janji padaku, kau hanya akan memikirkanku saja. (Lia tidak bisa lagi menahannya. Kali ini tangisannya pecah)

Jisu, kau kenapa?

Aku baik-baik saja oppa

Kau menangis?

Aku tidak apa-apa

Apa yang kudengar sekarang bukan hal yang bisa kau bilang baik-baik saja Jisu. Mau ketemu sekarang?

Aku tidak bisa oppa, sudah dulu ya. Teleponnya kututup.

Jisu, tunggu, aku masih ingin bicara.. Jisuu. Halo..

Sejak malam itu, Lia tidak pernah lagi menghubungi Junkyu. Malam itu dia benar-benar membulatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungannya dengan Junkyu. Dia harus mengorbankan perasaannya demi teman-temannya. Ini juga keputusan yang baik buat Junkyu karena semakin lama mereka mempertahankan hubungannya, hal itu yang akan membuat mereka semakin sakit.

*bersambung

*bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Orange - Junkyu x Lia FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang