Ada Hati yang Lain

562 66 0
                                    


Lia POV

Seoul, 20 Des 2017

Di luar salju sangat tebal. Sebenarnya sore ini aku ingin pergi ke toko musik untuk membeli piano yang dijanjikan Ayah sejak bulan lalu. Namun entah mengapa melihat salju di luar aku jadi mengurungkan niat ku itu. Sejak kepindahan kami ke Seoul, aku dimasukkan Ayah ke kursus piano untuk mengisi liburan musim dingin. Barang-barang ku juga masih banyak yang tertinggal di Jeju, salah satunya pianoku. Jadi aku tidak bisa latihan di rumah. Itulah salah satu alasan mengapa ayah berjanji membelikanku piano.

"Ayah, kita tidak jadi saja ya ke toko musiknya. Aku tidak enak badan."

"Yah, padahal Ayah sudah menelepon pak Lee untuk mengantarmu. Ayah tidak enak kalau harus menyuruh pak Lee pulang."

"Bagaimana dong Ayah? Di luar juga cuaca sangat dingin. Salju sangat tebal, pasti jalanan licin."

"Begini saja. Jadi waktu Ayah menanyakan toko musik mana yang bagus pada teman Ayah, Manager Kim menyarankan toko musik di daerah Gangnam pada Ayah. Ternyata anak manager Kim juga pernah membeli piano di sana. Anaknya juga mahir bermain piano."

"Manager Kim? Ayahnya Junkyu oppa?" tanyaku bersemangat

"Iya." Jawab ayah sambil tersenyum melihat perubahan wajahku.

"Terus ayah?" tanyaku curiga.

"Sebenarnya manager Kim juga menawarkanmu untuk datang ke rumahnya karena kamu di Seoul juga kan belum banyak teman. Siapa tahu kamu mau bermain ke sana sekalian diajari bermain piano oleh anaknya manager Kim."

"Tapi ayah..."

"Sudah, sudahh, tidak usah malu-malu. Ayah tahu apa yang ada di pikiran mu. Haha. Sejak hari itu, ayah menyadari bahwa putri Ayah ternyata sudah besar." Goda ayah

Aku jadi mengingat kejadian malam itu. Malam ketika aku dan Junkyu oppa bertemu. Malam itu sungguh sangat tidak terduga.

Awalnya aku keluar sebentar untuk mencari udara segar karena aku sudah terlalu jenuh dengan acara pesta malam itu. Handphone ku seketika berbunyi.

*notifikasi Instagram*

Kim Soo Hyun baru saja menyebut Anda dalam sebuah cerita.

Terlihat gambar teman-temanku di Jeju baru pulang trip dan menandai aku dalam foto mereka. Aku merindukan teman-temanku di Jeju. Seketika air mataku jatuh. Aku tidak tahu kenapa aku menjadi cengeng begini, padahal aku sudah sering pindah sekolah dikarenakan Ayah yang sering pindah tugas.

Tiba-tiba mataku yang memang sedang sembab menangkap bayangan hitam dari bawah pohon. Angin tiba-tiba bertiup kencang, aku merinding. Suasananya berubah menjadi seram.

"Aigoo, kamjagi. Siapa sih itu yang bengong duduk di bawah pohon."

Ternyata itu hanya bayangan seseorang yang sedang duduk di bangku taman. Duduk, bengong dengan wajah datar. Sepertinya dia seumuranku. Melihat dia yang sedang sendirian, tiba-tiba pikiran usil ku muncul. Aku pelan-pelan berjalan mendekati laki-laki itu dan memastikan tidak mengeluarkan bunyi apapun. Saat aku hendak ingin menakut-nakuti dia, dia malah menoleh ke arahku dan dengan santainya menyuruhku untuk tidak mengusiknya.

"Hei, ayolah aku tidak takut." Kata laki-laki itu

Itulah awal perkenalanku dengannya, dimulai dari niat usil ku sampai aku tidak sadar kami sudah bercerita banyak hal malam itu. Seandainya aku tidak berniat untuk menjahilinya, mungkin aku tidak akan mengenalnya. Hahaha, aku tertawa mengingat kejadiannya.

Setelah selesai acara, saat hendak ingin menyusul Ayah dan ibu, tiba-tiba seseorang menarik lengan jaket yang sedang kukenakan.

"Ngomong-ngomong kau belum mengembalikan ini." Dia menunjuk jaket yang sedang kukenakan

Orange - Junkyu x Lia FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang