Malam tiba. Ketika matahari kembali ke peraduan. Makhluk-makhluk yang mencari makan di siang hari pulang ke sarang. Sapi, kambing pun pulang ke kandang. Ayam-ayam bertengger di rumah bagian belakang.
Dian dinyalakan, terang walau tak benar-benar terang. Sorot cahaya menyapu permukaan benda-benda yang dekat dengan dian itu. Kursi kayu, tikar, lemari tua, tembok-tembok gedheg, dan dua tubuh manusia yang terlihat berkilau dicumbu cahaya yang bergoyang-goyang ketika ditiup angina.
Mata mereka saling berpadu dalam keremangan yang menjadi teman. Sudah bebrapa kentungan terdengar menggema di dalam dusun. Malam sudah semakin malam. Suara alam akan semakin keras terdengar. Ketenangan akan semakin menggenggam insan-insan yang masih terjaga.
Otot-otot tua mengembang mengempis seiring hembusan napas yang sedari tadi bergelut dengan asap dian yang mengepul dalam ruang tengah Berlenggak-leggok mengikuti alunan suara gendhing ratri yang keluar dari tubuh jangkrik, katak, burung hantu dan tiupan angin yang menyapu pohon-pohon di sekeliling rumah.
Krik-krik, kwok-kwok, kuk-kuk, wus-wus.
Gamelan alam yang tertabuh tepat dengan melodi yang juga timbul dari alam. Mereka meninabobokkan seisi bumi yang sibuk berkeringat di siang hari. Krincing-krincing gantungan di teras rumah menjadi pemanis yang menghapus kepenatan. Tangan wanita itu sibuk menggenggam erat pisau tua. Pisau yang karatan lalu diasah kembali agar tak lagi karat. Tangannya digerakan ke atas, ke bawah berkali-kali. Membuat irisan demi irisan terbentuk dan terjatuh di dasar tompo. Wadah bambu itu tak kunjung penuh.
Puli adalah nasi sisa yang diberi obat untuk membuatnya bisa menjadi satu dan ditumbuk sampai halus. Pertama, nasi sisa dicampuri obat puli namanya. Kedua, dikukus kembali di dalam dandang. Ketiga, ditumbuklah dalam lesung saat nasi sedang panas. Ketiga, dipadatkan dan dibentuk menjadi bulat-bulat.
Puli adalah cara mengatasi makanan yang tak termakan. Tak baik mebuang-buang makanan. Banyak orang di luar sana yang ingin makan saja merasa kebingungan. Pengolahan nasi sisa itu solusi dari penentangan sifat mubazir.
Tangan-tangan itu tetap mengiris satu persatu puli di atas tatakan kayu. Diirisnya dengan tipis-tipis sehingga besok dapat dijemur dengan baik dan cepat mongering. Puli itu oleh Ibu Surya akan dijadikan rambak. Rambak sebagai simbol kesederhanaan dan kesyukuran tingkat akhir yang merupakan respon dari ketidakadaan.
"Pak, kau dimana? Di depan rumah? Tolong ambilkan tompo bambu yang besar di dapur!" Pelan suara Ibu Surya memanggil sang suami. Kepulan asap rokok dari teraslah yang membuatnya tahu keberadaan lelaki tersebut. Baunya masuk dari pintu yang ditutupnya setengah saja.
"Iya Buk." Bapak masuk dari luar rumah. Ia tinggalkan puntung rokoknya yang masih menyala di atas dipan bambu. Malam tak syahdu tanpa menghisap rokok. Lelah tak akan sirna tanpa linthingan rokok. Api rokok itu mati.
"Bantulah istrimu ini agar cepat selesai dan bisa segera tidur, Pak! Kau tata irisan-irisan puli ini di tompo besar itu. Jangan renggang-renggang! Buatlah serapat mungkin agar banyak irisan yang kebagian tempat."
Segera Bapak Surya membantu istrinya. Tompo besar sudah tertata hampir setengah. Dalam ketenangan malam, sewaktu bunga wijaya kusuma mencoba memekarkan bunganya dengan malu-malu. Lenganglah sejenak.
"Pak. Pak. Bapak." Panggilan tak terjawab. Kedua pun. Ketiga, baru Bapak Surya menoleh.
"Apa Buk? Kau membuatku kaget saja."
"Halah, begitu saja kaget. Pak aku tadi saat sedang arisan di rumah Bu Ijem, ibuk-ibuk sedang asyik ngobrol. Ngobrol ngalor-ngidul. Tak jelas arahnya. Tapi ibuk pun ikut mendengarnya. Kata Bu Ijem Pak, dia pada pagi harinya mendengar di radio ada pembunuhan keji di ibu kota. Pembunuhan itu dilakukan sekelompok perampok yang hendak mencuri di sebuah toko. Perampok itu membunuh dua orang penjaga toko, Pak. Satu orang dihunus dengan pisau belati yang panjangnya setengah meter. Satu lagi ditembak di kepalanya. Mereka berdua langsung meinggal di tempat. Seorang wanita yang juga menjaga toko tersebut pendarahan hebat, Pak. Perempuan ditusuk di pahanya. Tidak tahu keadaannya sekarang, yang pasti telah dibawa ke rumah sakit. Kata Bu Ijem, sepertinya perempuan itu akan menyusul juga. Menakutkan, Pak. Darah dimana-mana. Perampok membawa semua uang di dalam toko."
"Terus?"
"Bapak ini bagaimana? Anakmu Surya sekarang di mana? Bekerja di mana?"
"Iya aku tahu, Buk."
"Aku khawatir, Pak. Anak kita bekerja di kota menjaga toko. Temannya yang menjaga toko ada dua orang. Pria dan wanita. Persis Pak. Aku semakin was-was ada berita yang datang di rumah kita besok. Aku takut rumah kita didatangi polisi. Aku takut ada orang yang membawa berita duka di rumah ini. Aku takut pak kades mengabari kita hal-hal yang tidak-tidak. Bisa mati jantungan aku, Pak."
"Kau jangan khawatir. Kota itu sangat luas." Bapak Surya mejawab sembari tetap menata-nata irisan puli.
"Ini adalah salahmu. Mengapa kau izinkan Surya pergi merantau. Kota itu memiliki seribu satu masalah di dalamnya. Aku sudah mendengarnya dari dulu. Banyak perantauan di sana yang tak hanya bekerja dengan niat baik, tetapi juga niat buruk. Kejahatan pun dijadikan sebagai pekerjaan. Mereka manusia atau bukan? Entahlah. Dulu walau kau bilang Surya bersama Pakdhe Mariman pun aku sebenarnya tak rela membiarkannya berangkat. Apalagi sekarang ia telah bekerja sendiri. Sungguh aku menyesal. Hatiku setiap malam tak karuan memikirkan Surya. Anakku satu-satunya. Seharusnya ia di sini saja membantu di sawah. Tak payah untuk merantau ke kota. Walau, Surya selalu mengirimkan surat ke kita dengan kabar yang baik. Aku tak tetap khawatir. Uang yang dikirimnya tak mampu menyumpal gusarku dan kerinduanku."
Alhamdulillah sudah bab 15 nih gaes.
Ini adalah bab terakhir yang aku unggah di wattpad ya.
Bab selanjutnya akan aku simpan. Biar tambah kepo. hehe.
Siapa tahu bisa jadi buku ke depannya. Amin.
Terima kasih sudah berkenan untuk membaca.
Restu El Tungguri
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga di Balik Bintang
Ficção GeralJingga di Balik Bintang adalah cerita pertama dari Restu El Tungguri yang mengisahkan kakak beradik yang berjuan bersama-sama mengharumkan nama bapak dan ibuknya. Jingga adalah adik perempuan dari Mas Bintang. Mereka berdua lahir dari kasih sayang...