Orang yang mengenakan penutup wajah itu terus mengitari tubuh wanita yang berlumuran darah. Tatapannya kosong, tangannya memegang sebuah pisau dengan erat, sesekali ia mencabik tubuh wanita itu dengan senyuman di wajahnya. Suara tawa gembira bergema di ruangan yang hanya dicahayai dengan lampu berwana merah. Pekikan nya yang sangat nyaring membuat gadis yang sedang di ikat di sebelah mayat itu semakin ketakutan, air mata terus mengalir deras dari matanya. Jeritan setiap jeritan terdengar jelas di ruangan itu.
"Gue mohon lepasin gue" mohonnya yang tidak akan di dengar oleh orang itu
"Gue janji akan kasih Lo semua apa yang Lo mau, asalkan Lo lepasin gue. Gue mohon" mohonnya sekali lagiLagi lagi orang itu tidak mendengarkan nya, ia hanya bisa tertawa sambil melihat kemirisan yang di alami oleh wanita itu sekarang.
Mayat wanita yang berlumuran darah itu segara ia kuliti dengan pisau andalannya.
Ia menyaksikan setiap kali pisau itu menembus kulit itu dengan mulus, dengan perasaan yang ketakutan ia hanya bisa memohon sambil menangis pada orang itu.
"Eve Antoinette Ichwan, siap siap yah. Setelah ini giliran kamu. Hahahahahhah" ujarnya di akhiri dengan tawa yang menggema
Ternyata wanita yang duduk terikat itu adalah eve, wakil ketua osis yang hilang dari 2 hari yang lalu. Wajahnya eve sangat pucat, ia takut kalau orang itu benar benar akan menyayat tubuhnya sama seperti mayat wanita yang sudah berbaring tanpa wajah itu.
Mayat itu sudah kehilangan kulit wajahnya, psikopat itu benar benar menyayat kulitnya habis sampai tidak ada yang tersisa sedikitpun
Eve mulai pasrah dengan keadaan ini, siapa, kenapa, dan apa yang terjadi sampai ia masuk kedalam semua masalah ini.
"Kenapa? Kenapa Lo bunuh semua temen temen gue? Apa salah gue sama Lo?!" Teriak eve yang cukup keras"Ihh, gede banget suaranya" ketusnya sambil menutup telinganya
Eve terus menangis, ia mulai pasrah, ia mulai menerima apa yang akan dia lakukan pada dirinya nanti.
"Kamu tanya kenapa kamu dan teman temanmu bisa seperti ini? Kamu yakin ga tau?"Eve menggelengkan kepalanya tanda ia tak paham
"Bener bener ga punya hati kamu. Tapi sini aku kasih tau" orang itu mendekatkan tubuhnya pada eve, mulut orang itu mendekat kearah telinga eve dan berkata
"Aku ga suka sama sikap kamu yang seenak jidat nge-buli orang. Buat orang nangis, buat orang terluka, sikap kamu udah ga bisa di maafin lagi. Kamu udah keterlaluan, kamu harus di kasih pelajaran." Jelasnnya yang membuat eve semakin menangis"Gue minta maaf, gua janji gue ga akan ngelakuin itu lagi. Gue mohon lepasin gue, gue takut"
"Yahh telat. Harusnya minta maafnya dulu, di saat kamu lagi menyiksanya. Kamu liat mayat teman teman kamu ini? Kasian ya mereka kedinginan, baju nya udah aku lepas." Orang itu membuka penutup wajah yang ia kenakan tadi. Eve terkejut saat melihat siapa orang di balik topeng itu.
"A..Ara!" Ujarnya terkejut
Ara membentuk senyuman di mulutnya, betapa senangnya Ara menyaksikan orang orang yang ia benci seketika tidak bernyawa di hadapannya. Kegembiraan terpancar jelas di wajahnya yang cantik.
"Oh ya. Kamu ingat sama ini?" Ara menunjuk pisau ke arah leher sebelah kanannya. Terlihat jelas di mata eve bekas luka sobek di leher Ara.
"Ini kamu yang buat loh. Kalo kamu ga inget, aku bakalan ingetin kamu..."Flashback on
"Bawa dia ke toilet"
Eve, vany, dan Olla membawa Ara ke sebuah toilet yang sudah ada Dey di sana.
Mereka bertiga menyeret Ara dengan kuat sampai Ara merasakan kesakitan pada lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
T R A U M A
Teen FictionTrauma yang di alami memiliki dendam. Kejadian yang mengecewakan sudah terbalaskan. Setiap luka tidak semuanya memiliki darah. Harapan kebahagiaan ada di tangannya sekarang, jangan membuatnya kecewa, sekali ia merasakan kecewa, pasti akan ada yang d...