SENYUMAN

248 39 6
                                    

Kita berjalan beriringan, berbincang, sambil berpegang tangan. Tanpa bosan aku memberinya sebuah senyuman, agar dia bisa menikmati senyuman ku setiap saat. Dia pernah bilang, senyuman ku sangat indah, senyuman ku sangat ia suka. Baginya senyuman ku adalah segalanya, dia tak bosan untuk menyuruh ku untuk tetap tersenyum.

Minuman nya kali ini sudah ia habiskan, tak tersisa.
"Tumben banget di habisin? Biasa nya cuma di anggurin doang" tanya ku

"Oh ya novel yang biasa kamu baca kemana?" Tanya ku sekali lagi

"Novelnya aku taruh di rumah, udah selesai di baca" jawabnya

Jujur saja hari ini adalah hari dimana aku bisa merasakan kebahagiaan dalam hidupku. Berjalan berdua bersamanya itu sudah biasa, tetapi berjalan berdua bersamanya dengan status kita yang sudah pacaran, itu luar biasa senang nya. Memegang tangan ku setiap saat, memeluk ku di kala suka, mencium pipi ku kalau sedang merindu, itu sangat membahagiakan bagi ku. Benar ternyata, kebahagiaan ku cuma ada di dia, tak ada lagi yang membuat ku bahagia selain dia.
"Habis ini kita mau kemana?" Tanya Vivi sembari memegang lenganku

"Hmmm... Kayanya nonton seru deh, kita ke bioskop yuk. Jarang banget kita kesana" ajak ku yang super senang

"Boleh, ayok" ajaknya yang menggandeng tanganku

Aku duduk tepat di sebelahnya, dengan perasaan senang dia tak ingin melepaskan genggaman nya dari genggaman ku. Sungguh aku di buat terbang di buatnya.

Film yang kali ini kita tonton adalah film horor, aku sengaja memilih film ini untuk kita tonton. Siapa tau saja wanita di sebelah ku ini merasa ketakutan dan memeluk ku tanpa sadar, aku semakin tak sabar untuk melihat ekspresi ketakutannya.

Film sudah di mulai dari tadi, tapi ekspresi Vivi biasa saja saat menonton filmnya. Kenapa? Apakah ia merasa tidak ketakutan, tapi menurutku film yang kita tonton hari ini sangat seram.

"Aaaaah!" Teriak ku kuat

Sial ternyata aku yang takut bukan dia

Vivi hanya tersenyum melihat tingkah ku. Apa kah ini karma? Ingin menakuti seseorang tetapi dirinya sendiri yang penakut

"Kak serem banget film nya" ujar ku yang terus memeluk nya kuat

"Kan kamu yang pilih film nya, masa kamu yang takut" balasnya dengan sumbiran senyum di wajahnya

"Tadinya kan aku mau nakut nakutin kak Vivi biar meluk aku, tapi malah aku yang takut"

"Kamu mau di peluk? Sini aku peluk"

Dia mulai memeluk ku dengan tulus, ujung kepala ku di cium olehnya dengan lembut. Aku tersenyum di pelukannya, momen kali ini tak akan pernah ku lupakan.

Vivi menyudahi pelukannya, dia menatap ku dengan tatapan lekat. Apa yang ingin dia lakukan?

Cup...

Benda lunak itu mendarat mulus di bibir ku. Dia mencium bibir ku dengan lembut, kenapa? Kenapa di sini? Kalau di lihat sama orang gimana?

Dia terus melumat bibir ku mulus. Tanpa sadar aku mengikuti pergerakan lidahnya yang mulai bermain dengan lidah ku. Ciumannya sangat agresif, aku sampai terpingkal di buatnya. Nafas ku menderu hebat karena kehabisan nafas saat berciuman dengan nya. Dia mengakhiri ciumannya dan kembali menatapku

"Ini kan yang kamu mau?"

Mata ku terbelalak lebar, kenapa ia bisa berfikir ke sana? Aku hanya ingin pelukan dari nya, tapi kenapa dia mencium ku? Tak apa, itu bonus, aku pun menikmati nya, aku senang dia melakukan itu pada ku hari ini. Semoga saja tidak ada orang lain yang melihat kejadian ini. Sungguh sangat memalukan kalau sampai itu terjadi

T R A U M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang