Setelah kejadian itu Chika sudah jarang di ganggu oleh Dey dan temannya, entah ia harus bersyukur atau ia harus prihatin tentang kejadian yang menimpa mereka.
Chika melamun tanpa mendengarkan Vivi bicara, Chika tak sadar kalau sedari tadi Vivi sedang berbicara padanya. Chika seketika membuyarkan lamunan nya setelah mendapat sebuah sentuhan di pundaknya
"Kamu ga papa?" Tanya Vivi khawatir
"Engga, aku ga papa" jawabnya sembari mengaduk makanannya
Vivi berprasangka akan kejadian itu, ia yakin kalau Chika pasti trauma dengan kejadian yang membuat geger satu sekolah kemarin. Penemuan mayat tak berkulit itu membuat Chika dan Dey sangat merasakan ketakutan yang amat dalam.
Entah kenapa Chika selalu memikirkan hal itu, ia takut kalau korban selanjutnya akan datang lagi dari sekolah ini. Ke khawatiran nya sangat berlebihan, orang yang mati selalu dari orang yang sudah memperlakukan buruk Chika. Apa kah selanjutnya akan menimpa Dey? Pikir Chika sudah tidak bisa terkendali
"Aku takut kak, aku takut kalau orang yang udah melakukan ini akan terus memakan korban" lirihnya dengan memasang wajah takut
Vivi mendekat dan segara memeluknya dengan erat
"Tenang, ga akan ada satu orang pun yang bisa nyakitin kamu. Kamu bebas sekarang" ujarnya yang seketika membuat Chika kebingungan"Maksud kamu apa?" Tanya nya
Vivi hanya menggeleng kan kepalanya lalu mengajak Chika pergi.
^~^
Suara siulan bergema di dalam rumah Dey yang besar, membuat Dey menoleh ke arah suara itu berasal
"Pa... Papa udah pulang?" Panggilnya yang tak ada jawaban
Dey menghiraukan suara itu ia lanjut berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai 2.
Dey membuka ponselnya hanya sekedar melihat-lihat media sosial nya yang sangat ramai dengan ucapan bela sungkawa. Perasaan Dey sangat kacau pada saat ini, teman temannya yang selalu ada untuknya kini sudah meninggalkan nya. Kenangan yang tak bisa ia lupakan semakin jelas saat ia melihat foto mereka ber-4 di layar ponselnya
"Olla... Vany... Eve... Gue bakalan cari siapa orang yang melakukan ini pada kalian. Gue bakalan melakukan hal yang sama atas apa yang dia udah perbuat ke kalian" tegasnya dengan air mata yang berderai
Dey terus memandangi foto mereka berempat saat masih bersama sama.
Tok..tok..tok
Suara ketukan terdengar dari balik pintu kamarnya. Dey segara beranjak dari tempat tidur untuk membuka pintu yang di ketuk entah sama siapa.
Dey membuka pintu dan tidak ada siapa siapa di luar, ia mencari siapa yang sudah mengetuk pintunya tadi, tetapi hasilnya nihil, dia tidak menemukan seorangpun berada di depan kamarnya
"Bi kalau mau iseng jangan sekarang, gue cape!" Teriaknya yang tak di jawab
"Ga tau orang lagi cape apa!" Gerutunya lalu menutup pintu dengan keras
Dey kembali ke kasurnya dan mendapatkan sebuah pesan singkat dan sebuah foto dirinya yang sedang berdiri sendiri dikamar dari no yang tidak ia kenal
Malam Dey
Seneng banget hari ini bisa ketemu kamu. Kamu jangan sedih, kamu pasti akan ketemu sama teman teman mu nanti. Sampai ketemu di lain hari😊Dey melempar ponselnya ke bawah, ia merasa kalau sedang di teror oleh orang yang sudah membuat teman temannya mati.
"Siapa Lo?! Keluar kalau berani! Gue tau kalau Lo ada di sini, keluar!" Teriaknya dengan lantang
KAMU SEDANG MEMBACA
T R A U M A
Teen FictionTrauma yang di alami memiliki dendam. Kejadian yang mengecewakan sudah terbalaskan. Setiap luka tidak semuanya memiliki darah. Harapan kebahagiaan ada di tangannya sekarang, jangan membuatnya kecewa, sekali ia merasakan kecewa, pasti akan ada yang d...