Kejadian yang menimpa Dey pada hari itu mengisahkan banyak perbincangan yang hangat, polisi masih setia menyelidiki penyebab terjadinya Dey lompat dari atas gedung dengan tubuh yang penuh luka tusukan pisau.
Tidak ada bukti yang memperjelas kasus ini. Kasus yang terjadi pada hari itu menyisakan banyak pertanyaan yang bingung untuk di ungkap oleh kepolisian.
"Apakah penjahat dari semua ini orang yang sama atas kejadian yang sebelumnya?" Sekarang polisi semakin menduga kalau pelakunya adalah orang yang sama atas kejadian yang menimpa teman teman Dey pada saat itu. Tidak hanya itu, kemungkinan besar polisi menduga kalau kasus kematian yang menimpa masing masing dari mereka adalah orang yang memiliki dendam pribadi pada korban.
Bukti bukti kuat di setiap penemuan mayat tidak pernah di temukan. Pelakunya cukup lincah, polisi rasa.
"Kita harus cari pelakunya secepatnya pak, kalau pelaku tidak segera di temukan, masalah akan semakin besar dan korban akan menjadi semakin banyak" jelasnyaDalang di balik semua kejadian ini tidak pernah merasakan ketakutan saat melakukan tindakan nya, wajah santai sangat terlihat jelas dari keduanya. Bahkan saat polisi mencari nya pun ia tidak pernah merasa takut, malah ia akan melakukan tindakan nya itu sekali lagi.
"Gue tau pasti Lo yang ngelakuin semua ini kan, Ra?!" Gumamnya penuh dengan nada benci
Feby sangat benci dengan wanita yang selama ini telah meneror adiknya, ia berjanji pada dirinya sendiri kalau suatu saat ia pasti akan menemukan wanita itu dan akan melakukan hal yang sama atas perbuatannya pada Dey.
Tidak hanya itu, Feby ingin sekali menyiksa terlebih dahulu wanita itu sebelum ia membunuhnya nanti.
"Gue akan cari Lo kemanapun Lo pergi, Ra!"°=°
Setelah kejadian itu sekolah terpaksa di tutup untuk sementara karena masih banyak polisi yang harus menyelidiki kasus kematiannya Dey kemarin.
Hari ini Chika tidak pulang kerumah dan memilih untuk menginap di rumah Vivi. Karena ia tau, kalau ia pulang nanti pasti akan ada banyak pertanyaan yang membuat kesal sang penjawab karena pertanyaan nya membuat pusing kepala.
"Siapa yang melakukan itu ya kak?" Tanya Chika lesu karena baru saja bangun dari tidurnya
Vivi menggeser tubuh terlebih dahulu untuk memeluk Chika lalu menjawab sembari memeluk kekasihnya itu dengan erat "kenapa? Kamu takut?"
"Awalnya sih aku takut, tapi semakin orang orang itu pergi, aku jadi ingin berterima kasih sama orang yang udah buat mereka pergi" ketusnya yang membuat Vivi beranjak dari kasurnya.
Vivi pergi ke arah lemari untuk menggunakan kembali bajunya yang semalam ia lepas untuk melakukan sesuatu pada kekasihnya itu.
"Mau ketemu? Aku bisa bawa kamu buat nemuin dia" ujarnya sembari memakai bra nya"Kamu kenal sama orang itu?"
"Nanti aku jelasin semuanya, tapi kamu harus janji untuk ga kasih tau siapa siapa soal ini"
"Aku janji" balasnya lalu pergi menghampiri Vivi lalu menciumnya singkat
Vivi semakin berfikir kalau Chika nanti akan bersikap sama sepertinya kedepannya. Vivi merasa sangat senang sekaligus puas dengan keberhasilannya membuat orang itu mati di tangannya, begitu pun dengan keberhasilannya yang membuat Chika menjadi percaya kepadanya dan tak ingin lepas darinya.
Dia sangat bahagia atas kepergiannya orang itu, terlihat dari mimik wajah Chika pun yang sudah tidak khawatir dengan setiap kejadian yang berujung kematian orang terdekatnya. Vivi merasa itu adalah awal yang bagus, ini akan menjadi pertanda, akan kah Chika melakukan tindakan yang sama atas setiap kelakuan yang di buat oleh kekasihnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
T R A U M A
Teen FictionTrauma yang di alami memiliki dendam. Kejadian yang mengecewakan sudah terbalaskan. Setiap luka tidak semuanya memiliki darah. Harapan kebahagiaan ada di tangannya sekarang, jangan membuatnya kecewa, sekali ia merasakan kecewa, pasti akan ada yang d...