❝ satu hal yang pasti, ia terlampau diberkati atas kejutan yang telah semesta rencanakan untuknya. ❞
tw : age switch.
start : 26 januari 2021
end : 4 september 2021
#1 in seonghwa
#1 in hongjoong
#1 in seongjoong
#1 in ifoundyou
#1 in matz
park seonghwa, putra dari seorang pengusaha yang akhir-akhir ini usahanya kian membangkrut, terlilit oleh banyak hutang hingga rumah mereka disita.
lelaki itu tersenyum miris, lagi, menatap dirinya di depan cermin, dengan tatapan kosong.
memandang wajahnya yang penuh dengan lebam, dan darah segar yang mengalir dari bibir dan dahinya baru-baru saja.
pria itu hebat karena bisa memasang topeng yang tebal, namun sekuat apapun dirinya, ia juga manusia, ia juga memiliki kelemahan. ia merindukan ibunya, sangat, setiap malam ia selalu menangis sambil membuka album foto yang ia simpan.
kata-kata 'aku rindu mama' sudah terlalu sering ia ucapkan, bahkan tak terhitung berapa banyaknya, pemuda berusia tujuh belas tahun itu hampir mengakhiri hidupnya jika saja ayahnya tak menghentikannya.
namun seonghwa berharap terlalu tinggi, yang ia harapkan adalah kata-kata penenang dan pelukan hangat, tapi yang ia dapatkan hanya kata-kata yang makin menggores hatinya.
setiap hari ayahnya selalu dijadikan bahan bicara oleh para tetangga, beberapa bahkan sengaja mengupload gambar rumah seonghwa agar mudah ditemukan oleh grup yang mengincar ayahnya.
ayah pria itu sama sekali tak peduli dengan kehidupan anaknya, bahkan hingga seonghwa harus menerima raport pun, ayahnya tak mau datang. ayahnya bahkan tak tahu seonghwa sudah beberapa kali mengikuti lomba nasional dan memenangkan medali emas, seonghwa bangga, ia selalu menaruh medali yang ia dapat di sebelah makam ibunya.
seonghwa bahkan mendapat beasiswa full untuk masuk sekolah menengah atas, namun ia tak punya keberanian untuk berbicara dengan ayahnya, ia takut ayahnya akan merobek kertas itu, kertas sederhana itu adalah segalanya bagi seonghwa.
saat ibunya pergi, ayah seonghwa menyalahkan seonghwa, membuat seonghwa selalu menyalahkan dirinya sendiri.
dan pada hari itu, pukul dua malam, seonghwa sudah tak tahan, ia sudah mematangkan keputusannya.
ia akan kabur dari rumah.
seonghwa membawa semua barang-barang yang dibutuhkan, tak peduli bobotnya terlalu berat, asal ia berada jauh dari ayahnya.
meninggalkan secarik kertas yang ia taruh diatas kasurnya, ia akan pergi dari sacheon untuk merantau, dan menempuh pendidikan di seoul.
tak mungkin ia menyia-nyiakan kecerdasannya itu bukan?
ia menatap dirinya sekali lagi di depan cermin, kemudian menyemangati dirinya sendiri sebelum membuka jendela dan melompat keluar.
seonghwa tak tega meninggalkan ayahnya sendirian, tapi hanya ini jalan satu-satunya.
dan disinilah, kehidupan baru lelaki itu dimulai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.