10 - Jangan Kangen!

32K 4.7K 168
                                    

When I'm talking to you, hours feel like seconds - Illy

***

"Sebenarnya dia siapa?" tanya Axel, setelah berhasil mengusir Egha keluar dari gedung kantor, bahkan sampai dibantu security tadi. Sementara aku duduk di area ruang tunggu dengan napas yang pendek-pendek. Sedikit panik karena nggak menyangka akan datang hari seperti ini.

"Illy, tadi itu─"

"Mantanku," potongku cepat. Satu telapak tangan menutupi mulutku, masih nggak percaya dengan yang barusan terjadi. Ini nggak masuk akal, bagaimana bisa Egha berani datang ke sini, terutama bagaimana Egha sampai tahu aku ada di sini?

"Mantan? Dia stalking lo, atau gimana?"

Aku hanya menggeleng, karena aku sendiri nggak tau gimana Egha tahu aku bekerja di sini. Maksudku, Egha memang tahu kalau ini kantor pusat yang mengurusi usaha restoran Papa, tapi dia kan belum tahu kalau aku mulai terlibat di usaha keluarga ini. Atau itu hanya tebakannya yang beruntung? Kebetulan?

"Lo, mo gue anter pulang?" lanjut Axel masih berdiri di hadapanku. Kuperhatikan sesekali dia juga melihat ke arloji di tangannya.

Aku menelan ludah, sedikit membasahi kerongkongan yang mendadak terasa kering. "Mas Axel kalau mau duluan, nggak pa-pa. Lagian aku bawa mobil juga," jawabku sambil menyandarkan punggung ke sandaran kursi. 

Bukannya pulang, Axel malah menyeret kursi lain dan duduk di sampingku. "Jadi sekarang udah mau manggil Mas, nih?" 

Aku menoleh sekilas padanya, lalu menggeleng heran sambil memutar bola mataku. "Kalau nggak mau ya udah, balik ke Pak lagi," sahutku sewot. Sementara lawan bicaraku ini lagi-lagi tersenyum.

Aku sedikit menggeser dudukku agar siku kami nggak saling bersentuhan. Entahlah, menurutku Axel sedikit aneh hari ini. Mulai dari tiba-tiba datang ke meja kerjaku. Sampai sekarang malah ikut duduk di sampingku.

"Terus, kenapa mantan lo ini sampai ngedatengin lo ke sini? Belum terima lo putusin?"

Aku tertawa kecil sebelum menjawab, "Putusin? Yang ada tuh aku diselingkuhin ama dia ... nggak usah ngelihatin aku kaya gitu. I'm fine now. Udah move on kok, ya ... at least ngikutin ritme kerja di divisi ... Pak Axel, bikin aku lupa permasalahan cinta-cintaan yang nggak jelas itu." Sengaja aku iseng memanggilnya Pak lagi untuk menggodanya, tapi agaknya dia nggak terpengaruh tuh. Sial, gagal lagi!

"Terus tadi mo ngapain? Minta balikan?" cecarnya lagi dan lewat sudut mataku sempat sekilas terlihat dia menengok arlojinya lagi.

Kuhela napas panjang. "Ini emang salahku juga sih ...."

Axel menengok ke arahku, lagi-lagi memandang dengan tatapan iba.

"Udah kubilang jangan ngelihat kaya gitu."

"Kaya apa? Emang gue ngelihatinnya gini kok dari tadi. Lo-nya aja kali yang sensi. Gue nggak lihat lagi, nih." Akhirnya dia mengalihkan pandangannya ke depan.

Baru aku ingin membuka mulut untuk melanjutkan cerita, dia malah berkata lagi, "Nggak usah ngerasa bersalah, kalau emang bukan salah lo. Dia yang selingkuh─"

"Aku viralin mereka," selaku, yang membuatnya kembali melihat ke arahku, "awalnya aku udah nggak peduli, tapi karena mantan temenku itu posting di Twitter-nya dan malah playing victim─"

"Tunggu, temen lo?"

Ah iya, pastinya Axel semakin bingung dengan ceritaku. Lagi pula ini kan bukan urusannya, buat apa juga aku membagi masalah ini dengannya.

Cwtch (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang