Chapter 20

280 34 4
                                    

Akhirnya mereka tiba di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Entah berapa lama perjalanan mereka, yang pasti sekarang di Indonesia sudah siang hari dan cuacanya begitu panas.

"Panas banget." Keluh Taehyung ketika melihat ke luar pesawat.

"Ada apa?" So Hyun bertanya sambil berjalan menghampiri Taehyung.

"Tidak apa-apa. Ayo kita keluar."

"Yuk."

Mereka keluar dari pesawat, mengurus segala keperluan administrasi dan legalitas untuk tinggal beberapa saat di Bali. Setelah itu, mobil dari villa yang telah dibeli oleh Taehyung datang menjemput mereka.

"Mari, Tuan." Kata sopir dengan ramah kepada salah satu ajudan yang merangkap sebagai translator.

"Baik, terima kasih." Balasnya singkat.

Sesampainya di villa, So Hyun tampak takjub dengan kemewahannya. Ia belum mengerti bahwa villa itu sebenarnya bukan lagi hanya disewa, tetapi sudah dibeli oleh Taehyung.

"Wah, villa ini mewah banget, nyaman."

"Kamu suka?"

"Tentu saja, aku suka sekali." Jawab So Hyun dengan semangat.

"Syukurlah, berarti aku tidak salah memilih villa ini." Kata Taehyung. So Hyun tak menjawab, malah berjalan menuju ke kolam renang.

"Villa ini sangat cantik, langsung menghadap ke laut dan di sini juga ada kolam renang pribadi. Besok pasti aku akan berenang setiap hari."

"Jangan setiap hari, nanti kau bisa sakit." So Hyun berkata dengan lirih, namun dengan tiba-tiba Taehyung ikut berbicara memperingatkannya.

"Ah, tidak akan."

"Dasar ngeyel, untung saja aku sayang." Lirin Taehyung dan kemudian pergi menuju ke kamar utama.

Sebelum ke Bali, Taehyung memutuskan untuk membeli salah satu villa di Ayana Resort. Ia mengambil pilihan villa dengan dua kamar tidur yang langsung menghadap ke laut. Selain itu, ia juga menyiapkan beberapa kejutan kecil untuk diberikan kepada gadis pujaannya.

Sekarang Taehyung berada di dalam kamar, menggenggam dua tangkai mawar merah. Di situ juga ada sekotak cokelat mahal yang pasti akan diberikan kepada So Hyun.

Di saat yang bersamaan, So Hyun berjalan melihat setiap sudut villa. Hingga sekarang ia sampai di depan pintu kamar utama. So Hyun membuka pintu dan langsung berkadapan dengan Taehyung yang ternyata sudah berdiri dengan satu tangan yang berada di belakang badannya.

"Sejak kapan kau di sini?" tanya So Hyun yang sejujurnya terkejut karena kemunculan Taehyung.

"Sejak sebelum kau ke sini." Mereka saling bertatapan.

"Ini untukmu," ucap Taehyung sembari memberikan mawar yang ada di tangannya.

"Ah? Terima kasih." So Hyun menerimanya dan langsung mencium wangi mawar itu.

"Kalau aku memberikan hatiku, apa kau juga akan menerimanya dengan semudah itu?" Taehyung bertanya sembari terus menatap wajah cantik So Hyun.

"Mungkin." Jawab So Hyun dengan enteng.

"Kenapa hanya mungkin?"

"Karena aku masih belum terlalu mengenalmu."

"Dan jika sudah, apa aku memiliki kesempatan untuk bersamamu?"

"Aku tidak tahu, sejujurnya aku hanya takut jika ada seseorang datang, membuatku nyaman, dan akhirnya mengecewakanku." So Hyun menunduk khawatir.

"Aku tidak akan menyakitimu. Percayalah, aku berjanji."

"Jika itu benar, buktikanlah. Karena setiap wanita tidak membutuhkan janji, akan tetapi menunggu ia membuktikannya."

"Baiklah. Tunggu saja."

Beberapa saat mereka bertatapan. So Hyun sudah mulai salah tingkah, entah mengapa jantungnya menjadi berdetak tak karuan.

"I love you." Kata Taehyung.

"Sudah jangan bercanda terus, aku ingin beristirahat. Di mana aku bisa tidur?"

Taehyung malah terkekeh dan kemudian menuntun So Hyun menuju ke ranjang di kamar itu.

"Tidurlah di sini. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku di ruang tamu."

"Kita baru sampai, bukankah sebaiknya kau beristirahat terlebih dahulu?"

"Tidak apa, aku bekerja sekalian menunggumu. Nanti kita makan malam bersama di pinggir pantai."

"Benarkah?"

"Ya, tentu saja."

"Ya sudah, kamu cepat keluar. Aku ingin memejamkan mata, aku takut kamu macam-macam ketika aku lengah."

"Sejauh itu kah pikiranmu? aku benar-benar mencintaimu, aku tidak akan melakukan sesuatu yang membuatmu tidak nyaman."

"Yayayaa."

"Ya sudah, aku keluar. Selamat tidur, my love."

"Ya."

Taehyung keluar dan menuju ke ruang tamu untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya. So Hyun yang berada di kamar, belum jadi memejamkan mata. So Hyun sudah merebahkan diri, tetapi ia menatap langit-langit kamar sembari memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh Taehyung.

"Maaf. Aku belum siap. Aku hanya takut jika suatu saat nanti harus menjadi sasaran para penggemarmu. Jadi, tolong jangan membuatku terlalu nyaman dan kemudian jatuh cinta kepadamu." Ucap So Hyun lirih dan kemudian terlelap dalam tidurnya.

Malam telah tiba, tetapi hujan turun semakin deras. Taehyung memutuskan untuk makan malam di dalam villa saja, ia tak mau jika air hujan sampai jatuh mengenai kulit atau bahkan pakaian So Hyun. Ia tak mau So Hyun sakit karena tersentuh oleh air hujan.

"Hujan. Maaf kita tidak jadi makan di luar." Ucap Taehyung ketika melihat So Hyun sudah berjalan mendekatinya.

"Iya, tidak apa-apa. Rasanya tubuhku juga lelah sekali."

"Maaf, pasti kau lelah karena ikut aku ke sana kemari. Besok aku akan memesankan spa untukmu."

"Tidak apa, mungkin aku hanya perlu tidur saja."

"Ya sudah setelah ini kau bisa tidur lagi, tapi besok aku akan tetap memesankannya untukmu."

"Ya, terserah kamu saja." 

Mereka berdua makan bersama dan sesekali Taehyung mengajak So Hyun bercanda. Tapi respon yang diberikan oleh gadis di depannya benar-benar menandakan bahwa ia lelah dan tak ingin bercanda.

Acara makan malam sederhana mereka telah selesai, So Hyun kembali ke kamar untuk tidur dan Taehyung juga kembali ke ruang tamu untuk melanjutkan pekerjaannya.

Setelah hampir tengah malam, Taehyung sudah selesai dengan urusan pekerjaannya untuk hari ini. Dia berjalan menuju ke kamar utama untuk sekedar melihat wajah tenang So Hyun, mencium keningnya dan kemudian kembali ke ruang tamu. Ia merebahkan diri di sofa, memainkan ponselnya, dan dengan tidak sengaja ia tertidur di sofa ruang tamu.

Saat pagi hari, So Hyun bangun terlebih dahulu. Ia keluar dari kamar untuk mencari Taehyung yang ternyata tak ada di sebelah kamarnya. So Hyun menemukan Taehyung tidur di sofa, ia memutuskan untuk mengambilkan selimut dan menyelimuti Taehyung. So Hyun berhenti sejenak saat wajahnya begitu dekat dengan Taehyung, ia menatap wajah Taehyung lekat-lekat dan mengelus pipinya sekilas.

So Hyun kembali ke kamar dan tidur lagi, ia takut jika perlakuannya barusan dipergoki oleh Taehyung. Ia tak mau Taehyung terlalu percaya diri karena itu. Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa wajah Taehyung memang terukir dengan sempurna.

Setelah beberapa jam, Taehyung terbangun. Dengan setengah kesadaran, ia berjalan menuju kamar yang terletak di sebelah kamar So Hyun. Membuka pintu, berjalan menuju ranjang, merebahkan diri dan langsung memeluk guling yang berada di atas kasurnya.

Ha? Guling? Bukankah kemarin di villanya ini tak ada guling sama sekali? Jadi? Dari mana datangnya guling itu?

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang