Chapter 2

531 77 17
                                    

So Hyun mencari tempat duduk kosong, dan yang ia temukan hanya di depan Shi Jin. Setelah duduk, ia menopang dagunya dan mulai merasa bosan. Sedetik kemudian, ia melihat sunbae bersulang gelas bir dengan Shi Jin.

"Tertarik apanya? Jelas-jelas ia tak menyukaiku. Sadarlah So Hyun!" Ia merutuki dirinya sendiri sembari berusaha menyadarkan Chanyeol yang dalam keadaan mabuk berat sedang bersandar dibahu kanannya.

Setelah berkali-kali mencoba menyadarkan Chanyeol dan hasilnya adalah nihil, So Hyun melihat sunbae berjalan menjauhi meja sambil menatap serius ponsel ditangannya. Saat itu juga, ponsel So Hyun berbunyi pertanda adanya pesan baru yang masuk.

Sunbae
Apa kau mau berkeliling di taman bersamaku? Bagaimana jika kita pergi berdua? Apa kau bersedia?

Saat itu pula So Hyun membayangkan dirinya berdiri kemudian berjoget di situ juga, namun kenyataannya ia hanya berdiri sembari berteriak, "iya, aku mau!" Suara itu terdengar cukup keras hingga mampu membangunkan Chanyeol yang bersandar dibahunya dan mengagetkan seluruh teman satu mejanya.

"Apa yang kau lakukan? Kau mengagetkanku! Dan mengapa kau berbicara sendiri? Apa yang kau katakan tadi?" Suara Chanyeol terdengar masih setengah mabuk.

"Benar, apa yang kau katakan?", "ada apa?" Sahut temannya.

So Hyun kembali duduk menahan malu sambil menatap punggung sunbae dari kejauhan, terlihat sunbae sedikit melihat ke arah So Hyun dengan senyuman khasnya kemudian kembali melihat layar ponselnya.

Sunbae
Baiklah, lima menit lagi kita pergi ke taman. Aku akan menunggumu di depan cafe.

Sunbae
Kau terlihat sangat cantik hari ini.

"Kau terlihat sangat cantik? Apakah aku sudah membuatnya jatuh cinta?" Batin So Hyun dengan senangnya.

Lagi-lagi So Hyun dibuat gila oleh kalimat manis dari lelaki tampan itu, perutnya seperti tergelitik dan hatinya bermekaran. Tanpa membalas pesan itu, So Hyun langsung bersiap menuju ke depan cafe.

"Akhirnya sunbae menyukaiku, kisah cintaku pasti akan segera dimulai." So Hyun ingin menari kegirangan saat itu juga.

Setelah beberapa saat mengelilingi taman, mereka berdua melewati jembatan remang yang mulai sepi. Selama berjalan, So Hyun selalu mencuri pandang ke arah sunbae. Mereka berjalan bersama, tangan mereka berdekatan namun tak saling berpegangan.

"Akh!" Sepatu tinggi So Hyun tak sengaja menginjak batu kecil dan membuatnya hampir terjatuh.

"Apa kau tak apa?" Tangan Tae Kwang langsung menangkap tubuh So Hyun yang saat itu hampir terjatuh.

"Iya, aku baik-baik saja." Jawabnya sembari menatap senyum sunbae yang membuatnya semakin mabuk asmara.

Waktu terasa berhenti. Dalam bayangan So Hyun, ia dan sunbae berdansa di taman indah yang tadi mereka kelilingi. Bayangan itu amat nyata, mereka terlihat tersenyum bahagia. Namun bayangan itu sirna saat pertanyaan sunbae mengejutkan So Hyun.

"So Hyun, kakimu pasti sangat sakit bukan?"

"Iya, Sunbae." So Hyun menjawab dengan otaknya yang masih dimabukkan oleh bayangan indah bersama pujaan hatinya.

"Apa kau perlu beristirahat? Bagaimana jika kita mampir istirahat sebentar?" Tae Kwang mengatakan sembari menatap So Hyun dengan senyuman mautnya.

"Baiklah, Sunbae." Kemudian So Hyun mulai melihat sekeliling, ia ingin mengetahui dimana Tae Kwang akan mengajaknya beristirahat. Saat So Hyun menyadari bahwa tujuannya tersebut adalah sebuah Motel, ia langsung terpaku tak percaya menatap Tae Kwang.

Tae Kwang menarik tangan So Hyun menuju ke meja resepsionis, mereka berjalan perlahan menuju wanita cantik di belakang meja resepsionis. So Hyun melihat ada seorang lelaki mabuk yang berjalan menuruni tangga bersama seorang wanita dengan pakaian amat terbuka.

"Apa ini? Mengapa ia melakukan ini padaku?" Batin So Hyun mulai menolak, diantara ketakutan, ia mulai sadar dari mabuknya.

"Silahkan. Disini harganya lumayan murah." Kata wanita di meja resepsionis.
"Ajaklah temanmu masuk ke sini."

"Kemarilah, So Hyun. Tak apa." Tae Kwang coba menawarkan tangannya kepada So Hyun yang masih terpaku di dekat pintu masuk. Motel itu tak terlalu besar, meja resepsionis berada lurus dari pintu masuk, dan di sebelah kanan meja resepsionis ada tangga yang tak terlalu besar.

"Sunbae." Kata So Hyun dengan suara melemah.

"Ya? Kemarilah." Tae Kwang menjawab dengan santainya.

"Aku ingin pulang." So Hyun tertunduk takut saat tangan kanan Tae Kwang mulai merangkul bahunya.

"Mengapa kau ingin pulang? Bukannya kakimu sakit? Kita akan beristirahat sebentar saja." Tae Kwang menjelaskan panjang lebar, tangan kirinya mulai melingkar ke pinggang So Hyun.

Saat Tae Kwang mendekatkan wajahnya ke wajah So Hyun, So Hyun mendorong dada bidang sunbae. Ia berlari meninggalkan Tae Kwang di Motel itu untuk mencari halte terdekat. Namun setelah berjalan cukup jauh, ia belum juga menemukan halte bus. So Hyun sendirian, ia menangis di tengah hujan, hatinya bagai tersambar petir. Hujan yang turun semakin deras membuat tangisnya membias.

"Mengapa ini terjadi padaku? Aku hanya ingin membuatnya memperhatikanku. Aku hanya ingin ia menyukaiku, bukan ini yang aku mau!" So Hyun terus menangis mengingat apa yang telah terjadi padanya.

Akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dan duduk di sebuah bangku taman. Ia terus menangis menahan sakit hatinya dan menahan perihnya luka dikakinya karena seseorang yang bahkan tak menyukai dirinya. Ia melepaskan sepatu yang telah menyakitinya dan kemudian melemparkannya ke sembarang arah.

So Hyun kembali tertunduk dan menangis, hingga ia melihat kaki seseorang berdiri di depannya. Ia tak merasakan derasnya hujan lagi. Saat So Hyun melihat ke atas, sudah ada seseorang yang rela kehujanan dan membawakan payung untuk meneduhkannya.

"Apa yang kau lakukan disini? Kau bisa menyakiti dirimu sendiri."

"Mengapa kau membawakan payung untukku? Biarkan air hujan menghapus perihnya luka dan air mataku." So Hyun masih menangis sesegukan.

"Bangunlah! Ayo masuk ke mobilku."

"Tak perlu, aku akan pulang dengan bus. Tapi bagaimana kau tahu aku ada disini?"

"Saat aku akan memasuki mobilku, aku melihatmu dari kejauhan. Aku mengikutimu dan ternyata kau memasuki Motel bersama dengan Tae Kwang."

"Jadi kau tahu...?" Sontak So Hyun menatap mata Chanyeol yang berkata dengan santainya.

"Ayo, aku tak akan membiarkanmu mencari bus hingga semalam ini dan apa kau akan membiarkanku mati kedinginan?" Kata Chanyeol sembari menarik tangan So Hyun, akhirnya ia pun menuruti apa kata Chanyeol.

Sesampainya di dalam mobil, So Hyun masih menangisi apa yang terjadi. Ia mengusap air mata yang terus membasahi pipinya. Apa yang terjadi padanya itu sangat memalukan, bagaimana jika orang lain dengan mudah menyalahkannya?

"Gunakan handuk ini untuk mengusap badanmu." Ucap Chanyeol sembari memberikan handuk yang entah ia ambil dari mana. So Hyun mulai mengeringkan muka dan badannya yang basah kuyup.

"Aku tahu Tae Kwang memiliki sifat itu, karena itulah aku mengikutimu. Aku tak ingin kau menjadi korban selanjutnya." Chanyeol berkata sembari memasangkan sabuk pengaman untuk So Hyun.

"Saat aku melihatmu memasuki Motel, aku segera bergegas ingin menghampiri dan menarikmu pergi dari situ. Namun ketika aku baru saja keluar dari mobilku, aku melihatmu berlari meninggalkan Tae Kwang di Motel itu, dan aku terus mengikutimu." Chanyeol menjelaskan apa yang ia alami beberapa saat yang lalu, So Hyun hanya mendengarkan sembari diam menatap ke jalanan yang basah karena hujan.

"Apa kau lapar?" Tanya Chanyeol tiba-tiba dan So Hyun hanya menggelengkan kepala.

"Baiklah. Aku akan mengantarmu pulang." Chanyeol mengelus puncak kepala So Hyun penuh cinta.

"Apakah kisah asmaraku akan berhenti begitu saja? Mengapa ini terjadi padaku?" Batin So Hyun tak terima dan air mata kembali mengalir.

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang