"Apa yang kau lakukan disini? Pergilah!" Bentak So Hyung sambil menangis.
"Aku tak akan pergi sebelum kau menjelaskan apa yang terjadi." Jawab Taehyung dengan mantap.
So Hyun menatap lelaki yang menutup rapat dirinya dengan hoodie jaket.
"Apa kau tak mengenaliku karena sekarang aku terlalu tampan?" So Hyun hanya diam dan terus menangis saat menatap wajah Taehyung.
"Apa kau menangis?"
"Kim So Hyun? Apa kau benar-benar menangis?""Iya! Kau pikir aku tertawa? Apa kau gila? Apa kau tak melihatku sedang menangis seperti ini? Jelas-jelas aku terisak dalam tangis! Mengapa kau masih bertanya padaku?"
Begitu So Hyung melihat senyum di wajah Taehyung yang sehangat dahulu, rasanya ia ingin meluapkan seluruh kekesalan kepadanya.
"Apa kau menangis karena aku dahulu tak pernah meminta maaf? Apa kau marah karena kemarin aku tak langsung menghubungimu? Apa kau kesal karena aku menghilang darimu?" Taehyung melempar banyak pertanyaan kepada So Hyun, namun hanya tangis yang menjadi jawaban. Sedetik kemudian, Taehyung merengkuh tubuh So Hyun ke pelukannya. So Hyun hanya bisa menangisi semua masalah dan kisahnya yang pelik.
"Maafkan aku, So Hyun. Setelah aku mengikatkan sepatumu, aku harus segera masuk ke mobil untuk tampil di tempat lain. Karena itulah aku tak bisa langsung meneleponmu. Maaf. Aku tak berbohong padamu, aku telah berkata jujur. Maafkan aku, So Hyun." Taehyung mengeratkan pelukannya pada seseorang yang selama ini ia cari.
"Mengapa kau tak pernah berubah? Mengapa kau masih suka meminta maaf kepadaku? Mengapa masih sama persis seperti dahulu?" So Hyun menahan tangisannya.
Taehyung menyadari bahwa di depan ada segerombol anak sekolah yang menyadari keberadaannya sebagai idola, Taehyung melepaskan pelukan dan segera menutup kepala dengan hoodie jaket kemudian merapikannya. Ia menarik tangan So Hyun untuk berlari menghindari kerumunan para penggemar. So Hyun bingung namun ikut saja.
"Taehyung, berhenti!", "oppa!", "Taehyung tunggu!", "seharusnya aku memotret Taehyung terlebih dahulu, bodohnya aku!" Teriak para anak sekolah yang mengejar mereka.
Saat berlarian itu, So Hyun teringat kenangan saat sekolah dahulu. Ia sering berlarian bersama Taehyung sambil berpegangan tangan, dan sekarang mereka sedang melakukannya lagi. Itu sangat menyenangkan baginya.
Setelah berbelok memasuki gang kecil, mereka bersembunyi di balik tanaman yang sekiranya bisa menutupi tubuh mereka berdua. Anak sekolah tadi sudah melewati mereka dan mungkin sudah cukup jauh.
So Hyun menatap Taehyung yang masih berusaha mengatur napasnya, lalu ia tersenyum karena sadar bahwa tangan mereka masih berpegangan erat.
"Mengapa kau menatapku seperti itu? Apa yang kau tertawakan?" Tanya Taehyung ketus karena ia pikir sedang menjadi bahan tertawa So Hyun. Kemudian mereka tertawa bersama, menertawakan sebuah rasa yang tak mudah untuk dijelaskan. Setelah dirasa aman, mereka keluar dari tempat bersembunyi.
"Mau kemana kau? Apa kau akan membiarkanku dikejar oleh anak sekolahan itu lagi?" Kata Taehyung setelah melihat So Hyun berjalan pergi menjauh.
"Aku ingin pulang, aku lelah."
"Aku akan mengantarkanmu sampai ke rumah."
"Pulanglah, bodoh! Aku ingin segera beristirahat di rumah." Bentak So Hyun.
"Sayangnya aku tak mau pergi sebelum memastikan kau aman dari para penggemarku." Taehyung beralasan agar bisa ikut dengan So Hyun, ia menatap manja wajah So Hyun, kemudian melempar senyuman yang membuat So Hyun makin kesal.
"Mengapa kau harus melakukan itu? Kau bertingkah seolah kita begitu dekat. Pergi dan beristirahatlah untuk penampilanmu selanjutnya." Dengan penuh rasa kesal, So Hyun masih berusaha menyuruh Taehyung pulang.
"Aku tak mau." Masih dengan muka tengilnya, Taehyung berhasil membuat So Hyun menyerah untuk memintanya pergi. Mereka berjalan menuju apartement So Hyun.
"Aku ingin membeli beberapa soda di sini, kau tunggu di luar saja." Kata So Hyun, lalu ia memasuki minimarket dan membeli beberapa soda.
"Kau lama sekali. Aku hampir saja ketahuan oleh para penggemarku." Taehyung kesal karena harus menunggu lagi.
"Aku tak pernah memintamu mengikutiku, itu salahmu sendiri."
"Tapi, mengapa kau membeli soda lagi? Bukankah baru saja kau menghabiskan banyak soda?"
"Apa kau bodoh? Sodaku berada di kantung yang tadi kau jatuhkan saat kita berlari." So Hyun mencubit lengan kiri Taehyung.
"Ehehe, maafkan aku. Bisakah kau berbicara tanpa mencubitku?" Tangan kanan Taehyung mengelus lengan kiri yang telah dicubit oleh So Hyun.
"Tidak!" Jawab So Hyun tak peduli dan terus berjalan menuju ke apartement.
"Kau tak pernah berubah, dan rasaku juga tak pernah berubah untukmu, So Hyun." Ucap Taehyung lirih, lalu ia sedikit berlari mengejar So Hyun yang sudah berjalan terlebih dahulu.
"Aku sudah sampai di depan pintu apartement, pulanglah!"
"Apa kau amat pelit hingga tak membiarkan tamu masuk ke dalam apartement?" Kata Taehyung sembari mengalihkan pandangannya.
"Dasar lelaki, memang semua perkataannya tak bisa dipegang!"
"Bolehkah aku masuk dan menikmati soda itu bersamamu?" Taehyung tersenyum sambil menunjuk kantung plastik yang dipegang oleh So Hyun.
"Setelah minum soda, kau harus pulang. Temanku akan segera datang dari klub."
"Mengapa aku tak boleh bertemu dengan temanmu? Kau takut aku menyukainya? Apakah masih ada rasa cemburu dalam hatimu?" Taehyung mulai berani menggoda So Hyun.
"Yeon Seo adalah penggemar beratmu, ia sangat mengidolakanmu. Kau bisa menjadi tawanannya jika ia tahu kau kemari."
"Emm.. Baiklah kalau begitu."
"Masuk dan duduklah di sofa itu." So Hyun menyuruh Taehyung masuk ke apartement dan mempersilahkannya duduk di ruang tamu.
"Terima kasih, nona cantik." Kalimat Taehyung mulai berani, ia sudah tak sungkan lagi untuk menggoda So Hyun.
"Dasar gila!" So Hyun pergi ke kamarnya dan kemudian berganti pakaian. Ketika ia membuka almari pakaiannya, ia menemukan album kenangan saat ia masih satu sekolah dengan Taehyung. So Hyun membuka dan melihat album itu, ia tersenyum lebar mengingat kenangan indah bersama Taehyung. Setelah bernostalgia, ia kembali ke sofa ruang tamu, namun Taehyung tak ada di situ.
"Taehyung? Apa kau sudah pergi?"
"Taehyung?" So Hyun memanggil nama Taehyung dan kemudian pintu kamar mandi di sebelah kamar Yeon Seo terbuka."Kau tak memiliki handuk bersih di sini?" Kata Taehyung sembari mengeluarkan sebagian kepalanya ke celah pintu.
"Hei! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau tak sopan sekali? Keluar dan pergilah dari sini!" So Hyun mengatakan penuh penekanan.
"Badanku sangat lengket karena keringat saat berlari tadi, tak bolehkah aku menumpang mandi di sini? Dan.., aku sudah melepas seluruh pakaianku, apa kau mau melihatku telanjang?"
So Hyun membalikkan badannya membelakangi Taehyung.
"Jangan berani kau keluar telanjang! Cepat selesaikan mandimu dan aku akan mengambilkan handuk." So Hyun berlari ke kamar untuk mengambil handuk bersih di almari."Dia masih sama polosnya seperti dahulu. Aku mencintaimu, Kim So Hyun." Taehyung berkata lirih dan kemudian menutup pintu kamar mandi untuk menyelesaikan ritual pembersihan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Idol
Fanfiction"Saat aku melihatmu memasuki Motel, aku segera bergegas ingin menghampiri dan menarikmu pergi dari situ. Namun ketika aku baru saja keluar dari mobilku, aku melihatmu berlari meninggalkan Tae Kwang di Motel itu, dan aku terus mengikutimu." Selamat...