PSAP 3

404 28 6
                                    

Setelah mereka menghabiskan belajar di rumah selama seminggu. Mereka di perbolehkan bersekolah seperti biasa. Tapi dengan catatan semua fasilitas yang diberikan ditarik. Seperti kartu kredit mereka yang di tarik dan mobil yang selalu mengantar jemput mereka berganti bis umum.

***

Jam menunjukkan ukul 17.00 yang berarti mereka sudah pulang dengan kegiatan di sekolah. Kecuali Wendy, dia masih di rooftop sekolah sendirian. Mengikuti hembusan angin yang menerpa tubuhnya.

" Andai aja gue bisa jadi angin, yang bebas pergi kemana aja tanpa aturan. Benci banget hidup gue yang flat." Gumam Wendy sambi mengeluarkan isi tasnya.

Isi tasnya adalah rokok, satu bungkus rokok yang ia beli dengan meminta tolong eonni mata duitan tadi. Yah ini pertama kalinya dia merokok dan dia langsung bisa beradaptasi. Ternyata merokok tidak seburuk yang dia pikir.

" Enak juga rokoknya, tau dari dulu mending gue ngerokok aja. Ga nyesel gue." Gumam Wendy ada dirinya sendiri.

" Wah, murid teladan juga bisa ngerokok ya." Sindir lelaki itu.

" Cih.." Decih Wendy mematikan rokoknya dan langsung pergi.

" Sungguh menarik ternyata gadis itu." Batin pria itu.

" Itu siapa ya, kok gue belum pernah liat sih apa mungkin dia menjemputnya adiknya ya? Tapi kenapa dia bisa tau gue murid teladan? Oh benar itu terpampang di mading bersama saudara gue lainnya. Tapi disitu gue dan para saudara gue di tulis penerima beasiswa dan juga sekarang sudah tidak di antar jemut oleh mobil itu, mungkin orang-orang juga berikir itu mobil murahan padahal itu mobil klasik. " batin Wendy yang ngelantur sampai kemana-mana.

Yah para saudara itu selalu mendapatkan beasiswa agar menyamarkan bahwa dirinya bukan Cuma dapat nama orang tuanya. Juga ketika menggunakan kartu kredit, mereka pasti melakukan tarik tunai agar tidak curiga. Aneh bukan?

***

Jika Wendy merokok dirooftop, berbeda dengan Irene, Seulgi, Jennie dan juga Joy. Mereka mengunjungi sebuah club yang terpencil tempat anak sekolah untuk menongkrong.
Mereka masuk setelah berganti baju seragam mereka dengan baju biasa.

Irene yang berganti baju di sauna sekalian mandi, Seulgi berganti baju di toilet umum, Jennie berganti baju di toilet club tersebut dan Joy berganti baju di toilet sekolah. Ada untungnya mereka tidak diantar jemut.

Irene saat ini sedang duduk di meja bar dan memesan vodka sedangkan Seulgi tidak jauh di sebelahnya. Berbeda dengan Jennie dan Joy. Jennie lebih memilih duduk di sofa dengan dilayani oleh pelayanan sedangkan Joy meliuk-liukkan badannya di dance floor.

Jam masih jam 18.30 KST tapi tempat ini sudah ramai. Jika dihitung, mereka di club ini sudah ada satu jam lebih.

" Cih,. Menyebutku seorang jalang padal dia sendiri yang seperti jalang. Meliuk-liukkan badannya seperti cacing keanasan. Gue harap keprawanannya di ambil hari ini."
Gumam Irene dan diikuti dia keluar dari club karena akan pulang.

Hal tersebut diikuti oleh adik-adiknya. Beruntung para adik-adiknya tidak dalam kondisi mabuk. Mereka berjalan depan belakang, mengarah ke toilet dan berganti seragam sekolahnya. Mereka pulang menggunakan bus yang sama tetapi berbeda tujuan. Tanpa saling menyapa, mereka bisa membuktikkan bisa hidup.

PRETTY SAVAGE AND PSYCHO [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang