© [Naruto punya sensei Masashi Kishimoto!!]
∘₊✧──────✧₊∘
꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚
Chapter sebelumnya..."Anda sedang luang, kan? Kalau begitu... Apa anda mau pergi ke pantai bersama saya?"
- Your Light -
•■■■■■■■•
Hinata menatap lama wajah Sasuke, menunggu pria ini meng'iya'kan ajakannya untuk pergi ke pantai, oh~ ayolah! Mumpung cuma sedang bagus dan kondusif, Hinata ingin menikmati setidaknya 1 kali bolos sekolah. Jarang-jarang anak teladan sepertinya dapat menikmati satu hari tanpa mendengarkan celotehan yang jelas sudah otaknya terekam diluar kepala. Masa pria ini tidak peka!?
"Okinawa itu jauh, perlu 1 hari full untuk sampai di sana dan lagi, memangnya berapa uang yang kamu bawa? Apa itu cukup untukmu makan dan minum, serta menyewa hotel?" tanya Sasuke datar, menusuk tepat dihati seseorang Hyuga Hinata. Gadis itu akhirnya sadar rencananya untuk pergi ke pantai terhalang dana dan waktu... Arghh!!! Kenapa harus begini~😭
Tanpa Hinata sadari, pipinya mengembung, kesal dan kecewa secara bersama karena tidak bisa merasakan udara asin laut. Sementara Sasuke, si pematah semangat, menyaksikan reaksi murung Hinata dengan wajah triplek. Tapi dalam hati gelabakan karena baru saja menghancurkan suasana hati 'calon istri'.
"Tapi, jika kamu memang sebegitu 'ingin' pergi ke sana, aku bisa saja mengantarmu menikmati hari bebasmu. Namun ini hanya sekali! Lebih dari itu, aku akan melaporkan kelakuan mu pada kakakmu, Hyuga Neji." putus Sasuke mutlak. Tanpa menerima penolakan apapun, bahkan sebelum Hinata membuka suara untuk memprotes keputusan sepihak itu dengan lantang.
"B-baiklah... Saya tidak akan membuat anda dalam masalah..." terpaksa! Demi menghemat biaya transportasi, Hinata dengan tidak iklas menurut,
Lagi pula Hinata tahu betul apa yang dirinya inginkan. Jadi untuk satu kali ini saja, tapi untuk yang akan datang, jangan harap Hinata akan dengan mudah menurutinya.****
Pelajaran pertama dimulai dengan para guru mengabsen satu persatu murid yang hadir. Hingga sampailah pada giliran nama Hyuga Hinata dipanggil. Namun satu menit berlalu tidak ada jawaban dari si pemilik nama, saat sang wali kelas mengangkat tangannya kursi yang di tempati oleh gadis pendiam itu kosong.
"Apa ada dari kalian yang mengetahui kemana perginya Hyuga-san?" tanya wali kelas pada para muridnya. Tapi tidak ada satupun yang mengetahui kabar dari pemilik mata mutiara itu.
Ditengah hiruk pikuk bisingnya kelas karena ketidakhadiran Hyuga Hinata, hanya ada satu orang yang tahu kemana perginya gadis pendiam itu. Dan pelajaran pertama dimulai tanpa adanya kabar dari si pemilik nama.
- Skip time -
Netra pucat bak mutiara tersebut menatap hamparan pasir putih di depannya dengan wajah damai. Setelah melewati perjalanan yang super duper canggung, gadis itu akhirnya bisa bernafas lega. Jelas sekali, mana ada orang yang betah diam selama lebih dari empat puluh menit. Apa orang ini tidak sepeduli itu ya? Dasar orang dewasa membosankan.
Tanpa Hinata sadari, Sasuke sebenarnya memperhatikan setiap gerak gerik kecil yang dilakukan oleh gadis disampingnya. Sasuke selama ini tidak terlalu memusingkan penampilan seorang wanita setiap kali pergi dengan kekasihnya, tapi untuk kali ini saja. Sasuke berusaha keras untuk tenang karena hanya dari samping saja Hinata terlihat begitu mempesona.
Fitur wajah mungil, hidung mancung yang pas, bibir tebal namun tak membuat kecantikan natural dari wajah itu rusak. Ditambah kulit putih yang hampir menyentuh pucat, siapapun pasti diam-diam memuji ke indahan tersebut dengan berlebihan. Bulu mata yang lentik serta netra pucat khas keluarga besar. Hyuga Hinata adalah keagungan dari sebuah kata anggun yang berkelas.
Demi mengamankan degup jantung yang melaju, Sasuke berdehem singkat. "Apa kau ada mengabari Kediaman mu sebelum pergi tadi? Karena perjalanan kita akan memakan waktu yang lama, ada baiknya kau menghubungi seseorang dirumahmu agar tidak terjadi keributan."
Hinata detik itu juga mengambil tasnya, dan sungguh bagus bahwa kemaren ponselnya dia rusak sendiri karena kesal selalu di telepon Ayah dan Kakaknya- Neji. Dan dengan wajah watados Hinata berkata, "Ah, ponselku rusak dan belum di perbaiki." Lalu kembali duduk tenang sambil melempar pandangan keluar jendela.
Sasuke diam-diam menahan gejolak emosinya karena jawaban kelewat acuh Hinata yang diluar prediksi. Tenang, tarik nafas dalam-dalam dan pikirkan kemungkinan yang akan terjadi dari aksi gadis ini dengan kepala dingin.
1. Jika Ayahnya tahu Sasuke membawa Hinata keluar tanpa sepengetahuan/ seijin Hiashi, dirinya akan di interogasi oleh Neji karena membawa adiknya sembarangan tanpa pengawal dan berujung dengan dibuatnya larangan pertemuan. Sial! Sasuke tidak suka berurusan dengan pria mengerikan itu!
2. Jika saat ini Sasuke memberikan ponsel baru untuk Hinata, kemungkinan besar sekretarisnya akan tahu bahwa Sasuke pergi ke Okinawa dan buruknya 'kekasih tercinta' akan datang dan disaat itu keduanya akan bertemu. Itu jauh lebih buruk dari yang namanya bencana! Jadi tidak boleh!
3. Menyerahkan semua permasalahan ini pada Hinata, karena gadis ini yang ingin sekali pergi ke pantai, tapi-
"Uchiha-san, bisakah kita berhenti disana?" pertanyaan yang meluncur dari bibir Hinata membuat Sasuke sadar dari dunia, netra gelap itu ikut bergerak dan terhenti di tempat pemberhentian yang bagusnya ada toserba, lengkap dengan tempat duduk luar serta payung.
Tanpa pikir panjang, mobil itu memelankan laju dan akhirnya berhenti setelah memarkirkan mobil di tempat yang tersedia.
Saat Hinata bersiap untuk turun, Sasuke menahannya dengan menarik tangan gadis itu. "Tepati janjimu, mau bagaimana pun ini adalah hasil dari keputusan sepihak yang kau buat."
Hinata memandang wajah rupawan Sasuke dengan tatapan aneh, "Kenapa anda yang jadi panik? Tenang saja, tidak akan terjadi hal yang merugikan 'pernikahan politik' kita." jawaban santai itu dengan lancar kelur dari bibir Hinata, dengan gerakan pelan gadis itu melepas tangannya dari genggaman Sasuke dan pergi keluar dari mobil.
Sasuke tidak diam, dirinya ikut keluar dari mobil mengikuti gadis itu masuk ke dalam toserba, dan mulai mengambil beberapa makanan cepat saji seperti onigiri, sandwich, minuman dan, terakhir roti isi buah sebagai dessert. Hinata berbalik dan menatap Sasuke dibelakangnya,
"Anda mau beli apa untuk makan siang?" tanya Hinata dengan kalem, Sasuke melihat aneka kimbab segitiga dan mengambil dua onigiri, dua sandwich dan dua minuman botol. Hinata mengangguk lalu menyodorkan keranjangnya pada Sasuke.
"Taruh di sini.." ucap Hinata lagi, menyarankan agar belanjaan yang ada di tangan Sasuke ditaruh dalam keranjang. Sasuke hanya menurut dalam diam, dan kembali mengikuti Hinata ke meja kasir, disaat Hinata mengeluarkan uangnya. Sasuke sudah lebih dulu menyerahkan uang pada si kasir dan belanjaan nya dengan santai dibawa keluar.
Hinata diam sejenak memandang si kasir, "Totalnya tadi berapa?" tanya Hinata polos, sang kasir tertawa kecil "Totalnya 2.600 yen. Kekasihmu sungguh baik sekali membayar belanjaan mu, nona cantik." Hinata langsung menatap pintu yang ternyata Sasuke sudah menghilang dari sana, Hinata menunduk mengucapkan terima kasih pada bibi kasir dan lekas menyusul pria itu keluar.
****
Selamat bulan maret~ :>
Wah lama juga ya ga up 😅, gimana kabarnya minna? Baik? Sehat? Syukur deh kalau sehat" semua.Semoga terhibur ya ^^
■ SELASA, 2 MARET 2021 ■
A/N after revisi!
Balik lagi dengan saya~
Bagaimana minna-san? Lanjut part 2 ya? #candabos :pSee you next time~ 👋👋🤭🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Light [Slow Update]
Fanfiction[ Fanfiction & Romance ] Dinikahkan secara sepihak oleh sang ayah, Hinata merasa dunia berlaku tidak adil. Terlebih pria yang menjadi calon suaminya memiliki kekasih, walau hubungan tersebut di tentang lantaran derajat mereka tak sama. Seakan Kami...