Red Thread -[Part.3]

733 58 0
                                    

© [Naruto punya sensei Masashi Kishimoto!!]
-
-
-
-
-
-

============================

"Hinata-chan! Pelan-pelan, nanti-' -brukkk.. Terlambat, Hinata jatuh terduduk dilantai keramik. Suhu dingin memperparah keadaan tubuhnya yang lemah akan udara dingin. Gemetar menahan nyeri pada dadanya, pada hal perasaannya jelas tidak akan terwujud. Tapi, dengan bodoh dirinya jatuh lagi..

"Dakirai. Watashi wa... sono otoko ga kirai, Shion. Bagaimana caranya aku menghentikan perasaan ini?! Meskipun aku berusaha sekeras-kerasnya, laki-laki itu! Laki-laki itu.. Tidak akan pernah menatapku.. Dan aku sangat benci diriku yang lemah ini. " Shion tahu itu. Sepupunya ini jelas sangat mencintai seorang Namikaze Naruto. Meski disakiti akan kenyataan bahwa lelaki itu menyukai gadis pink itu, Hinata tetap memperjuangkan cintanya.

"Aku lelah.. Bisakah perasaan ini dihentikan saja? Baik Otousan maupun Naruto-kun, mereka hanyalah mimpi yang terlalu jauh untuk aku kejar. " dan melihat sosok gadis itu remuk hati, Shion tidak tahan. Hinata yang dirinya kenal selama 16 tahun, yang tidak kenal lelah tersenyum bahagia disetiap saat.
Hanya dalam enam tahun, berubah menjadi sosok pendiam yang menutup rapat semua pribadinya. Membangun pembatas tinggi yang sulit ditembus, hanya karena perlakuan yang diterimanya.

"Ikou, Shion-chan. Maaf menahanmu dengan ocehan tidak pentingku. Oh! Benar juga, bukannya bibi ada dirumah? Pasti akan mengkagetkan bibi karena tiba-tiba aku mampir ke rumah tanpa memberitahu terlebih dahulu, maaf ya Shion, aku lagi-lagi merepotkan mu.." lanjut Hinata, meminta Shion untuk melupakan kelu kesahnya.

Saat ini, yang hanya ingin dirinya perlukan cuma ketenangan, karena dengan itulah.. Setidaknya perasaan kecewa ini dapat reda seiring berjalannya waktu.

Sementara itu...

Di kediaman besar klan Hyuga, makan malam bersama merayakan lulusnya putra pertama tengah berlangsung. Namun hanya tiga orang yang memasang wajah cemas, pada hal gelak tawa yang di lempar sana sini mengisi kekosongan.

Siapa lagi jika tidak saudara dan sepupu dari putri sulung Hinata, Hanabi dan Neji, lalu orang terakhir yang bergabung dalam kecemasan hening itu tak lain adalah Tenten. Temannya sewaktu sekolah menengah pertama.

Meski tidak ada satu pun dari ketiganya menyuarakan kegelisahan tersebut, siapapun akan tahu bahwa gadis lembut itu belum memunculkan dirinya.

"Hanabi, apa kamu bisa menghubungi bibi Sarah? Siapa tahu Hinata ada di sana. " tapi.. Jika di biarkan, bukannya malah makin mengkhawatirkan? Akhirnya Neji berinisiatif dulu.

"Benar, bisa saja bukan Hinata memilih untuk berdiam dirumah Shion.. " Tenten juga ikut memperkuat dugaan. Gadis anggun itu pasti ada disana..

Hanabi menatap sekelilingnya takut-takut, "Akanku coba, tapi jika tidak ada.. Apa langkah selanjutnya? Otousan.. Tidak akan menyukai tindakan Onee-chan kali ini.. " sambungnya kalut, kontras dengan binar sendu yang memancar pada kedua bola matanya.

"Begini saja, jika memang mungkin Hinata ada di sana. Setidaknya dia pasti akan meminta Bibi untuk mengangkat panggilan, namun jika Shion yang mengangkatnya tanpa campur tangan siapapun, benar Hinata ada bersama mereka. " jelas Neji, dia tahu tabiat sepupunya itu jika tengah dalam emosi labil.

Baik untuk masalah dimana gadis indigo itu berada sudah terselesaikan, tapi masalah sebenarnya baru dimulai. Hiashi bukan orang yang mudah untuk diyakinkan, baik dalam bisnis maupun urusan keluarga. Sosoknya di mata orang-orang kebanyakan mengarahkan pada keras kepala, egois, dingin pada perasaan anak-anaknya, dan kaku. Jadi jika ingin berurusan dengan lancar, mereka harus matang-matang memikirkan caranya. Jika tidak selesai sudah, kesempatan untuk berhasil akan sulit didapat.

"Ara~ gadis cantik, apa urusanmu dengan tuan Hyuga sudah selesai? " itu nyonya Mikoto, menyentuh bahu Hanabi sembari tersenyum menatap mereka bertiga. Lain halnya dengan Neji, Hanabi, dan Tenten yang malah bingung ditempat.

'Apa yang ingin orang ini lakukan? ' batin Neji dan Tenten khawatir.

%%%~%%%%~%%%

Satu kalimat yang mewakili suasana hati seorang Hyuga Hinata, bosan. Yup, meski dilahirkan dari keluarga yang memiliki pengaruh besar di dunia bisnis, dirinya tahu dia ketinggalan banyak hal dari sepupunya, dan atas dasar formalitas Hinata harus mengikuti segala macam dasar-dasar karena garis keturunan.

Huh~ inilah mengapa Hinata tidak suka hidupnya dicampuri oleh satu aturan.

Ditengah keheningan tersebut, dering telepon dari smartphonenya kembali menarik Hinata pada situasi.

Tanpa membiarkan lantunan lagu itu terdengar lebih keras, Hinata mengambil benda tipis itu.

"Neji-nii calling..."

Sudah gadis itu duga, tidak mungkin orang-orang itu membiarkan dirinya hilang kabar. Pasti ada saja rencana mereka untuk membawanya pulang, Hinata muak dengan itu.

Tahu bahwa mereka akan terus menelponnya, Hinata membawa ponselnya turun menuju lantai bawah. Mengabaikan tatapan Sarah dan Shion, kakinya terus melangkah hingga berhenti didepan wastafel.

Dan tanpa pikir panjang, jemari lentik itu menyalakan keran air memenuhi bak kecil itu hingga seluruhnya tertampung air. Lalu, hal yang membuat Shion kaget adalah Hinata tanpa ragu mencelupkan ponselnya sendiri dalam bak wastafel.

Sarah tidak bisa berkomentar apapun, diam-diam menyayangkan sikap gadis manis itu.

"Kalian istirahat saja di rumah, biar bibi yang datang ke acaranya. Dan untukmu, my sweetie girl.. " ujar Sarah, mendekat ke Hinata yang tak bergeming di tempatnya.

"Jangan memaksakan diri.. bibi tidak mau kamu terluka lebih dalam, semuanya akan baik-baik saja. Okay?" Hibur wanita anggun itu, mengelus sayang rambut indigo Hinata. Tapi si empunya tak menanggapinya, pikirannya sedang tidak ada disini.

Shion paham Hinata perlu waktu untuk memikirkan semuanya pelan-pelan. Jadi gadis pirang itu memilih untuk mengantarkan kepergian sang ibu, sekaligus memberi Hinata ruang untuk tenang.

= To Be Continued =

Okeeee apa aku update ini lama?? Gomenn :( beberapa hari yang lalu banyak masalah direallife jadi urusan tulis-menulis aku jeda dulu sampai masalah-masalah itu kelar

Dan akhirnya aku bisa up lapak ini sama lapak sebelah setelah beberapa minggu! Terharu banget 😭😭😭

Dan btw lapak sebelah itu sebenarnya udah aku ketik jauh-jauh hari dan udah siap publis,tapi udah mau ngepublisinnya tu ehh pas cek... Adegan yang aku susun dengan susah payah hilang kek avatar :)

Jadinya aku kesel satu hari, tapi ujung-ujungnya bisa rampungin lagi dengan alur yang sekarang kalian baca itu adalah peralihan dari rasa kesal dan berujung dengan publisnya tu chapter.

Nahh ini kenapa malah curhat :v, wkwkwk anggap aja sebagai keluh kesah pertama :>

Soo... What do you think? Kalau menghibur kalian syukur dehh... And semoga malam minggunya lancar ya ^^

See you next red thread!
Matanne~ bye-bye ~😀👐

A/n after revisi..

Aku benar-benar minta maaf semuanya..😢 karena belakangan ini banyak hal dan jadwal perkuliahan juga.. ditambah dengan problem pribadi jadi lapak ini revisinya tertunda.. 😞

Tapi.. tapi aku balik lagi memenuhi janji ( yah.. walau sebenarnya terlambat sekali 😥) semoga kalian suka sama versi setelah revisi 😄

See you next time! 🤗💙
Bye-bye~

© Wednesday, November 23th 2022

Your Light [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang