1 . 4

68 36 10
                                    

setelah kejadian kemarin, changmin sangat marah pada yeji. yeji sendiri bingung kenapa changmin sangat marah.

“kak ... apa alasan kakak melarangku untuk menyimpan benda itu?.”

changmin menatap yeji dengan sorot mata yang tajam. “kenapa? bukankah aku tidak suka dibohongi dan kau tau itu?.”

yeji menunduk. “m—maaf ... tapi, ayolah bukankah aku membantu kakak?.”

changmin menghela nafas, mencoba untuk mengontrol emosinya. “yeji, dengar ini...”

“membunuh memang menyenangkan, tapi tolong bantu aku saat ini. jungeun menjauhiku karena orang yang didekatnya selalu pergi meninggalkannya dalam artian mati. dan jungeun berpikiran bahwa akulah si pembunuh itu. kau tau sendiri kan aku tidak bisa membunuh orang.”

yeji menunduk. “kakak benar ... kakak tidak bisa membunuh, dan tuduhan itu salah. aku minta maaf kak, aku janji aku tidak akan membunuh orang-orang yang ada didekat kak jungeun.” yeji menunjukkan deretan giginya lalu memeluk changmin.

changmin pun tersenyum dan mengelus kepala yeji lembut. “maaf karena kakak mencueki-mu semalaman.”

yeji menggeleng. “tidak, aku yang seharusnya minta maaf.”

mereka mengurai pelukannya. “kakak berangkat sekolah, jangan macam-macam dirumah.” yeji mengangguk, changmin pun pergi.

yeji tidak sekolah? ya. sekolah mana yang mau menerima pembunuh gila seperti yeji? yang ada yeji malah masuk penjara. pasalnya ia tidak bisa mengendalikan hasrat untuk membunuh.

melihat seorang ibu menampar anaknya saja, ia sudah siap dengan pistol yang mengarah ke ibu-ibu itu.


















































































jungeun meremas kepalanya sendiri. changmin pun datang dan duduk disampingnya.

“ada apa?.”

jungeun menyembunyikan wajahnya diantara tangan dan meja kantin. “maaf.” satu kata yang keluar dari mulut jungeun cukup membuat changmin menjungkitkan alisnya.

“maaf karena sudah menuduh atas semua kematian...”

changmin menatap lurus kedepan dan tersenyum. tangannya mengusap kepala hingga punggung jungeun. “perlu aku ingatkan lagi ... aku tidak bisa membunuh orang.”

“tak apa jika kau masih curiga padaku. ngomong-ngomong kenapa tiba-tiba kau berkata seperti itu?.” tanya changmin.

jungeun menyodorkan ponselnya yang menunjukkan durasi video selama 1 menit. eve mengambil ponsel jungeun dan menontonnya dengan dagu yang tertopang.

“ini apa?.”

jungeun menyentuh simbol bulat ditengah layar itu, video pun dimulai.

di video itu terlihat bahwa ada seseorang dengan jubah hitam dan topeng putih sedang mengawasi jungeun.

jungeun sendiri tengah membuat video memasak yang ditugaskan oleh mrs. bae.

di detik ke 10, orang itu mendekat ke arah jungeun dan ia membawa pisau dan pistol.

ini ... yeji.

ya, orang bertopeng dan berjubah hitam itu adalah yeji. yeji mendekat ke arah jungeun dan mencekiknya. jungeun tersentak, ia mematikan kompor dan yeji terus saja menyeretnya keluar dari dapur.

tangan jungeun bersusah payah untuk meraih ponselnya. tapi ia berhasil.

jungeun diseret ke kamarnya, ia didorong sampai jatuh ke tempat tidur. yeji naik ke atas tempat tidur jungeun, ia melompat girang.

“kenapa kau tidak berteriak?.” tanya yeji.

jungeun menatap langit langit atap. "percuma."

“mereka hanya akan memarahiku.”

“hidupmu tidak berguna, tapi kau beruntung ada changmin yang ingin memilikimu.” ucap yeji.

layar ponsel mengadah keatas langit yang memperlihatkan gambar yang tidak jelas, namun suaranya cukup jelas untuk didengar changmin.

“changmin?.”

jungeun mengangguk. “tapi aku tidak suka kalau dia mencintaimu. kau harus mati.”

jungeun sedikit berteriak karena yeji mencoba untuk menikamnya. “HENTIKAN ITU!!!.”

“tidak, sampai aku mendapatkan changmin.”

“KALAU KAU MENGINGINKAN CHANGMIN DATANG SAJA KERUMAHNYA! JANGAN LIBATKAN AKU. aku cukup menderita dengan semua ini.” jungeun terisak.

“kau benar ... tapi dia menginginkanmu bangsat!!!.” yeji terus berusaha untuk menikam jungeun.

tangan jungeun bergetar saat mengangkat pistol milik yeji dan menodongkannya ke kepala yeji. ia terhenti dan berdiri.

“bukannya aku takut ... tapi aku benci ketika barangku disentuh oleh orang lain, terlebih dirimu yang najis.” ucap yeji sambil merampas pistolnya dari tangan jungeun.

“aku akan pergi ... tapi aku tidak tau akan kembali kesini atau tidak.”

“aku tidak akan benar-benar pergi, sampai changmin menjadi milikku.” yeji berjalan ke arah pintu keluar, jungeun mengambil ponselnya dan menyorotkannya ke arah yeji.

“ahya, satu lagi...” yeji menoleh ke arah jungeun.

yeji mengangkat sebuah tali tambang besar dan korek gas.

krekkk!!!

ia menyatukan api dan tambang itu. api menjalar dengan cepat, jungeun memperhatikan tali itu dan sadar bahwa talinya terhubung dengan ... kasurnya.

“KAU GILA?!!.”

ya ... aku gila.” yeji pergi meninggalkan kamar amour yang setengah terbakar. jungeun pun mematikan ponselnya dan memadamkan apinya sendirian.

changmin menyodorkan ponsel itu kepada sang empu. “sudah? apa kau mengenal gadis itu?.”

laki-laki ji itu mengangguk.

“bisakah kau memberitahunya untuk berhenti menggangguku?.” jungeun menatap changmin malas—jengkel.

changmin mengangguk.

“apa gunyanya mulutmu jika tidak digunakan untuk berbicara denganku?.”

changmin tidak menjawab. ia menarik ponsel jungeun dan melakukan sesuatu.

“apa yang kau lakukan?.” tanya changmin.ㅤ




























































































ting!

yeji mengambil ponselnya dan menaruh camilannya.

Kak Changmin.

video 1.00.
tolong jelaskan ini padaku.

yeji hampir saja menyemburkan soda-nya. karena menonton video itu.

“bangsat!!!.”

EVE LINE

hai, jangan lupa vote dan komen ya! share ke temannya juga sekalian, hehe. see u!.

EVE LINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang