1 . 6

63 30 15
                                    

bodoh, pelakunya saja tidak bersekolah disini... bagaimana barang bukti mau ditemukan?. maki changmin dalam hati.

“ya, sepertinya pelaku tidak ada dikelas ini.” ucap mr. sehun selaku kemanan.

“aku permisi.” mr. sehun pergi meninggalkan kelas changmin.

tak lama kemudian, juyeon datang ke kelas changmin dengan dua budaknya. juyeon langsung menyambar kerah baju changmin.

“soojin, itu pasti ulahmu kan?!.”

“jauhkan tanganmu dariku gila.” ucap changmin tenang.

“gila? kau yang gila!.”

“untuk apa kau datang ke kelasku? kenapa kau menuduh apa yang terjadi pada soojin adalah ulahku?.”

“karena miyeon berkata bahwa tadi kalian mengobrol.”

changmin melirik miyeon yang ada dipojok sana dan berdecak kesal. “hanya itu? apakah ada bukti lain?.”

juyeon terdiam. “tidak ada.”

“tapi kau pantas untuk dicurigai.” juyeon berdiri didepan changmin.

kemudian ia menarik kerah baju changmin. changmin pun sigap dan memukul rahang juyeon. juyeon terjatuh.

dan terjadilah baku hantam diantara mereka berdua. changmin melihat yeji yang ada dibalik pintu masuk kelas dengan pistol yang di arahkan ke juyeon.

changmin menggeleng. tapi yeji mengangguk gila.

terpaksa, changmin harus membenturkan kepala juyeon ke meja.

DORRR!!!

semua yang ada dikelas berteriak histeris. “lihat... yang bermain pistol disini bukan aku.”


















































































changmin menatap yeji dengan alis yang terangkat sebelah. changmin menyodorkan tangannya —meminta sesuatu.

yeji menghela nafas dan merotasikan matanya. “kau tahu... aku tidak bisa kehilangan ini.” yeji memberikan pistolnya tanpa melepas pegangannya.

“aku tahu... lepaskan.”

“tidak.”

changmin mengambil koper yang ada di atas lemari yeji. yeji pun menahan pergerakannya. ia menghela nafasnya.

“ini.”

changmin mengambil pistol itu. “kau bisa cerita soal soojin nanti malam.”

setelah itu changmin meninggalkan kamar yeji sendiri.

yeji mendengus kesal. “soojin bangsat.”

















































































kriieeettt...

“ah, changmin... aku tidak menyangka kalau kau—

“diam.”

“wow! dimana changmin yang ceria? yang kukenal dulu?.” ucap soojin.

“jangan sok akrab denganku, soojin. ceriaku hilang karena ibumu.” jelas changmin.

EVE LINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang