1 . 9

35 10 7
                                    

tiga bulan berlalu. jungeun hancur. sangat hancur. ia merasa kehilangan changmin. belum lagi seluruh murid yang ada disekolahnya selalu menjahilinya.

brakkk!

“berhenti melakukan itu atau kau akan kehilangan sesuatu yang paling berharga di hidupmu?.” ucap jungeun pelan.

“dia tambah gila.” cibir salah satu siswa yang menindasnya.

dorr!

“aku sudah memperingatinya bukan?.”

siswa itu tumbang dan terjatuh dengan kepala yang bolong berlumuran darah. jungeun tidak tahu siapa pelakunya, tapi ia yakin bahwa changmin ada dibalik semua ini.

juyeon dan soojin telah menklarifikasikan hubungan mereka sebagai sepasang kekasih.

itu membuat jungeun hancur dan tambah hancur. belum lagi setiap hari mereka menebar kemesraan didepannya. seolah dilakukan dengan sengaja.

are u okay?.” tanya yeji. jungeun mengangguk.

yeji kini bersekolah disana karena changmin ingin yeji untuk menjaga jungeun.

yeji menghela nafas dan mengusap punggung jungeun. “lupakan. kak changmin tidak akan pernah kembali, dan kalau kau berpikir kak changmin pelaku semua pembunuhan berantai ini ... kau salah.”

“yea i know. changmin tidak bisa membunuh ... kan?.” yeji mengangguk mantap.

“tapi ... apa kau tahu dimana dia sekarang?.”

yeji menggeleng. “aku juga sedang mencarinya.”



























































































“akhirnya, aku menemukanmu.”

“apa maumu?.” tanya changmin dengan nada yang dingin.

“menikahlah dengan soojin.”

changmin terkekeh. “tidak tahu ya? soojin sedang hamil anak dari kepala sekolah. dasar jalang.”

chan menggebrak meja. “kenapa kau tidak menjaganya?!.”

“haruskah ... aku peduli?.”

“dasar. kau ini sama saja dengan ibumu, sama-sama menyusahkanku.”

“kalau aku menyusahkan, kenapa datang dan mencariku? bukankah dengan aku menghilang kau tidak kesusahan lagi?.” ucapnya disertai senyuman gila.

bugh!

chan memukul kepala changmin hingga mulusnya mengeluarkan darah. “cepat pulang ke aussie dan tinggal disana.

“kenapa?.” changmin memiringkan kepalanya dan terkekeh.

“apa nenek dan kakek sudah mati? dan harta warisannya jatuh padaku?.”

gelak tawa changmin semakin menjadi-jadi. sedangkan chan hanya terdiam dengan mengepalkan tangannya dan rahangnya yang mengeras.

“lucu sekali.”

“munafik jika kau berkata tidak membutuhkanku.” changmin tersenyum dan menepuk bahu sang ayah dengan akrab.

“dulu, namaku ji changmin. entah anak siapa, aku tak tahu siapa ayahku. yang aku tahu hanya seo hyeri adalah ibuku. tapi sekarang, namaku Q. aku tidak bisa membayangkan bagaimana changmin yang penurut selalu ditindas, diusir, dan keberadaannya sangat tidak diharapkan. haha, cukup menyakitkan. tapi ibu yang mengajarkanku untuk selalu menjadi orang kuat. bagaimana? silahkan tunduk padaku.”

EVE LINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang