1 . 7

49 23 3
                                    






nampaknya, malam ini langit tengah berseri di atas kedua insan yang tengah menjalani kencan, jungeun dan juyeon.

ya, semuanya berseri. kecuali changmin yang menatap sebal dari pojok sana.

"permisi tuan ... ada yang ingin kau-

"-tidak. pergilah."

"m-mungkin kau per-

alih-alih memesan, changmin malah menatap tajam pelayan itu lalu memberikan beberapa lembar uang dengan jumlah yang cukup banyak.

"pergilah."

"ah, t-terimakasih ... tuan." pelayan itu pergi.

tepat setelah itu, juyeon dan jungeun pergi ke luar. changmin menggebrak meja dengan kedua tangannya. kemudian dia pergi keluar-mengikuti nereka.

"sialan."


























































dorr!

sebuah peluru hampir saja menembus kepala juyeon. "j-juyeon, aku baru sadar kalau ada yang memantau kita." ucap jungeun seraya mengedarkan pandangannya.

"siapa?."

jungeun diam, ia tidak mau menyebut nama eve diantara mereka berdua. "l-lupakan saja, aku ingin bertanya padamu."

"apa itu?."

"apa kau pernah membenci seseorang?." tanya jungeun.

"iya."

"siapa?."

"nenoxious bangsat itu." balas juyeon sambil bersandar pada kursi taman dan menatap langit malam.

"changmin? tapi kenapa?."

"ia selalu mengambil apa yang aku punya." jawab juyeon.

"oh, benarkah? bukankah itu sebaliknya?."

"changmin?!."








































EVE LINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang