Jangan lupa vote dan commentnya!!! Free👍
Happy Reading
Yewon memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah. Dengan cepat, ia keluar dan berlari menuju aula sekolah. Napasnya terengah karena jarak tempat parkir dan aula sekolahnya cukup jauh, dan ia tidak punya waktu untuk berjalan santai.
Tapi saat ia hampir sampai, dirinya dikejutkan oleh suara derit pintu.
"Kenapa dikunci, ahjussi?" Tanya Yewon heran. Sementara penjaga sekolah itu menatapnya intens.
"Kim Yewon?" Bukannya menjawab, penjaga sekolah itu bertanya balik. Tapi Yewon tetap mengangguk.
"Kenapa baru datang? Yang lain sudah berangkat 10 menit yang lalu, dan saya diminta Junmyeon ssaem untuk memberitahumu agar langsung pergi ke tempat acaranya." Yewon menghela napas kasar setelah mendengarnya.
"Baiklah. Terima kasih, ahjussi." Pamit Yewon. Kemudian, ia berbalik dan kembali berlari menuju parkiran. Untung kelas sudah dimulai, jadi tidak akan ada yang memandangnya aneh.
Bukk
Yewon membanting pintu mobilnya. Ia kesal dengan pamannya yang tidak bisa mentolerir waktu, walaupun telat satu menit.
"Samchon, sialan. Aku harus menelponnya." Yewon mencari ponsel pintarnya dikantong bajunya, namun nihil. Seketika tangannya menepuk jidatnya, ia baru ingat jika ponselnya tertinggal di nakas samping tempat tidurnya.
"Astagaa.... ada apa denganmu hari ini, Kim Yewon!!?" Lagi dan lagi ia menghela napas kasar. Gara - gara kejadian semalam, ia tidak bisa tidur dan berakhir kesiangan. Tapi tidak ada cara lain, yang terpenting sekarang ia harus mendapat medali itu bagaimana pun caranya.
Daripada waktunya terbuang sia - sia untuk menyumpah serapahi, Yewon menyalakan mesin mobilnya menuju tempat kegemarannya. Sekaligus sebagai tempat untuk melampiaskan amarahnya.
• ▪ ● ▪ •
Sowon menatap ke seluruh penjuru cafe, dirinya merasa bangga atas pencapaiannya selama ini. Ia tidak pernah menyesal keluar dari kepolisian yang hampir membuatnya gila, berterima kasihlah pada Seokjin yang sudah mengenalkan Chanyeol padanya.
Pikirannya kembali melayang pada saat ia bertemu dengan Chanyeol. Sowon yang berbicara formal dan tegas khas kepolisian, berbeda dengan Chanyeol yang kaku. Seketika dirinya tersenyum manis saat mengingatnya, lucu dan cukup memalukan.
"Eonnie!" Sowon terkejut kala suara nyaring Eunha memenuhi telinganya.
"Kau ini! Ada apa?" Eunha terkekeh. Lalu, mendekatkan dirinya pada Sowon.
"Aku ingin mengatakan sesuatu. Bisakah eonnie membungkuk sedikit? Tubuhku tidak sampai." Walaupun nadanya terkesan merengek, tapi Sowon dapat melihat raut wajah Eunha yang cukup serius.
"Ke ruanganku saja."
Setelah dua tahun mengenal Sowon, ia tidak pernah sekalipun masuk kedalam ruangan pribadinya. Sowon yang melarang. Tapi sekarang, Eunha dapat melihat setiap sudut ruangan bosnya itu dengan tatapan kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us : The Story of My Life
Non-Fiction[Book 2] Hai, Kita bertemu lagi setelah sekian lama, banyak hal yang ingin kuceritakan pada kalian. Setelah kejadian 2 tahun yang lalu, aku rasa hidupku akan lebih tenang. Namun, perkiraanku ternyata salah. Tuhan kembali menguji kesabaranku. Rasanya...