Page 10

104 22 3
                                    

Jangan lupa vote, comment, dan follow!!!

Maaf jika ada kesalahan penulisan, karena itu wajar🙏



Happy Reading



"Sebenarnya kau mau membawaku kemana sih!?" Yewon kesal karena setelah kelas selesai, Vernon menarik lengannya begitu saja.

"Sudah, ikut saja. Aku jamin kau akan menyukainya." Tidak ada yang bisa Yewon lakukan selain menuruti keinginan lelaki dihadapannya.

Dan ternyata, Vernon membawanya ke sebuah danau. Yewon baru tau jika ada danau di dekat sekolah, lumayan ramai juga.

"Mau beli minum? Aku yang traktir." Senyum Yewon merekah saat mendengar kata traktiran.

"Harus dong, sama makanannya ya? Lapar juga, hehe...." Vernon tersenyum mengangguk, kemudian pergi mencari makan dan minum.

"Besar juga ya danaunya, kapan - kapan ajak oppa-deul kesini. Sepertinya seru." Matanya melihat ke arah seorang balita yang sedang belajar berjalan dengan didampingi ayahnya, sedangkan ibunya hanya tertawa memperhatikan mereka.

"Aku jadi rindu dengan kalian, eomma, appa." Tapi Yewon tidak bisa terus begini, ia harus ikhlas menerima apa yang telah Tuhan takdirkan.

Yewon melamun hingga tak sadar jika ada tiga orang yang berdiri dihadapannya.

"Sedang apa, anak manis?" Suara berat itu berhasil membuyarkan lamunannya.

"Siapa kalian?" Tanya Yewon santai. Kemudian, satu diantara mereka duduk di sampingnya.

"Kau tidak perlu tau siapa aku. Yang pasti, temanmu itu tidak akan kembali lagi kesini." Yewon menatap nyalang lelaki itu, ia tak tau siapa karena mereka memakai masker berwarna hitam.

"Apa yang kau lakukan padanya!? Jawab aku!!" Lelaki tersebut menyeringai dibalik maskernya.

"Aku ingin kau ikut denganku, ada yang ingin bertemu denganmu." Tanpa menjawab pertanyaan Yewon, lelaki itu malah membuatnya semakin penasaran.

"Tidak." Tegas Yewon.

"Baiklah jika kau tidak mau, tapi jangan salahkan aku jika kau terluka." Suara lelaki itu berubah, semakin berat.

"Dan aku tidak takut." Yewon berdiri seraya menyeringai tipis, bersiap jika salah satu dari mereka menyerang tiba - tiba.

"Kau menantangku, sialan!"

Semua orang yang berada di sekitar danau itu menjauh saat melihat perkelahian antara seorang siswi perempuan dengan tiga orang lelaki, tidak ada yang mencoba mencegah mereka.

Serangan dan pukulan Yewon terima, tapi itu belum seberapa. Tenaganya tidak main - main, dia bahkan memukul pipi salah satu lelaki itu hingga bibirnya robek. Ada yang ia tendang masa depannya, juga ia pukul kepalanya. Luar biasa.

Brukk

"Masih berani? Ayo!" Ucap Yewon seraya menetralkan napasnya, menatap ketiga lelaki yang berusaha bangkit kembali.

"Aku belum mulai anak kecil." Lelaki berbadan kekar itu menatap tajam Yewon, tangannya meraih sesuatu dibalik jaketnya.

"Woww.... itu tidak jantan, pak tua. Kau sedang melawan perempuan dengan i memakai senjata tajam, itu tidak adil. Tapi tunggu sebentar, aku punya senjata yang lebih dari itu." Ucap Yewon seraya meletakkan tas ke rumput, kemudian mengambil barang yang ia maksud.

Ketika benda itu terangkat, pengunjung di taman itu berteriak histeris.

"Pistol melawan pisau. Kalian tau kan, siapa yang menang?" Yewon tersenyum melihat ketiganya terdiam.

About Us : The Story of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang