16 : Alam Suratma (Flashback)

650 167 109
                                    

"Suratma total!" Uchul membuka penutup matanya dan menarik Dirga.

Mereka berdua terlempar ke alam Suratma.

"Woy, Chul! Kalo kita ke alam suratma, tubuh kita gimana?" tanya Dirga panik.

"Suratma total--"

"Jiwa dan raga kita ada di Alam Suratma saat ini," jelas Uchul yang berbaring dengan napas yang hampir habis.

"Untuk saat ini, kita aman--"

Belum sempat mereka beristirahat, tiba-tiba saja terdengar langkah suara kaki seseorang yang berjalan menghampiri mereka. Tak jelas siapa, Alam Suratma begitu gelap, Dirga dan Uchul memasang kuda-kuda bertarung.

Semakin orang itu mendekati mereka, semakin jelas sosoknya. Orang itu menyeringai ke arah Uchul dan Dirga.

"Brengsek!" pekik Uchul dengan mata yang melotot menatap orang itu.

"Gua kira siapa, ternyata bala bantuan," lanjut Uchul sambil menyeringai melihat Rizwantara Putra, alias Adi Wijayakusuma.

"Begini jadinya kalo dunia kehilangan tokoh utama pahlawannya. Jadi susah." Tara berjalan membawa sebuah lentera, ia berjalalan melewati Uchul dan Dirga. Tara berjalan begitu saja, ia hanya menoleh dan mengisyaratkan dua orang hidup itu untuk mengikutinya.

Mereka tiba di sebuah danau yang terletak di hamparan rumput yang luas. Ada sebuah rumah kecil di pinggiran danau, Tara masuk ke dalam rumah itu, ia menyalakan lampu dan mematikan lentera.

Uchul dan Dirga terkejut mendapati sosok pria yang sedang duduk di atas kasur. Ia terlihat seperti sedang bertapa.

"Oi, oi, oi, kenapa orang ini ada di sini?" tanya Uchul yang tak melemahkan pertahanannya. Sementara Dirga sudah memegang Tumenggung di tangan kanannya.

Sosok itu adalah Mikail Sagara, mantan pimpinan Peti Hitam yang berhasil mereka kalahkan. Mikail mengangkat wajahnya yang semula tertunduk, ia menoleh ke arah Uchul dan Dirga. Matanya buta, ia tak lagi memiliki Lajaluka, burung hantu yang menjadi pengelihatannya.

"Jangan takut," ucap Mikail pada Uchul dan Dirga.

"Sekarang orang ini sudah tak memiliki Lajaluka, Isabela dan Segoro Geni. Dia hanyalah orang lumpuh yang tak berdaya," timpal Tara.

"Sejujurnya, kalian butuh informasi dari orang ini tentang musuh kalian. Sebab musuh kalian kali ini adalah seorang pengguna pancasona. Seorang maggots yang kabur dari alam Suratma," lanjut Tara sambil ia mempersilakan Mikail untuk berbicara.

Mikail menjelaskan bahwa dahulu kala ada sosok Iblis yang menawarkan kebebasan pada mereka yang ingin kembali ke dunia. Mereka yang kembali dari dunia kematian, dinamakan maggots (belatung). Beberapa orang mengikuti iblis itu, mereka mulai berhamburan di dunia dengan memegang sumpah untuk membangkitkan Sang Iblis ke dunia untuk membawa kehancuran. Jasad para maggots juga akan membusuk, jika mereka tak membunuh manusia. Maggots bertahan hidup dengan membunuh dan meminum darah manusia, sebagai gantinya, mereka tak bisa mati.

Mikail dan teman lamanya hidup di era Sangkumang yang di pimpin oleh Raja Yudistira ke tujuh. Mereka berdua penggemar pasukan Peti Hitam yang memiliki ambisi untuk menyatukan dunia nyata dan alam Suratma, agar kedua dunia ini bisa berbaur. Dan mulailah mereka membangun pasukan Peti Hitam yang baru, tetapi seiring berjalannya waktu, Sang teman ini memiliki ambisi lain, ia ingin membangkitkan iblis yang telah menolong para maggots, dan mengambil kekuatannya untuk dirinya sendiri.

 "Dia akan memanfaatkan Peti Hitam dan membuangnya setelah ia berhasil mewujudkan ambisinya. Kami berpisah karena memiliki pandangan yang berbeda. Aku dengan Peti Hitamku dan dia dengan Katarsisnya," tutur Mikail.

MartawangsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang