"Kamu yakin, ini rumahnya?"
Bela melihat kembali, alamat yang tertera disecarik kertas yang ia pegang. "Benar kok, mbak. Jalan Permahari nomor 15."
Arsya menatap bangunan rumah sederhana, yang dikelilingi tumbuhan hijau dan tanaman pot yang terawat.
"Kita kesana." Ucap Arsya seraya menunjuk pintu rumah sederhana itu.
Bela mengangguk, dan mengikuti langkah Arsya. Arsya mengetuk pintu itu diiringi salam. Cukup lama mereka menunggu, hingga ada sahutan dari dalam yang menyuruh mereka untuk menunggu sebentar.
"Cari siapa ya, nak?"
Arsya menatap wanita paruh baya yang ia taksir, seumuran dengan mamanya. Atau mungkin, lebih tua sedikit dari mamanya. Wanita itu memakai pakaian sederhana ala ibu rumah tangga yang tampak pas ditubuhnya.
"Apa benar ini rumah Tante Wirna Safira?"
Wanita itu mengerutkan keningnya, tapi setelah itu ia menganggukan kepalanya. "Saya Wirna. Apa kamu teman Vano?"
Arsya dan Bela saling melempar pandang.
"Maaf bu, kami bukan teman Vano. Kami di sini ingin membicarakan sesuatu pada ibu. Apa ibu ada waktu?" Ucap Bela pada Wirna.
"Oh, ya. Silahkan masuk."
Arsya dan Bela mengikuti langkah Wirna memasuki rumah itu. Lalu, mereka berdua duduk disofa, setelah dipersilahkan oleh tuan rumahnya.
"Tunggu sebentar ya, tante buatkan minum dulu."
"Tidak usah tante, kami hanya sebentar." Cegah Arsya dengan cepat, saat Wirna ingin melangkahkan kakinya ke belakang.
"Tidak apa-apa. Tunggu sebentar."
Arsya menatap punggung Wirna yang berlalu dari hadapannya. Arsya mengedarkan pandangannya ke penjuru ruang tamu minimalis itu. Hingga pandangannya terhenti saat melihat sebuah foto figura yang berada di atas meja hiasan. Foto yang terdiri dari dua orang dewasa, dengan seorang anak laki-laki. Arsya dapat melihat kemiripan anak laki-laki itu, dengan dua orang dewasa di belakangnya. Wanita itu adalah Tante Wirna, dan yang pria adalah...
"Ayah." Lirih Arsya, menatap tak percaya.
Berarti benar, Tante Wirna dan ayah adalah mantan suami istri. Mereka bercerai karna pihak ketiga dari ayah? Apa itu artinya...
Lamunan Arsya buyar, saat Bela menyenggol tangannya, guna memberikan kode bahwa Tante Wirna sudah kembali.
"Maaf seadanya, ya."
"Terimakasih tante, maaf merepotkan."
"Tidak merepotkan sama sekali. Silahkan diminum."
Arsya membalas senyum Wirna dengan tulus. Ia yakin, wanita didepannya ini memiliki hati yang sangat baik dan tulus. Arsya dan Bela menyesap teh mereka dengan pelan, lalu meletakkannya kembali ke atas meja.
"Ehm, tante. Sebelumnya perkenalkan, nama saya Arsya dan ini teman saya Bela." Ucap Arsya memperkenalkan dirinya dengan Bela.
"Oh, iya. Kalian ada perlu apa sama saya?"
"Apa tante mengenal Reno Bramansyah?"
Wirna yang sebelumnya melemparkan senyum manisnya pada Arsya, tiba-tiba menggantinya dengan senyum penuh kegetiran.
"Kamu kenal sama Mas Reno?"
"Iya, tante. Apa tante mantan istrinya beliau?"
"Kamu siapanya Mas Reno?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET [END]
General Fiction[PART MASIH LENGKAP] [PROSES REVISI] Kamu tau, kenapa penyesalan selalu datang di akhir dari suatu keadaan? Karna ia ingin kamu menyadari, betapa berartinya setiap waktu dan moment yang kita miliki. Hargai semua itu, sebelum penyesalan menyadarkan...