11. Leon resek!

75 9 0
                                    

Awalnya ku rasa yakin
Bisa buatmu mencinta
Jadi sosok yang sempurna
Ku usahakan untukmu ...
Namun tak ada yang kau lihat ...
Tetap dialah ...
Yang selalu kau ingat ...

Haruskah aku ... Terus bertahan
Dalam cinta yang... Sekedar angan ...
Dan apalagi ...
Yang kuberikan
Jika hatimu masih ... Terikat ...
Di cintanya

Apa salah ku Ingin Lebih ...
Apalagi harus ku usahakan ...

Haruskah aku ... terus bertahan
Dalam cinta yang ... Sekedar Angan ...
Dan apalagi ...
Yang kuberikan ...
Jika hatimu masih ... Terikat ...
Di cintanya ... Apa lagi

Apa lagi


🎶Apa lagi_Prilly Latuconsina🎧

***

Aku tahu jika kamu mencintaiku, tapi jangan segan-segan untuk melakukan sesuatu dengan alasan ingin melihatku senang. Karena pada dasarnya, kamu lebih penting untukku.

***

"Sekarang Lo tinggal di sini?" tanya Leon. Sekarang dirinya sudah berada di apartemen Astrid, ia sengaja mengajak Astrid untuk pulang dengannya. Karena ia tadi pagi tidak bisa menjemput sesuai janjinya tadi malam.

"Iya, tapi aku bingung. Kenapa Om Dana sampai kasih tempat tinggal semewah ini," jawabnya.

Leon memperhatikan apartemen Astrid. Dan menulusuri setiap sudut di apartemen itu. Benar. Apartemen ini begitu mewah. Jika di bandingkan, rumahnya setengah dari apartemen ini.

"Iya, mewah. Mungkin Papa emang sengaja buat kasih tempat tinggal kayak gini sama Lo. Sebagai balas budi, karena selama ini Bunda Arum udah berjasa jagain gue sejak bayi."

"Tapi aku gak enak, aku ngerasa gak pantas aja kalau sampai tinggal di apartemen semewah ini."

"Udah, gak usah pikirin."

Astrid mengangguk. Lalu masuk ke kamar mengganti seragam sekolahnya. Sementara Leon, mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Setelah Astrid kembali ke ruang depan, ia pun menyembunyikan barang itu di balik punggung tegapnya.

"Sayang," panggil Leon saat Astrid sudah berada di depannya. Mendengar panggilan itu, Astrid bergidik. Pasalnya nada bicara Leon begitu manja membuatnya seakan geli dengan panggilan itu.

"Jijik ih," protes Astrid.

"Jijik kenapa? Gue cium aja, Lo suka banget."

"Heh!" Astrid memukul lengan Leon. Meskipun ia tahu pukulannya tidak akan terasa sakit.

"Iya, kan?"

Astrid melirik Leon. Tampak dari wajah cowok itu, ia sedang menggoda Astrid. Astrid melengos, kemudian tertawa karena ulah kekasihnya.

"Kok ketawa?" tanya Leon.

"Kamu ngeselin, sih."

"Tutup mata Lo," pinta Leon.

"Buat apa?" tanya Astrid. "Mau cium ya? Gak mau."

Leon tertawa terbahak-bahak bagaimana Astrid bisa berpikiran seperti itu? Padahal Leon sebenarnya ingin memberikan sesuatu yang ada di balik punggungnya.

Kunang-kunang terbang siang // On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang