"Jen, saya berangkat kerumah sakit dulu. Itu bibi Kim sudah bikinkan sarapan, jangan ngga sarapan. Nanti saya tanya lewat Jaemin buat mastiin kam--"
"BERISIK! BERANGKAT TU BERANGKAT AJA!" teriak Jeno dari dalam kamarnya, membuat sosok yang berada didepan pintu kamarnya menghela nafasnya lelah, usahanya dekat dengan kekasih kakak kembarnya sepertinya sia-sia.
"Tuan muda Mark, nanti biar bibi yang bujuk Tuan muda Jeno makan. Mungkin tua muda Jeno masih ngga bisa melupakan tua muda Minhyung dan menerima kehadiran tuan muda Mark disini." ucap sosok lainnya yang mendekat pada Mark, lelaki yang baru saja pamit pada Jeno. Mark menghela nafasnya dan tersenyum getir, menatap sosok pengasuhnya dan kakak kembarnya, bibi Kim, dengan wajah sendu namun teduh.
"Saya minta tolong ya bi? Makasih sebelumnya, saya berangkat kerumah sakit dulu ya bi." pamit Mark yang hanya dibalas anggukkan kepala lembut oleh bibi Kim. Setelahnya mobil sedan berwarna biru gelap itu melaju dengan kecepatan penuh menuju tempat tujuannya.
======
"Lu gila, Jen? Ini udah 2 tahun dan lu masih galak sama bang Mark? Apa salah dia sih? Dia cuma mau ngejaga lu ka--"
"Udah gue bilang ya Jaemin, Renjun! Dia udah ngebunuh kak Minhyung! Dan sampai kapanpun dia ngga bisa gantiin kak Minhyung buat ngejaga gue!" potong Jeno kesal pada ucapan Jaemin, membuat Jaemin dan Renjun saling tatap, sedikit kesal dengan sifat keras kepala dan menyebalkannya Jeno.
"Jeno! Mikir lu! Mana ada saudara kembar ngebunuh saudaranya sendiri? Bang Mark itu berjuang mati-matian biar bang Minhyung selamat! Bang Mark itu berjuang mati-matian biar lu sama bang Minhyung bisa bahagia! Ngaco otak lu lama-lama." kesal Jaemin sambil mengunyah satu keripik kentang, salah satu dari banyaknya cemilan yang memang Mark sediakan untuk Jeno dan teman-temannya.
"Jeno, kak Minhyung itu udah meninggal 2 tahun yang lalu! Mau sampe kapan niat baik bang Mark lu sia-siain sih Jen? Dia itu cuma mau nepatin janjinya sama kakak kembarnya buat jagain lu!" tambah Renjun tak kalah sarkas, membuat Jeno mendenguskan nafasnya kesal, tidak suka dirinya membahas si Mark ini, adik kembar dari mendiang kekasihnya. Bibi Kim yang sejak tadi ada didapur hanya mendengarkan, sedikit membetulkan perkataan Renjun dan juga Jaemin tentang Mark yang mati-matian menyelamatkan saudara kembarnya.
"Sampai kapanpun buat gue dia yang ngebunuh kak Minhyung! Kalo ngga becus jadi dokter spesialis kanker dan bedah mending ngga usah sok-sokan mau ngoperasi saudara sendiri! Harusnya sadar diri dan mengundurkan diri!" kesal Jeno dengan wajah yang sudah memerah dan mata yang penuh kilatan emosi. Jaemin dan Renjun saling tatap, sepertinya temannya ini memang hilang kewarasannya.
"Jeno! Lu itu--"
"Tuan muda Jeno, maaf bibi menyela. Bibi sedikit tidak suka saat tuan muda bilang bahwa tuan muda Mark tidak becus jadi dokter spesialis kanker dan bedah. Jika tuan muda Jeno mau tau, tuan muda Mark itu merelakan mimpinya untuk menjadi seorang seniman saat mengetahui tuan muda Minhyung memiliki penyakit kanker paru-paru. Tuan muda Mark merelakan masa mudanya untuk belajar demi bisa menjadi dokter yang dapat mengobati tuan muda Minhyung, walaupun pada saat itu tuan muda Minhyung sudah mengatakan tidak perlu. Jadi, bibi mohon tuan muda Jeno untuk minta maaf atas perkataan barusan, karena bibi yang tahu perjuangan keduanya sejak dulu." potong bibi Kim cepat dengan mata yang sudah berkaca-kaca, sedikit sakit hatinya saat mendengar profesi Mark dan harga diri Mark diinjak-injak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sône. | Markno
FanfictionMungkin memang jarang terlihat bersama, tapi sebenarnya saling membutuhkan. Berisi beberapa cerita pendek yang tak saling menyambung antar babnya. Warn! Boyslove | Oneshoot ; Twoshoot ; Threeshoot Dom! Mark Lee ; Sub! Lee Jeno Cover : iniobi Tittle...