S : 19b

1.1K 181 12
                                    

TW // Homophobic, Harsh WordWarn : Frontal typing 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TW // Homophobic, Harsh Word
Warn : Frontal typing 

-------------------------------------------

Seorang lelaki dewasa remaja berdiri dari duduknya, menggebrak keras meja yang ada didepannya dan menatap nyalang kedua orang tuanya dan juga kakak kembarnya. Lelaki itu mengacak surai blondenya frustasi dan mengerang kesal setelahnya, membuat kakak kembarnya menghela nafas lelah melihat perilaku adik kembarnya yang sebenarnya sangat mudah untuk tersulut emosi.

"Papa dan mama sudah gila?! Aku sudah memiliki kekasih dan kalian minta aku untuk menerima perjodohan dari kakek??" ucap lelaki dewasa dengan surai blonde itu sambil berkacak pinggang, membuat sang ayah dan sang ibu saling tatap dan menghela nafas lelah mereka, temperamen anak bungsu mereka ini benar-benar sangat tinggi. Sang ayah membenahi posisi duduknya, menatap lelah dan kesal pada anak bungsunya sambil memijit pangkal hidungnya, dugaannya benar jika bungsunya akan murka.

"Minhyung, dengerkan dulu penjelasan papa. Ka—"

"Tidak!! Aku menolak dengan keras perjodohan ini!" potong Minhyung, lelaki dewasa bersurai blonde itu cepat, dirinya memiliki prinsipnya sendiri dan Minhyung tidak suka siapapun mencampuri prinsip dan kehidupannya. Sang ayah kembali memijit pangkal hidungnya, lelah dengan temperamen bungsunya yang sangat susah sekali dikendalikan, bahkan sejak kecil.

"Minhyung, duduk dulu nak. Dengarkan dulu papamu bicara. Ini se—"

"Sekali aku bilang tidak ya tidak ma! Untuk kebaikan aku? Ini semua bukan untuk kebaikan aku! Masa depanku itu aku yang tentukan dan aku yang jalanin bukan papa, bukan mama, bukan kakek, bukan nenek bahkan bukan Mark!" potong Minhyung cepat pada ucapan ibunya, membuat Mark sang kakak menghela nafasnya lelah. Sang ayah menatap nyalang pada bungsunya, menunjukkan bahwa dirinya yang berkuasa dirumah ini.

"Minhyung! Apa susahnya untuk ikuti mau kakek dan nenekmu? Ap—"

"Dan menjadi seorang gay? Papa kira aku mau meninggalkan Lena demi perjodohan bodoh antara dua lelaki??" potong Minhyung cepat dengan nada tinggi dan mata yang menunjukkan kilatan emosi, membuat sang ibu cukup terkejut dengan ada suara anak bungsunya.

"Papa kira aku bodoh?? Papa kira aku tidak memiliki mata-mata?? Aku tahu semuanya! Aku tahu siapa yang akan dijodohkan denganku! Seorang lelaki muda yang cacat! Papa kira aku tidak tahu menahu tentang itu?" ucap Minhyung sarkas diakhiri dengan pertanyaan dan senyuman remeh yang berhasil membuat sang ayah mengepalkan tangannya hingga buku-buku tangannya putih.

"Itu untuk kebaikanku?? Dari sisi mana perjodohan ini untuk kebaikanku?? Hanya karena dia cucu teman kakek dan cucu dari konglomerat?? Kakek lebih kaya darinya asal papa dan mama mau tahu! Orang yang akan dijodohkan denganku itu sangat banyak sekali kurangnya! Pertama dia tak bisa bicara dan tak bisa mendengar, kedua dia cacat dan terakhir dia itu laki-laki! Dia itu gay!" lagi lanjut Minhyung cukup kesal hingga membuat urat pada lehernya nampak. Mark menatap dalam adik kembarnya yang masih menggebu dalam amarah, sejak tadi dirinya ingin sekali memukul wajah yang sama dengannya itu keras-keras.

Sône. | MarknoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang