Mark merebahkan dirinya pada sofa panjang yang disediakannya di studio miliknya, menghela nafasnya kasar sambil menatap langit-langit studio musiknya. Helaan demi helaan nafas kasar terus mengalun dari bibir Mark, beriringan dengan suara detak jarum jam yang bertengger manis pada dinding studio musik Mark. Perlahan kedua mata Mark terpejam, bukan terlelap tidur namun memikirkan kalutnya hatinya dan kusutnya pikirannya, baru kali ini menurut Mark jatuh cinta itu memusingkan dan mengesalkan.
Mark cukup terkejut dengan rasa dingin yang tiba-tiba mampir menempel pada pipinya, membuatnya membuka matanya dan bangun dari rebahannya, menemukan sahabat kecil sekaligus rekan tim bandnya, Jeno, datang membawa segelas jus semangka yang sepertinya masih segar. Seakan merasa tak bersalah Jeno tersenyum, hingga kedua matanya ikut membentuk lengkungan yang begitu indah, selalu berhasil merebut seluruh dunia Mark.
"Gue ngebangunin lu? Atau lu emang lagi ngga tidur?" tanya Jeno pada Mark setelah dirinya melepas tas juga menggantungkan jaketnya dan duduk disebelah Mark sambil meminum jus cerinya. Mark terseyum kecil, mengusak pelan surai lelaki yang lebih muda setahun darinya sambil menggumamkan terimakasih dan meminum jus semangka yang tadi Jeno bawa.
"Lagi ngga tidur, cuma merem aja." Ucap Mark sambil merasakan cairan manis dan dingin itu mengalir membasahi kerongkongannya dan membuat hatinya cukup dingin karenanya.
"Udah lama lu di studio?" lagi tanya Jeno sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa dan membuka satu bungkus keripik yang tadi memang dibelinya bersamaan dengan jus miliknya dan Mark. Mark menggeleng sambil meminum hingga tandas jus semangkanya, setelahnya merubah posisinya dan meletakkan kepalanya pada paha Jeno, membuat paha Jeno menjadi bantalan untuk kepalanya.
"Baru sepuluh menitan kayaknya." Bohong Mark, karena nyatanya dirinya sudah hampir satu jam di studio musik, bukan untuk menulis lagu namun menenangkan hatinya. Jeno mengangguk paham dan melanjutkan kegiatannya mengunyah keripik yang ada ditangannya.
Selama hampir lima belas menit, hanya deru suara pendingin ruangan, detak jarum jam dan suara kunyahan keripik dari mulut Jeno yang menjadi latar belakang kedua anak manusia berbeda usia itu. Setelah dirasa keripik miliknya habis, Jeno membuang bungkusnya tanpa menggangu Mark yang ada dipangkuannya.
"Kak." panggil Jeno cukup lembut sambil memainkan pelan surai hitam legam sosok yang lebih tua, sosok yang selalu ada untuknya kapanpun dirinya membutuhkan.
"Hm?" gumam Mark sebagai jawabannya atas panggilan Jeno dengan masih memejamkan matanya, menikmati setiap perlakuan yang Jeno berikan padanya saat ini. Jeno tertawa pelan, memainkan hidung mancung Mark pelan, membuat korbannya hanya tertawa kecil namun tetap memejamkan matanya, terlampau menikmati.
"Kak Mark." lagi panggil Jeno sambil memainkan jari jemari Mark yang memiliki ukuran sama dengan jari jemarinya, bahkan ukuran tangan keduanya itu sama persis, sungguh lucu.
"Hm?" lagi hanya gumaman yang Mark beri sebagai jawabannya atas panggilan Jeno, karena dirinya tahu persis jika Jeno memanggilnya demikian ada sesuatu yang akan Jeno tanyakan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sône. | Markno
FanfictionMungkin memang jarang terlihat bersama, tapi sebenarnya saling membutuhkan. Berisi beberapa cerita pendek yang tak saling menyambung antar babnya. Warn! Boyslove | Oneshoot ; Twoshoot ; Threeshoot Dom! Mark Lee ; Sub! Lee Jeno Cover : iniobi Tittle...