S : 13

2.1K 221 11
                                    

Warn : Age Switch  ;  Age Gap--------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warn : Age Switch  ;  Age Gap
--------------------

Jeno berjalan cukup santai keluar dari kantornya, sedikit meregangkan badannya karena begitu banyak kasus yang ditanganinya. Kantor kepolisian didistrik ini memang cukup ramai kasus pencurian dan juga pembunuhan, membuat tugas Jeno sebagai komandan di divisi yang mengurus kasus itu bertambah. Jeno adalah seorang komandan kepolisian yang terkenal didistrik ini, beberapa kasus selalu selesai dengan baik dan rapi jika ada dibawah pimpinannya dan Jeno terkenal sebagai seorang komandan kepolisian yang cukup tegas dan dingin.

Walaupun terlihat sempurna, bukan rahasia umum jika Jeno tidak memiliki kekasih, semua anggota kepolisian di pusat dan cabangpun tau akan hal itu. Bahkan beberapa junior dan seniornya sudah pernah ingin mendekatinya, namun selalu saja gagal karena sebuah peraturan dari kantor pusat yang tidak mengijinkan polisi dalam satu distrik menjalin sebuah hubungan. Bukan hanya senior atau juniornya yang mendekati, tapi beberapa petinggi kepolisian pusat juga sudah beberapa kali menjodohkan Jeno dengan anak-anak mereka, namun Jeno menolaknya dengan halus.

Jeno berjalan dengan santai setelah berjalan cukup jauh dari kantornya, menikmati udara pada malam Minggu yang dibilang mulai agak dingin. Jeno melihat kesekeliling yang terlihat cukup ramai, suasan malam Minggu yang sudah lama tak dilihatnya karena selalu bekerja dimalam Minggu. Jeno berjalan dengan santai, diurungkannya niatnya untuk naik bus karena perjalan menuju rumahnya memang tidak terlalu membosankan dan cukup ramai, mengingat begitu banyak toko dan pedagang kaki lima disepanjang jalan.

"Kak Jeno!" panggil sebuah suara yang familiar dipendengaran Jeno, membuat sang pemilik nama menghiraukan si pemanggil dan terus berjalan lurus tanpa memperdulikan si pemanggil. Dengan kaki jenjangnya si pemanggil berlari menyusul Jeno dan merangkul yang lebih tua sayang, bahkan membubuhkan sebuah kecupan ringan pada pelipis yang lebih tua. Kedua mata Jeno membulat terkejut dan menatap nyalang yang lebih muda dan lebih tinggi darinya, walau perbedaan tinggi keduanya hanya sepuluh centimeter, Jeno yang menghitungnya.

"Mark! Bisa ngga sih ngga usah sembarangan cium gue?! Kita masih dideket daerah kantor!" ucap Jeno kesal pada Mark, si pemanggil dan pelaku pemberi kecupan. Jeno melepaskan rangkulan Mark dan menjauh dari lelaki yang lebih muda 3 tahun darinya itu. Mark mendengus, memasukkan tangannya kedalam kantong hoodienya dan menatap kesal Jeno.

"Yaampun kak Jeno, kita udah 50 meter dari kantor dan kita ada diluar kantor! Masak gue ngerangkul sama kecup pacar sendiri ngga boleh? Peraturan darimana? Kantor pusat? Cih, dasar kanebo kering!" omel Mark yang terdengar sedikit berisik untuk telinga Jeno, membuat Jeno memukul main-main mulut cerewet Mark dengan tangannya pelan, membuat korbannya makin menatap kesal pada Jeno.

Ini adalah alasan terkuat Jeno mengapa dirinya menolak beberapa junior dan senior yang menyukainya, bahkan para petinggi yang menjodohkannya dengan anak mereka. Mark Lee, tetangga sekaligus adik kelasnya sejak bangku sekolah dasar dan rekan satu kerjanya dikepolisian. Mark terkenal sebagai seorang detektif muda yang tampan dan pintar, tidak ada kasus yang tidak terselesaikan olehnya, itulah yang membuat Mark selalu ditugaskan dalam kasus-kasus besar bersama Jeno, bahkan dinobatkan sebagai asisten Jeno untuk kasus-kasus tertentu. Selain menjabat sebagai asisten Jeno, Mark juga menjabat sebagai kekasih Jeno sejak sekolah menengah atas sampai sekarang.

Sône. | MarknoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang