𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚!
Awalnya semua Baik-baik saja, tetapi setelah Dia datang. menjadi tidak Baik-baik saja!
__
Miliarder Muda itu, ternyata sudah memiliki Anak? itu merupakan berita yang sangat menggemparkan Dunia Perindustria...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bungga itu mekar, hanya saja tidak lama."
_____
Hari Minggu biasanya banyak orang yang membeli bunga dari toko Flower's Senja, iya itu dulu tidak untuk sekarang.
Senja si pemilik toko tersebut hanya bisa melamun, sambil membayangkan uang yang datang secara tiba-tiba. Ya itu mimpi yang tidak akan terjadi bila hanya diam tanpa ada ihktiar.
"Kak Senja, dih kok melamun aja?" Ucap salah satu karyawan yang sudah di anggap adik oleh Senja.
Senja tersadar dari lamunannya, lalu melihat ke arah Tara yang membawa Buket Bungga.
"Siapa yang melamun, tadi tuh Kakak lagi menghitung pengeluaran!" Balasnya membuka buku Ke-uangan.
"Dih, emang aku anak kecil bisa di bohongin. Maaf kamu salah furgoso!",
Senja menyipitkan matanya, karyawan-nya Seperti yang mencari kematian.
"Gajih di potong, mau?" Tanyanya sambil menyelipkan uang.
"Eh Jangan, tadi cuma bercanda." Kekehnya.
"Yasudah, sana kerja!" Suruh Senja seraya merapikan Bungga-bunga yang mulai layu.
Tidak lama kemudian ponsel Senja bergetar, dengan segera Senja meraih benda pipih itu dan langsung menggeser ikon warna hijau.
"Halo?"
"Senja, tolong besok pagi kamu bawa bunga ya. Di Rumah sakit sudah layu." Ucap dari sebrang sana.
"Oke, nanti aku akan menyuruh Tara membawakannya. Bunga yang biasa,'kan?" Balas Senja seraya berjalan ke dalam toko.
"Hem, ya. Tapi lebih baik kamu deh yang ke Rumah sakit."
"A-aku?" Gugupnya.
Sebenarnya Senja itu sedang menghindar dari padagan Dokter Dio, karna alasan tertentu. Akan tetapi sepertinya kali ini dia harus bertemu dia walau Engan.
"Iya, apakah kamu keberatan?"
"T-tidak, besok aku akan ke sana."
"Terimakasih, kalau begitu aku harus berkerja kembali."
Tanpa asa-asa Senja segera mematikan ponselnya, lalu mengatur napasnya pelan-pelan karna terlalu banyak tekanan jantung ketika berbicara dengan pria yang dulu ia suka.