5. Terkejut

18 8 1
                                    

Assalamualaikum. Jangan lupa follow dan tap bintang ya

Rayyan POV

Mr.Felix mengarahkan sebuah senapan tepat ke pelipis ku. Namun hal itu tak membuat diriku gentar. Aku bahkan tak peduli, bukankah hidup dan mati seorang manusia sudah di tentukan oleh Allah?

Ayah selalu mengajarkan ku.

Jika kau melihat kemaksiatan, berikanlah nasihat orang yang melakukan maksiat itu. Semoga Allah membuka hati nya.

Tapi jika kau takut, bencilah hal itu dengan hatimu. Dengan syarat, kau membenci perbuatan nya, bukan orangnya.

Dan dalam posisi ini, Mr. Felix memang salah. Bahkan sangat keterlaluan. Bagaimana mungkin dia memasung kaki putrinya sendiri? Apakah tak ada rasa belas kasih pada Puteri nya yang mengalami gangguan kejiwaan? Aku menghela nafas panjang sebelum bicara.

"Dan perlu anda ketahui, saya tidak takut ancaman anda. Di sini saya adalah psikiater nona Aurel, jadi saya berhak melakukan apapun demi kesembuhan nya." ucapku lantang.

"Kau sungguh pemberani anak muda." Netra biru gelap itu menghitam. Seolah emosi menguasai hati nya.

"Saya hanya takut kepada Allah SWT, karena Allah adalah Tuhanku." ucapku mantap, namun kini aku merasa menjadi seorang yang munafik. Bahkan tadi diriku mencium putrinya, wanita yang bukan mahram ku. Di mana rasa takutku saat perbuatan zinah itu aku lakukan? Iblis memang luar biasa dalam menggoda manusia.

"Hahahaha..." Mr. Felix menganggap ucapanku hanya sebuah gurauan. Pria tua itu tertawa dengan sangat nyaring. Apakah dia penganut animisme? Hingga berani mentertawakan Tuhan.

"Jika anda menyayangi putri anda dan ingin putri anda sembuh, anda harus bisa membuatnya nyaman. Bukan tertekan seperti ini." Aku berusaha menasihatinya.

"Selain sok berani kau juga sok tau rupanya." Nada bicaranya sungguh tenang seperti danau yang tampak diam tak beriak, namun menghanyutkan.

"Saya tidak peduli dengan argument anda tentang saya, karena saat ini saya adalah psikiater pribadi nona Aurel. Jadi saya mohon pada anda, tolong ikuti aturan saya. Apapun hal yang berkaitan dengan Nona Aurel, anda harus mengkonsultasikan hal itu pada saya. Semua demi kesembuhan putri anda. Saya mohon, lepaskan pasung dan borgol di tangan dan kaki Nona Aurel!" ucapku memohon.

"Lalu jika anak itu mengamuk lagi siapa yang akan bertanggungjawab?" Ucap Mr Felix tak yakin dengan rencana ku. Mungkinkah sebelum dia memasung dan memborgol putrinya, Aurel sempat mengamuk. Tapi walaupun seperti itu keadaannya, seharusnya dia tak menjadikan putrinya seperti tahanan.

"Saya pastikan putri anda tak akan mengamuk lagi. Saya akan berusaha mengendalikannya." ucapku mantap, berusaha menyakinkan.

"Hah ... Apa kau tau? Kemarin saya sampai kehilangan uang milyaran rupiah. Karena dia merusak lukisan dan guci antik di rumah ini. Bahkan dia hampir membunuh nyawa saya dengan senapan nya. Itulah alasan saya memborgol dan memasung kaki nya.." Mr. Felix nampak keberatan dengan permintaan ku.

"Apakah anda sadar, anda terlalu keras pada nya? Serahkan semuanya pada saya. Saya jamin dia tak akan mengamuk lagi." Ucapku kembali berusaha meyakinkan.

"Baiklah. Tapi jika dia mengamuk, kau harus bersiap untuk mendapatkan hukuman..." ucap Mr. Felix mengancam.

"Percayalah pada saya." ucapku sambil membungkuk hormat.

Mr. Felix pun melempar sebuah kunci ke arahku. Dan aku berusaha menangkap kunci itu dengan gesit.

"Thanks Sir." ucap ku sambil berlalu, kemudian keluar dari ruangan itu. Aku bergerak menuju kamar Aurel.

Metamorfosa cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang