15. Mengungkap rahasia

43 8 0
                                    

Jangan lupa untuk tekan tanda bintang pada posisi kiri bawah ya?
Happy reading..

"Tidak Aurel.. Aku mohon.. Jangan buat aku berdosa karena tak menafkahi mu secara lahiriah.."
Ucapku bersedih..

"Kakak bahkan belum menafkahi ku secara Batiniah.. Kakak belum menyentuh ku padahal ini sudah satu Minggu pernikahan kita.."

...

Aku menahan nafas sambil menatap wajah sendunya yang nampak seperti akan menangis.

"Apa aku tidak menarik? Hiks ... Hiks ... Sampai Kakak ... Hiks..." Benar saja istriku menangis karena diriku. Aku tak tahan melihat wanita menangis di hadapan ku. Aku pun langsung menarik Aurel masuk dalam dekapanku. Kucium kening nya dengan penuh penghayatan.

"Aku tau kamu mencintai Zahra... Hik ... Hiks..." Ucap Aurel sambil menangis tersedu-sedu.

"Aku akan belajar mencintaimu." Ucapku tegas. Ya aku memang masih mencintai Zahra. Tapi aku tau ungkapan dan tangisan Aurel bukan untuk ku, tangisan itu untuk Raynand. Kami memang mencintai satu wanita yaitu Zahra.

Aku menikahi Aurel agar dia tak terus mengganggu hubungan Raynand dan Zahra. Walaupun aku menikahinya untuk suatu tujuan. Bagiku tak ada permainan dalam pernikahan. Pernikahan adalah Suatu aktifitas sakral yang disaksikan Allah dan apapun yang terjadi, aku akan mempertahankan nya. Aku tak main-main saat mengatakan akan berusaha mencintai istriku dan membuat istriku jatuh cinta pada ku.

"Aurel." Ucapku serak. Aurel pun mendongak dengan wajah basah dan sembab nya.

"Listen to me... I want you to see me as a Rayyan. I'm Rayyan. I'm not Raynand and I Will learn to love you. And I want you too. You Will learn to love me as a Rayyan. (Dengarkan aku... Aku ingin kau melihatku sebagai Rayyan. Aku Rayyan. Bukan Raynand. Aku akan belajar mencintaimu. Dan aku ingin kau pun sama. Kau mau belajar mencintai aku sebagai Rayyan." Aku menarik nafas lega saat mengucapkan nya. Sesaat wajahnya tampak tenang. Bahkan lebih tepat jika dikatakan sebagai tanpa ekspresi.

Namun sesaat kemudian...

Dia berteriak.

"AAAAAA... HIKS... DASD_@$@@$AFAFFC$@$@$@AFFS@$@GHJD$@#@... HIKS... HIKS..." Aku tak bisa mengerti bahasa yang dia gunakan. Aurel kembali diserang Skizofrenia nya. Dia kembali meledak-ledak, berteriak dan menangis. Aku pun segera memeluk nya erat.

Aurel meronta-ronta. Bahkan mencakar kulit lengan ku hingga terasa perih. Aku yakin kulitku terkikis kuku panjang nya.

"Sayang! Aku mohon tenang lah!!!" Aku mencium kening nya. Tapi dia malah menampar ku dengan keras. Sedang aku hanya bisa beristighfar agar Allah memberikan kesabaran lebih untuk ku.

"AUREL... TENANG!!!!" Aku berteriak.

Namun dia semakin ketakutan. Wajahnya semakin kacau. Dia menggigit lengan yang ku gunakan
untuk mengunci tubuhnya.

"AWWW..." Aku memekik kesakitan.

Saat pelukanku melonggar. Aurel menggunakan kesempatan itu untuk berlari ke arah pintu. Aku pun segera bangkit. Menendang pintu yang terlanjur dibuka Aurel.

BRUUUKK...

Pintu itu tertutup kembali. Dan Aurel merosot di tempat sambil menangis sesenggukan. Aurel memeluk lututnya sendiri.

"Hiks... Hiks... Aku benci... Aku benci kamu... You make me hurt... You make my heart of broken... ( Kau membuatku sakit, kau membuat hatiku hancur...) Hiks... Hiks..."

Metamorfosa cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang