"Maaf karena tidak bisa menemanimu."
Dante mengecup kening Seera yang dibalas wanita itu dengan pelukan singkat. Tidak peduli jika kini keduanya menjadi pusat perhatian karena kegiatan itu, Dante bahkan meninggalkan kecupan jauh sebelum masuk kedalam kelasnya.
Beberapa orang menyoraki Seera yang tersenyum malu-malu. Seera kemudian melangkah pergi untuk mencari ruangan tempatnya melakukan tes ujian tertulis.
"Jadi, kalian sudah jadian?"
Entah darimana datangnya. Tahu-tahu Lusiana sudah melangkah tepat di sebelahnya. Hari ini, wanita manusia itu mengenakan celana jeans super ketat dan blouse berwarna putih yang membuatnya tampak begitu elegan. Seera harus akui kalau wanita itu benar-benar berkelas dari segi penampilan.
"Bisa dibilang begitu."
"Sayang sekali. Padahal, aku baru mau memperkenalkanmu dengan dosen baru di kampus kita."
"Ada dosen baru."
Lusiana mengangguk. "Dan kalau tidak salah, kamu akan melihatnya beberapa detik lagi."
"Maksudmu?"
"Pria di dalam sana adalah dosen baru yang kumaksud. Mari kita lihat, apakah kamu akan berpaling dari Dante atau tidak setelah melihatnya."
Sesampainya di depan pintu ruangan yang akan Seera tuju, Lusiana pun tersenyum penuh maksud sebelum meninggalkan Seera. Memangnya apa hubungannya dengan dosen baru, Seera maupun Dante. Mengabaikan apapun itu, Seera lebih memilih membuka pintu dan masuk kedalam ruangan itu.
"Permisi, saya adalah mahasiswi yang akan melakukan tes untuk keperluan penerimaan mahasiswa baru. Nama saya ...."
"Silakan duduk."
Seera tercengang melihat pria itu.
🌠🌠🌠
Apa-apaan?
Seera benar-benar merutuk dan ingin sekali rasanya mengumpati Abercio saat ini. Bukan saja karena kedatangan pria itu yang terlalu mengejutkan, tapi juga tentang kenapa pria itu datang ke kampusnya bahkan menyamar menjadi manusia biasa dengan identitas yang luar biasa.Dosen baru.
Yang benar saja. Darimana Abercio bisa memiliki ijin, tempat bahkan koneksi hingga memiliki semua itu dengan begitu mudah di bumi ini."KYAA! Itu... Itu dosen baru kita!" Mendengar jeritan heboh tak jauh dari posisinya, Seera cepat-cepat berdiri dari kursi taman tempatnya menunggu pria itu.
"Cih, dosen apa yang pekerjaannya menggoda gadis-gadis." Desis Seera malas, melihat Abercio yang sudah di kerumuni wanita-wanita manusia itu. Abercio bahkan tampak tidak risi berada diantara kerumunan itu. Entah dimana sosok Abercio yang dingin dan kaku itu, karena yang ada dihadapanNya saat ini adalah Abercio yang memiliki sifat baru. Ramah, murah senyum dan hangat. Seera benci melihat senyum manis yang menimbulkan lesung di salah satu pipi itu tertuju bukan untuknya.
Dengan hanya mengenakan kemeja putih lengan pendek yang mempertontonkan otot liat tubuh tegapnya, serta jambang halus yang telah tumbuh membuat kesan seksi di wajah itu. Seera sebenarnya masih tidak menyangka jika dosen baru yang Lusiana maksud adalah Abercio. Sebaik apapun Pria itu berkamufasle menjadi manusia tampan dimuka bumi ini, tetap saja Seera masih bisa mengenali belahan jiwanya itu.
"Ya tuhan! Mas dosen sangat tampan!"
"Boleh kenalan gak mas, namanya siapa sih? Masih jomblo kan ya?"
Seera tampak mengepalkan kedua tangannya tanpa sadar. Melihat bagaimana Abercio menjadi buruan manusia berjenis kelamin wanita, membuat darahnya mendidih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate Bond (Tamat)
FantasiSequel : Soulmate Terlahir sebagai seorang putri dari sang penguasa kegelapan, membuat hidup Seera terasa sangat membosankan. Terlalu banyak larangan, di balik alasan demi kebaikannya sendiri. Hingga pada akhirnya iblis wanita itu memutuskan untuk k...