Part 5

1.1K 100 17
                                    

Seera berbaring meringkuk di atas ranjang kamar dengan wajah pucat pasi, bibirnya bergetar dan kehilangan rona kemerahan di sana. Abercio yang baru saja usai membersihkan badan, tampak berjalan keluar dengan tubuh atas telanjang, mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil di tangan.

Melihat keadaan Seera yang tampak meringkuk dengan tubuh gemetar diatas ranjang, membuat Abercio jelas terkejut dan segera melempar handuknya kesembarang arah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat keadaan Seera yang tampak meringkuk dengan tubuh gemetar diatas ranjang, membuat Abercio jelas terkejut dan segera melempar handuknya kesembarang arah. Abercio mendekati Seera lalu merangkum wajah pucat wanita itu dengan kedua telapak tangannya yang terasa hangat.

"My Lady," Panggil pria itu.

"Jangan menyentuhku." Namun Seera malah menampik kasar tangan Abercio meski kedua matanya masih terpejam erat.

"Kenapa Anda menahan diri?"

Seera memilih membalikkan badan membelakangi Abercio, mengabaikan wajah muram pria itu dan kembali memejamkan kedua matanya dengan bibir mendesis menahan kuat keinginannya untuk minum. Seera benci ketergantungannya pada darah Abercio. Membuat wanita itu seakan tidak akan bisa hidup tanpa Abercio.

Seera benar-benar benci pada dirinya yang lemah seperti saat ini.

"My Lady, Anda harus minum darah saya."

"Aku tidak butuh darahmu."

"Kenapa Anda keras kepala sekali?"

"Pergi!"

Tidak tahan dengan penolakan itu, Abercio memilih menarik paksa tubuh Seera dan langsung menindihnya diatas ranjang, Seera terbelalak ketika Abercio tiba-tiba menggigit lengannya sendiri, lalu mengarahkan tetesan darah yang mengalir itu hingga tertelan kedalam mulut Seera yang ia buka dengan satu tangan lainnya.

"Abe ... uhuk, sialan!" Seera terbatuk dan balas mendorong tubuh Abercio hingga pria itu kini sudah terlentang pasrah dibawah kuasa Seera. Tanpa berpikir panjang, wanita iblis itu tiba-tiba sudah menggigit leher dan menghisap darahnya dengan tak sabaran seperti biasa.

Detik demi detik berlalu, keduanya sama-sama telah larut dalam kabut gairah. Seera sudah melepaskan gigitan kedua taringnya pada leher Abercio, namun keduanya malah terjebak pada euforia saling mendamba.

Abercio melepaskan pakaian Seera begitu saja, sementara Seera melucuti celana Abercio tanpa kendala.

Keduanya bercumbu dengan panas tubuh yang semakin menggelora dan melenguh ketika keduanya saling menyatu dibawah sana.

***

Abercio mengenakan kembali pakaiannya, masih sambil mengamati Seera yang tertidur pulas diatas ranjang kamar mereka, setelah sesi percintaan panjang yang baru saja mereka akhiri.

Sebelum keluar meninggalkan Seera, Abercio menyempatkan diri untuk membenarkan posisi selimut yang melorot beberapa kali lalu meninggalkan satu kecupan pelan di kening Seera lalu pergi berlalu keluar kamar.

Mate Bond (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang