"Oke tes perkap udah semua. Abis ini kita langsung gladi keseluruhan ya. Jadi perkap siap-siapin lagi yang barusan, kita sekalian samain sama durasi di juklak. Abis itu baru break. Oke, guys?"
Di bawah sorot lampu-lampu terang aula yang dipenuhi kesibukan, lelaki di tengah deretan kursi-kursi itu berucap lumayan lantang, kemudian disambut dengan seruan seragam yang bersahutan sepersekian detik.
Ia mempersilahkan gadis dengan berlembar-lembar kertas terstaples di atas papan jalan yang dipegangnya dengan tangan kanan, "Sar, take over."
Gadis itu tersenyum saat pundaknya ditepuk pelan oleh laki-laki bernama Kun itu. "Oh, Kak Jaehyun ceritanya jadi narsum?" Mata gadis itu mengarah ke depan. Seorang Jung Jaehyun memakai jas formal yang senada dengan seorang laki-laki yang juga berasa di panggung rendah itu, Mark Lee.
"Iya, sekalian Mark latihan ngemoderatorin. Sengaja biar ga basi-basi amat."
Sara mengangguk tanda mengerti. "Thank you, Kak Kun."
"Panggil aja nanti kalo bingung ya."
Sara mengacungkan jempolnya. Sementara pemuda berkemeja biru muda yang baru saja berbicara dengannya melesat pergi menaiki tangga setelah tersenyum kecil. Tampaknya ingin ke ruang kontrol cahaya dan audiovisual.
"Oke kita mulai yaa. Kak Mark sama Kak Jaehyun boleh keluar area dulu. Nanti kalo udah masuk agenda baru ke sini lagi."
Gadis itu mulai mengambil alih. Jemarinya satu per satu mencentang agenda yang sudah selesai dalam gladi. Tiba pada agenda penyampaian materi, dua orang di depan sana-Mark dan Jaehyun-terlihat cukup memiliki chemistry. Keduanya seperti tenggelam dalam peran moderator dan pembicara. Bahkan sesekali Jaehyun melirik ke arah Yangyang sebagai timekeeper. Layar mulai menampilkan salindia yang pembicara sediakan untuk hari H. Jaehyun yang berpura-pura akhirnya mengikuti alur dengan berlagak menjelaskan walaupun sedikit tidak nyambung karena ia merasa tidak begitu ahli dalam bidang yang disampaikan.
Pengeras suara di ruangan itu tiba-tiba mengeluarkan suara agak bising tanda baru dinyalakan. Terdengar seorang laki-laki mengetes speaker dengan hitungan.
"Tes. Tes. Satu. Kedengeran kan ya?"
"Kedengeraaaan..." Sahut panitia beramai-ramai.
"Oke. Kayaknya kita lanjut lagi nanti aja, udah jam 12 soalnya, kita break dulu ya. Makan dulu semua." Ternyata Kun. Ia memberi pemberitahuan menggunakan pengeras suara layaknya pengumuman diskon di toko pakaian.
Suara Kun mengisi ruangan lagi, "Oh iya, Hendery bisa ke ruang kontrol ga? PPT nya error nih, kena virus kayanya, minta tolong betulin dong."
Hendery bergegas menghampiri. Sementara beberapa panitia ada yang langsung pergi mengisi perut, sebagian yang lainnya masih di backstage, sebagian lagi hanya duduk-duduk saja mengisi kursi penonton yang kosong, istirahat dulu katanya.
Drrt. Drrt.
Ponsel Sara bergetar.
Pesan dari Mark.
Mark Lee
Mau makan apa?
Kata Jaemin ada mie ayam enak deket danau, mau?Sara tersenyum tertahan. Matanya bertemu pandang dengan Mark yang masih terduduk di kursi moderator dengan ponsel di tangannya dan raut wajahnya yang biasa. Wah, orang itu benar-benar pintar mengatur ekspresi.
Sara
Kita ke sana?Mark Lee
Ngga, aku aja yang ke sana. Nanti aku bawain buat kamuTanpa aba-aba, lampu seisi ruangan menjadi redup. Membuat semua orang yang masih ada di sana memandang sekeliling heran. Satu-satunya cahaya yang menarik perhatian adalah layar besar di tengah depan aula. Sara memicingkan mata menyesuaikan cahaya layar yang terlalu terang di matanya dibandingkan dengan sekitarnya. Layar yang tadi menampilkan salindia materi kini berubah menjadi sampul proposal penelitian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBATER -Mark Lee
FanfictionGimana rasanya naksir anak debat? "Kirain debat doang passion aku, ternyata kamu juga." "Dakjal" © sarawberries