"yah elah, males gue. lo aja deh duluan"
panggilan itu tara tutup singkat, ia paham betul bahwa ajun bukan orang yang tepat untuk diajak ke perpustakan.
alasan penolakan yang basi padahal besok sudah mulai ujian.
tapi tak apa, tara juga sebetulnya malas. habis mau bagaimana lagi? pilihannya hanya dua, dua bulan ini yang belajar atau satu tahun penuh yang belajar.
dan tara tak mau membuang waktu, memanfaatkan waktunya untuk masuk ujian kampus itu memang sulit, ditambah ia anak lulusan tahun lalu yang gagal. tahun ini ia harus berhasil, tak mau tahu pokoknya harus.
tara melangkahkan kakinya menuju pintu besar, sang penjaga perpustakan menyapanya dan meminta kartu identitas serta menyuruhnya mengisi daftar buku tamu.
kartu kecil itu kembali ke tangan tara, memperbolehkan tara pergi dari meja informasi dan itu membuat kakinya berkeliaran, menyusuri rak dengan tulisan ekonomi disana.
matanya menilik judul buku yang bisa diliat dari samping satu persatu, tebal sekali. bahkan matanya sudah pusing dan ia ingin pulang sekarang.
tangan tara bergerak ke satu buku yang ia kira tak akan seberat buku lainnya jika dibaca, ditumpuknya buku-buku yang paling tipis satu demi satu ditangan kanannya.
tak perlu banyak-banyak sebetulnya, hanya saja tara tak ingin membuang waktu dan menyelesaikan semuanya sekaligus.
ponselnya berbunyi, memunculkan satu notifikasi yang tak bisa tara jangkau sebab tangannya penuh sekarang.
tara yang merasa sudah lelah berdiri selama tiga puluh menit dan memilah buku selayaknya ia akan paham, ia memutuskan mencari tempat duduk dekat kaca jendela.
setidaknya pemandangan kota polusi ini bisa mengurangi peningnya atas tabel-tabel akuntansi yang menyebalkan.
ditaruh tumpukan buku itu di meja putih kosong, tangannya bergerak melihat notifikasi tadi, dan oh ternyata hanya ajun yang seperti biasa berisik dan tak penting.
tara duduk di kursi yang tak empuk, ia harus memutuskan buku mana yang akan dibacanya lebih dulu.
"oh? ga ada dasar ilmu ekonomi?"
tanyanya pada diri sendiri.
tara bangkit lagi, ia harus menyelesaikan dua pekerjaan sekaligus hari ini dan itu cukup membuatnya mengeluh.
langkahnya kembali pada rak yang sama, menilik buku yang ia maksud.
tak ketemu, sialan.
padahal rak ini cukup besar untuk menampung satu buku materi itu.
tapi yasudah, mari jangan dibawa kesal. bisa-bisa ia meledak hari ini.
tara pindah ke rak yang tak jauh darisana, siapa tau ia bisa menemukan buku itu di rak materi perkuliahan.
siapa yang tau, kan.
matanya kembali memicing, seperti mata rusa yang mencari keberadaan buaya agar tak tertangkap.
ketemu!
sudah dibilang, jangan terlalu dibawa kesal.
tara tersenyum, ia ambil buku itu dari sisipan buku tebal lainnya. ia tatap covernya diam, buku itu terlalu tipis. apa akan lengkap materinya?
banyak mau.
perpustakan yang selalu sunyi tiba-tiba dihebohkan dari suara jatuh yang tak jauh dari dirinya.
satu barisan buku jatuh begitu saja menimpa kepala si gadis berambut coklat, wajahnya terkejut setengah mati, keadaan seperti ini membuat cherry jadi pusat perhatian dan ia benci itu.
cherry yang masih memproses situasi ini masih tak bergeming, ia biarkan buku itu jatuh satu demi satu tanpa usaha untuk memberhentikannya.
sebuah tangan besar menghalangi buku yang terakhir di barisan tersebut, mencegah buku yang paling tebal jatuh pada kepala cherry dan mencegah pusing tiga hari tentunya.
cherry tatap si pemilik tangan itu, oh matanya juga besar.
sungguh, jantungnya berdegup cepat sekarang.
dipikiran cherry, ia seperti sedang memainkan lakon drama korea yang ia suka tonton setiap malam.
apakah ia akan jadi pemeran utama yang selalu ia tunggu hari ini?
ah, dibayangkan saja sudah terasa menyenangkan.
"gapapa?"
tanya tara, pada mahluk cantik di hadapannya.
cherry diam saja, ia masih hanyut dengan suasana dalam pikirannya sendiri.
tara menyerngitkan dahinya, perempuan ini masih loading atau bagaimana sih?
baru tiga puluh detik setelahnya, cherry sadar atas kekacauan yang ia buat. ia minta maaf ke seluruh ruangan ini karena membuat kerusuhan tak perlu.
tubuhnya dibungkukkan berkali-kali sebagai permintaan maaf.
tentu saja cherry merasa bersalah, ia menggaruk tengkuknya karena begitu kebingungan sekarang.
ditambah keberadaan laki-laki dihadapannya sekarang.
".......makasih ya"
ucap cherry sambil tersenyum malu-malu.
hari ini hari beruntung tara, meski satu buku tebal jatuh menghantam tangannya dan bohong jika itu tidak sakit.
tapi hatinya memutuskan juga untuk jatuh pada perempuan ini.
•●•
Choi yeonjun as Arjuna dirgantaraKang taehyun as Tara anindika
Lee chaeryong as Olgisti cherryna
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan hanya hujan yang bisa jatuh ke bumi, taeryeong.
Короткий рассказmari jatuh cinta sesukanya, mari tak peduli pada aturan, dan mari saling meninggalkan. kang taehyun x lee chaeryeong as main character.