bus kota, tak apa harus menunggu lama.

117 27 10
                                    

tara menghentakan kakinya ke tanah, ia bosan harus menunggu meski baru lima menit lalu.

arlojinya menunjukan pukul empat sore, namun belum ia lihat gadis itu keluar darisana.

apa ujiannya tak berjalan lancar? mengapa lama sekali?

umtungnya tara mengambil sesi pertama, sedangkan milik cherry yang ketiga.

tara melihat ke arah pejalan kaki, sekumpulan anak usia lima tahun berjalan berbaris dituntun si pemimpin paling depan. memegang balon karakter dan terlihat senang. senyum kecil muncul di wajah tara, meski ia benci anak-anak namun masa kanak-kanak adalah yang paling menyenangkan.

kau tau, tak perlu ujian, tak perlu belajar, dan tak perlu hafal rumus trigonometri.

semua hal yang menyebalkan rasanya ditunda hingga tara menginjak usia ini, sembilan belas tahun.

tapi tak apa, tara bertemu cherry di usianya yang sekarang meski gadis itu lebih tua darinya setahun. namun usia bukan penghalang perasaan.

toh hanya setahun ini.

Desember, musim hujan dan kemarin ia sempat pulang dengan basah kuyup dan demam dua hari.

tara menghadap ke arah langit, mewanti-wanti siapa tau akan hujan lagi. sebenarnya tak apa jika harus berlari dan membuat adegan menyenangkan bersama cherry di tengah hujan, rasanya seperti film the notebook.

tapi tara hanya tak mau cherry sakit lagi.

"hey, udah lama?"

tangan cherry menepuk pundak tara hingga laki-laki itu sedikit terkejut, mau marah juga bagaimana, masalahnya cherry tersenyum lebar sekali dan itu membuat tara ikut tersenyum juga.

"baru kok"

tara membalikan badanya, menatap perempuan yang rambut panjangnya terikat itu dan tetap cantik.

"oh kirain, mau langsung pulang?"

tanya cherry,

"iya, besok masih ada satu ujian lagi."

mereka berdua sepakat, lalu berjalan beriringan.

"gimana tadi?"

tara menatap jalanan yang panjang tanpa terlihat ujungnya, sesekali tatapannya berpindah pada gadis disampingnya.

"soalnya susah, meski ini pertama kalinya sih tapi kata lo jangan panik atau kalau panik ngomel aja dalem hati jadi fine-fine aja."

tara mengangguk paham,

"lo gimana?"

"gue harap tahun ini lolos"

"semoga kita beruntung ya, tar."

tara mengaminkan perkataan cherry dalam hati,

halte bus tak begitu jauh, namun tempo mereka yang melambat. tak ada yang mau buru-buru berpisah dan harus menunggu pagi tiba tuk bertemu lagi.

namanya juga orang sedang jatuh cinta,

mau bodoh juga dimaklumi dengan dunia.

"hari minggu mau makan lagi, gak?"

"boleh, kemana?"

si laki-laki bingung harus jawab apa, ia belum punya rencana.

"lo suka restoran kemaren?"

"iya, enak kok mi nya."

tak sampai lima belas menit dan obrolan yang seadanya, mereka sampai di halte.

bukan hanya hujan yang bisa jatuh ke bumi, taeryeong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang