Chapter 9

586 51 15
                                    

Sekarang Juugo tengah berada di perpustakaan. Kelasnya sudah selesai. Sekarang dia hanya tinggal menunggu Sasuke menyelesaikan kelasnya. Dia berencana untuk menginap di apartemen Sasuke lagi malam ini. Ditengah dia yang tengah membayangkan hal-hal indah bersama Sasuke nanti, tiba-tiba ponselnya berdering.

Juugo segera keluar dari ruang perpustakaan dan mengangkat panggilan dari ponselnya. "Halo?"

"Cepat pulang! Aku tak menerima penolakan."

Pip.

Juugo tak sempat mengatakan apapun. Barusan adalah telfon dari ayahnya. Ayahnya menyuruhnya pulang. Mungkin sebentar lagi dia akan dimarahi habis-habisan karena kemarin dia tidak pulang. Dan tidak hanya dimarahi, Juugo yakin nanti dia juga akan mendapat beberapa pukulan.

Dengan terpaksa Juugo mengirimkan pesan ke ponsel Sasuke bahwa dia tidak bisa pulang bersama nanti. Payungnya Juugo biarkan untuk Sasuke bawa. Dia akan naik taksi untuk ke gedung apartemen Sasuke dan mengambil mobilnya. Kemudian dia segera pulang sebelum ayahnya bertambah marah.

Sasuke mengerti. Dia sama sekali tidak keberatan jika Juugo harus pulang duluan. Dia menyempatkan untuk mengirim pesan balasan yang singkat kepada Juugo sebelum akhirnya kembali fokus dengan kelasnya.

.

.

.

Tak terasa matahari sudah terbenam. Sasuke merasa sangat lelah dan kelaparan. Dia ingin segera pulang untuk beristirahat. Hujan saat matahari sudah terbenam terasa memiliki level dingin yang berbeda. Sasuke tak ingin memikirkannya. Dia terus berjalan hingga akhirnya sampai di gedung apartemennya. Saat memasuki lobi, dia melihat seseorang yang tak asing dengan setelan jas. Rambut kuning itu...

"Naruto-san?" panggil Sasuke setelah berada di depan Naruto yang berada di lobi.

"Sasuke? Akhirnya kau pulang juga. Aku sudah menunggumu sejak tadi siang. Aku ke apartemenmu tapi terkunci. Jadi aku menunggumu di lobi." jelas Naruto.

"Ah, souka. Maafkan aku karena Naruto-san jadi menunggu lama. Apa Naruto-san belum makan sejak tadi siang?"

"Tadi aku kesini setelah makan siang. Tapi rasanya sekarang sudah mulai lapar lagi, hehehe." Naruto menampilkan cengirannya.

"Kalau begitu ayo ke tempatku. Akan ku masakkan sesuatu."

Naruto mengangguk senang. Setelah percakapan mereka yang lumayan singkat itu, akhirnya mereka ke tempat tinggal Uchiha bersaudara. Sesampainya di depan pintu, Sasuke melepas sepatunya dan Naruto mengikutinya. Setelah itu Sasuke meletakkan payung di tempatnya dan juga menyimpan tasnya di kamar. Barulah dia mulai memasak di dapur.

Naruto memperhatikan Sasuke yang sedang memasak. Dia duduk di kursi meja makan di dekat tempat Sasuke memasak.

"Kau akan memasak apa?" tanya Naruto.

"Nasi goreng. Daijoubu?"

"Hm, daijoubu. Aku suka."

"Syukurlah."

Sasuke melanjutkan kegiatan masaknya. Sesekali dia mencicipi apa yang kurang dari rasa nasi goreng yang dia buat. Dan saat dia merasa sudah pas, dia terlihat senang. Dengan wajah yang bahagia dia meletakkan nasi goreng buatannya ke dua piring. Satu untuknya dan satu untuk Naruto. Tak lupa dia juga menuangkan air putih untuk minumannya.

"Apa Naruto-san ingin minum yang lain? Kopi? Teh?" tawar Sasuke.

"Aku ingin minum air saja. Hm.... Baunya enak. Ittadakimasu!" Naruto langsung menyantap nasi goreng buatan Sasuke.

I Can't Live Without UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang