Chapter 10

444 45 4
                                    

"Tidak apa, Sasuke. Aku ada disini." ucap Naruto seraya mengelus surai hitam Sasuke.

Sasuke sungguh sangat malu sekarang. Pertama, kenapa Nii-san nya itu harus memberitahukan rahasianya kepada Naruto? Haruskah? Perlukah? Itu sungguh sangat memalukan bagi Sasuke! Kedua, sekarang dia tengah memeluk Naruto. Padahal sebelumnya dia baru saja menampar pria itu. Dimana urat malu Sasuke sekarang? Dalam batin rasanya Sasuke ingin menangis saja.

Saat Sasuke masih meratapi rasa malunya, tiba-tiba saja hp nya berbunyi. Dia menoleh sedikit dan melihat ada nama Juugo di layar hp nya. Kemungkinan besar Juugo menelponnya karena temannya itu khawatir. Barusan ada guntur yang sangat besar.

Sasuke hendak meraih hp nya dengan satu tangan untuk mengangkat telepon dari Juugo. Sementara tangannya yang satunya tetap memeluk Naruto. Ketika tangannya sudah hampir sampai kepada handphone, Naruto tiba-tiba menarik tangannya dan tiba-tiba saja mencium bibirnya. Tentu Sasuke terkejut karena hal itu.

Tak lama kemudian Naruto melepaskan tautan bibirnya dengan bibir Sasuke.

"Sasuke, sekarang kita sedang bersenang-senang menghabiskan waktu bersama, 'kan?"

"??"

"Tolong jangan hancurkan hal ini dengan mengangkat telfon dari temanmu itu."

"..."

"Aku sangat cemburu karena kau lebih banyak menghabiskan waktu dengannya daripada denganku. Jadi ketika kita punya waktu bersama seperti ini, tolong jangan pikirkan yang lain."

Sasuke mengerti apa maksud Naruto. Pria di depannya ini sepertinya benar-benar menyukainya. Apa tidak apa-apa jika dia menerima Naruto? Apakah semua akan baik-baik saja? Jujur saja dia sudah sering merasa berdebar saat bersama Naruto.

"Sasuke..."

Diam-diam Naruto memasangkan sebuah cincin di jari manis tangan Sasuke. Dia mencium kening Sasuke dengan lembut. Dia juga mengusap-usap pipi Sasuke, menenangkan Sasuke dari segala pikiran yang memberatkan sang bungsu Uchiha.

"Aku sangat mencintaimu, Sasuke..."

Sasuke tersenyum. Dia menyadari cincin di jari manisnya yang baru saja dipakaikan oleh Naruto. Sasuke membiarkannya. Dia merapatkan posisinya pada Naruto yang mana Naruto dengan senang hati memeluk Sasuke untuk menghangatkannya. Tanpa sepengetahuan Sasuke, Naruto sudah mematikan ponsel bungsu Uchiha itu agar tidak akan ada gangguan lagi.

"Sasuke..."

"Ha'i?"

"Aku sangat mencintaimu Sasuke."

"Ha'i."

"Bagaimana denganmu? Katakan bahwa kau juga mencintaiku, Sasuke!"

Untuk sesaat, Sasuke terdiam. Tapi kemudian, "Aku rasa aku juga mencintai Naruto-san." ucap Sasuke.

Naruto tersenyum, "Jika aku masih belum bisa memperistrimu, bisakah kau menganggap ku sebagai kekasihmu sekarang?" tanyanya kemudian.

Sasuke mengangguk malu-malu. Ini pertama kalinya dia menjadi kekasih seseorang.

"Jangan selingkuh, ya, Sasuke."

Semburat merah muncul di pipi Sasuke ketika mendengar ucapan Naruto barusan. Apa-apaan? Selingkuh? Dia saja tidak pernah dekat dengan siapapun. Jadi bagaimana mungkin dia bisa selingkuh? Di dalam dunia yang luas ini, teman Sasuke hanyalah satu. Juugo.

Tapi tanpa Sasuke ketahui, memang sepertinya itulah yang berusaha Naruto tegaskan. Naruto tidak suka jika Sasuke menghabiskan lebih banyak waktunya dengan temannya itu daripada dengan dirinya. Dia cemburu? Tentu saja. Tapi Sasuke masih tidak menyadari hal itu. Ntah Sasuke yang terlalu polos atau memang Sasuke ingin melihat seberapa perjuangan Naruto untuk mempertahankan dirinya, Naruto tidak tahu.

I Can't Live Without UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang