Beberapa hari yang lalu, aku lihat ketentuan NaruSasu Multy Challenge lagi dan ada tulisan:
"Satu peserta boleh menulis lebih dari satu judul karya fanfic."
Jadilah aku buat ff ini karena ada ide yang tiba-tiba muncul di otakku.
Tapi emang boleh, nggak, sih?~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Naruto berjalan malas menyusuri trotoar jalan Tokyo. Hari-harinya benar-benar sudah tak berwarna lagi sejak 22 tahun yang lalu, sejak dia ditinggalkan oleh belahan jiwanya untuk selama-lamanya.
Hidup pria berusia 45 tahun ini seakan kosong. Padahal, dia adalah seorang CEO dari lima perusahaan di Jepang. Tapi dia tidak pernah merasa bahagia dengan semua yang dia miliki. Dalam benaknya, semua kekayaannya itu percuma saja tanpa kehadiran sang belahan jiwa.
Setiap pagi, dia akan joging untuk menjaga kesehatannya dan berusaha menjernihkan pikirannya yang selalu terisi oleh bayangan masa lalu dengan udara sejuk pagi hari. Dan sekarang Naruto dalam perjalanan pulang. Hingga—
BRAK!
Tiba-tiba Naruto mendengar sesuatu tak jauh dari tempatnya sekarang. Memang suara itu tidak keras di pendengarannya, tapi sedikitnya dia penasaran suara apakah itu.
Dengan berhati-hati, Naruto berjalan mendekati gang kecil diantara dua gedung pencakar langit yang dia yakini suara tadi berasal dari sana. Perlahan, dia mulai melihat kedalam gang itu.
Ketika dia sudah bisa melihat seluruh isi gang itu, ternyata ada semacam penindasan disana. Ada sekitar 4 preman berbadan lumayan besar mengelilingi seseorang yang sepertinya sedang mereka tindas.
Merasa bisa mengatasi 4 preman itu, Naruto bergegas menghampiri tempat kejadian dan langsung mendorong dua preman yang menarik rambut dan kemeja seorang pemuda yang badannya jauh lebih kecil dari semua preman yang ada disana. Sepertinya selain penindasan, pria berbadan kecil ini juga mengalami pelecehan.
"Hey.. Santai, kawan.. Ada apa ini?" tanya Naruto yang sok akrab, berniat menghentikan apa yang mereka lakukan.
"Siapa kau?! Jangan ikut campur urusan kami!" ucap salah seorang preman seraya mendorong Naruto.
"Memangnya ada apa? Semuanya bisa diselesaikan dengan baik-baik, 'kan?"
"Justru ini kami sedang berusaha untuk memperlakukannya dengan baik-baik dan lembut." ucap preman yang lainnya dengan seringai mencurigakan dan disusul dengan pecahnya tawa preman-preman yang lainnya.
Naruto menggigit bibir bawahnya mendengar nada bicara preman itu. Jelas sekali preman-preman ini ingin melecehkan pemuda kecil ini.
"Jangan begitu. Lihatlah, pemuda ini bahkan sepertinya tidak mengerti dengan apa yang sedang kalian bicarakan." Naruto masih mencoba bernegoisasi dengan preman-preman ini agar melepaskan sang pemuda.
"Banyak bicara juga kau rupanya. Lebih baik kita habisi sekalian saja orang ini." ucap salah satu preman yang ditanggapi dengan preman lainnya yang mulai melayangkan berbagai macam pukulan ke Naruto.
Dengan sigap, Naruto menangkis semua serangan preman-preman itu. Sesekali dia melayangkan pukulan ketika ada kesempatan. Pengetahuan Naruto soal bela diri cukup banyak. Bahkan, dia pernah juara bela diri karate tingkat nasional saat dia duduk di bangku SMA dulu.
Sekitar 15 menit kemudian, preman-preman tadi mulai kelelahan dan akhirnya menyerah. Mereka memilih mundur karena sudah tak sanggup lagi melawan Naruto. Tentu Naruto tidak menahan mereka. Karena dia juga sudah kelelahan. Ada beberapa luka juga diwajahnya.