(Di dalam Lift)
Naruto tetap menggandeng tangan Sasuke. Hanya keheningan yang ada diantara keduanya. Hingga akhirnya, Sasuke memutuskan untuk mengajak Naruto mengobrol.
"Naruto-san."
"Nani?"
"Kau sangat kaya. Apa itu kekayaan dari orang tuamu atau hasil kerjamu?"
Senyum mengembang di bibir Naruto. Apa ini artinya Sasuke ingin memastikan apa di adalah pria mapan atau bukan?
"Keduanya."
Sasuke manggut-manggut mengerti, "Apa pekerjaan Naruto-san?" tanyanya kemudian.
"Aku seorang CEO."
"CEO? Biasanya seorang CEO itu pasti sangat berpengalaman dalam bisnis yang pastinya juga sudah berumur. Melihat Naruto-san, apa Naruto-san ini Usahawan muda, ya?"
Senyum kembali hadir di bibir Naruto, "Usiaku sudah 45 tahun, Sasuke."
"Heh?! 4.. 5?"
"Hm."
"Kau terlihat jauh lebih muda dari pria berusia 45 tahun, Naruto-san."
"Memangnya kelihatannya berapa usiaku?"
"25?" Sasuke tidak yakin dengan apa yang dia diucapkan sendiri.
Naruto tertawa kecil nenanggapi dugaan Sasuke mengenai usianya.
"Kenapa? Kenapa Naruto-san tertawa?"
"Kau lucu, Sasuke. Kau juga terlihat jauh lebih muda dari usiamu yang sebenarnya. Kukira kau masih siswa SMP. Tapi apa kenyataannya? Kau adalah seorang mahasiswa di sebuah Universitas.."
"Usiaku sudah 21, Naruto-san.."
.
.
.
I Can't Live Without U
.
.
.
(Di depan pintu apartemen Sasuke)
"Naruto-san mau masuk dulu?"
"Hm,.. Apa boleh?"
"Tentu. Tadi, 'kan, kita belum makan malam, apa Naruto-san mau makan malam disini bersamaku? Memang mungkin rasanya tidak seperti makanan-makanan yang biasanya Naruto-san makan—"
"Terima kasih."
"Hn?"
CKLEK.
"Sasuke!"
"Juugo?"
Baru saja Sasuke membuka pintu apartemen-nya, dia sudah hampir terjungkal karena seseorang yang tiba-tiba memeluknya. Pelakunya adalah teman masa kecilnya. Dan sampai sekarangpun mereka masih berteman dengan baik.
"Ekhem!"
Naruto sengaja berdehem agak keras agar keberadaannya terlihat oleh kedua orang yang sepertinya sudah tidak menganggap keberadaanya disini.
