Naruto tersenyum. Dia membawa Sasuke ke dalam pelukannya. Udaranya sangat dingin, Sasuke pasti merasa sangat nyaman dipeluk tubuh besarnya seperti ini. Posisi Sasuke sekarang tengah duduk diantara kedua kaki Naruto. Naruto memeluknya dari belakang. Posisi ini membuat Naruto bisa memeluk tubuh Sasuke seluruhnya. Apalagi ntah kebetulan atau tidak, di atas sofa ada selimut. Selimut itu bisa membuat tubuh mereka semakin hangat. Tanpa basa-basi Naruto menyelimutkannya pada Sasuke.
Meskipun sebelumnya Sasuke bilang dia tidak takut, Naruto bisa melihat tubuh Sasuke menegang setiap ada scene menyeramkan di layar televisi. Dan Sasuke akan kembali rileks begitu iklan.
Tok tok tok...
Sasuke langsung menoleh ke arah pintu apartemennya, "Tidak hanya aku, 'kan, yang mendengarnya?" ucapnya kemudian.
"Ya. Aku juga mendengarnya, Sasuke."
"Ung... Sepertinya ketukan itu di apartemen sebelah. Ya, pasti dari sebelah."
Naruto menyeringai, "Kurasa itu dari pintu apartemen ini, Sasuke." ucapnya kemudian.
"Ma... Mana mungkin! Tidak ada yang akan datang kemari, kok."
"Coba buka saja dulu, Sasuke."
"Ke... Kenapa aku?"
"Ini apartemen mu, Sasuke."
"U... Ung... Baiklah."
Sasuke menyibak selimut dan bangkit dari pelukan Naruto. Pelan-pelan dia berjalan ke pintu. Sedangkan Naruto hanya memperhatikan Sasuke dari belakang sambil tersenyum.
Perlahan, Sasuke membuka pintunya.
"Pesanan untuk apartemen nomor 107."
"Eh? Tapi... Saya tidak merasa pesan apapun hari ini."
"Tapi... Ini benar apartemen nomor 107, 'kan?"
"Iya, benar."
"Silahkan anda terima saja dulu, tuan. Ini sudah dibayar, kok."
"Ung... Baiklah."
"Kalau begitu saya permisi dulu. Semoga malam anda menyenangkan."
Sasuke memperhatikan orang yang baru saja membungkuk padanya dan sekarang orang itu berjalan pergi. Orang itu adalah kurir pengantar makanan. Tapi dia tidak merasa pesan apa-apa hari ini. Apakah Naruto yang memesannya?
Sasuke menutup kembali pintunya. Tak lupa dia juga mengunci pintu itu. Setelah itu dia berjalan menghampiri Naruto lagi.
"Naruto-san memesan sesuatu?" tanya Sasuke sembari duduk di samping Naruto dan meletakkan kantung plastik yang baru saja dia dapat dari kurir tadi.
"Coba bukalah."
Sasuke menuruti perkataan Naruto. Dia mulai membongkar apa isi di dalam kantung plastik ini. Dan ketika dia sudah tau apa isinya, pipinya lantas memerah.
(Kira-kira apa, ya, isinya? 👀)
.
.
.
I Can't Live Without U
.
.
.
(Di rumah Juugo)
"Kenapa Sasuke tidak mengangkat telfon ku, ya. Bahkan sekarang nomornya sedang tidak aktif."