Chapter 12

450 43 9
                                    

Naruto melihat wajah Sasuke yang memerah karena ulahnya. Ditambah dengan suara-suara yang dikeluarkan Sasuke, rasanya membuat sesuatu dibawah sana terbangun. Begitu benda itu mengeras, mata Sasuke melebar karena terkejut. Dengan segera dia bangkit dan menjauh dari Naruto.

"Ah... Maafkan aku, Sasuke. Aku sangat tidak sopan padamu. Aku harus ke toilet sebentar." ucap Naruto. Dia berusaha membuat Sasuke nyaman, tapi kebanggaannya ini rasanya juga ingin ikut dibuat nyaman oleh Sasuke. Jadinya dia terbangun.

Akhirnya Naruto bangkit dan pergi ke kamar mandi. Sedangkan Sasuke, tampaknya dia masih syok dengan kejadian barusan. Dia tidak menyangka Naruto bisa tiba-tiba keras seperti itu. Dia jadi kepikiran. Apakah selama ini Naruto menyalurkan hasratnya dengan menyewa pelacur di luar sana? Apalagi Naruto juga orang kaya. Sial... Tiba-tiba saja Sasuke merasa sangat kesal saat memikirkan hal itu.

Sekitar 15 menit kemudian, Naruto kembali. Sasuke masih melamun dengan tampang kesal. Bahkan gelas coklat panas di tangannya pun masih belum habis karena dari tadi dia hanya melamun.

"Sasuke?"

Sasuke yang sudah menyadari kedatangan Naruto, memalingkan wajahnya. Dia kesal dan marah pada Naruto.

"Sasuke... Sudah, jangan marah lagi. Aku sangat minta maaf untuk tindakan tidak sopan ku barusan." bujuk Naruto.

Seketika Sasuke tersadar. Apa yang baru saja diucapkan Narutolah yang harusnya menjadi penyebab kemarahannya. Tapi kenapa dia malah marah dengan alasan yang lain? Memikirkan hal itu membuatnya langsung memerah.

"Sasuke..." Naruto menarik Sasuke ke dalam pelukannya.

Awalnya Sasuke memberontak karena masih marah pada Naruto. Tapi tak berselang lama, dia mulai kalem dan menikmati pelukan Naruto.

'Sial... Ini sangat nyaman.' batin Sasuke.

"Na... Ayo habiskan coklat panasmu. Masih ada satu lagi. Cepat minum sebelum dingin." ucap Naruto sambil melanjutkan kegiatannya yang sebelumnya tadi. Yaitu menonton film sembari makan pizza.

Sasuke menikmati coklat panasnya dengan khidmat. Pipinya memerah menikmati coklat panas favoritnya dan dipadukan dengan pelukan hangat yang sangat nyaman dari Naruto. Apalagi ditambah dengan cincin yang dia lihat di jari manisnya, membuat Sasuke semakin memerah.

Bisa dibilang sekarang dia tengah bermesraan dengan Naruto yang notabenenya adalah bos besar kakaknya sendiri. Apa yang akan Itachi lakukan jika dia sampai mengetahui hal ini? Dan kira-kira apa yang dilakukan kakaknya itu sekarang?

"Nii-san..." gumam Sasuke tanpa sadar.

"Itachi?"

"Eh?" Sasuke langsung mendongak ke Naruto saat pria itu menyebut nama kakaknya.

"Kau merindukan Itachi, Sasuke?" tanya Naruto.

"Bukan begitu. Hanya saja... Aku penasaran apa yang dilakukan kakakku sekarang."

Naruto terdiam agak lama setelah ucapan Sasuke barusan. Dia mengingat sesuatu. Kemudian dia mendekatkan wajahnya pada Sasuke dan bicara dengan pelan, "Aku akan memberitahumu sesuatu."

"Hn?"

"Akhir-akhir ini aku sering ke kantor untuk bertemu dengan Itachi."

Sasuke memperhatikan ucapan Naruto.

"Kurasa, dia sedang dekat dengan seseorang di kantor. Tapi hebatnya, kualitas kerjanya sama sekali tidak menurun. Aku sangat menyukainya. Dia pantas menjadi kakak ipar ku."

Pipi Sasuke kembali memerah. Bisa-bisanya Naruto begitu enteng mengucapkan kalimat itu? Ung... Apa sekarang dia sudah benar-benar jatuh cinta pada pria keturunan klan Uzumaki ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Can't Live Without UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang