So Eun terduduk ditempat tidurnya dengan perasaan was-was. Ia memandangi sekeliling ruangan tempatnya berada dan menyadari kesendiriannya. Lagi dan lagi ia menghela nafas berat, berusaha untuk menenangkan diri. Baru saja ia menjatuhkan kakinya kesisi tempat tidur, berencana untuk menenangkan pikiran dengan sedikit berjalan keluar, ia malah mematung kala pintu ruangannya bergeser dan memperlihatkan tubuh kecil Juno.
"Juno?" So Eun masih terududuk diam, sementara Juno melangkah mendekat dengan tersenyum lembut lewat bibir pucatnya. "Apa yang kau lakukan disini?"
"Ini..." Juno menjulurkan tangannya memperlihatkan So Eun sesuatu yang ia gambar ditelapak tangan kirinya.
"Ini apa, hum?" So Eun kemudian mengelus pipi Juno lembut sebelum mengangkat tubuh itu untuk diajak duduk berdampingan dengannya.
"Ini jantung appa."
"Jantung appa? Kenapa jantungnya retak?" So Eun memerhatikan gambar hati dengan retakan garis membelah hati tersebut.
"Sepertinya jantung appa sakit, Juno sering melihat appa menangis sambil memegangi jantungnya. Tapi appa selalu bilang kalau dia tidak kenapa-napa. Akhirnya Juno sadar kalau jantung appa cuma sebelah..."
"Sebelah?"
"Juno juga sering menangis dan memegangi perut Juno kalau itu sakit. Ini karena ginjal Juno cuma sebelah dan tidak bekerja dengan baik. Juno pikir jantung appa juga sama. Karena itu Juno ingin berterimakasih pada eomma."
"Eomma?"
Juno melingkarkan lengannya dipinggang So Eun dan memeluk So Eun erat. So Eun yang masih sedikit kebingungan tidak dapat melakukan apapun selain memeluk pria kecil itu dan mengelus rambutnya lembut.
"Terima kasih eomma, sudah kembali." Mendengar itu So Eun tersentak, apa mungkin yang disebut Juno dengan sebutan ibu adalah dirinya?
"Juno menemukan foto dilaci kamar appa dan menanyakannya pada eomma Jang. Eomma Jang bilang, itu foto eomma. Maafkan Juno tidak mengenal eomma sejak awal." Juno mengeratkan pelukannya. "Mengapa eomma pergi terlalu lama? Juno rindu..." Juno mendongah dan tatapannya bertemu dengan So Eun. "Karena eomma sudah kembali, jantung appa tidak pernah sakit lagi. Eomma membawa sebelah jantung appa, ya? Seperti ketika nanti Juno membawa sebelah ginjal eomma? Kalau begitu eomma jangan jauh-jauh, Juno tidak tahan dengan rasa sakit perutnya, sangat menyakitkan. Jangan menjauh juga dari appa, nanti jantung appa sakit lagi... itu pasti sakit sekali."
Air mata So Eun menetes, ia tidak menyangka ia akan mendengarkan ucapan menyakitkan itu dari mulut seorang pria kecil yang masih terlalu muda untuk tahu kenyataan bahwa dunia tidak berjalan segampang itu. Seperti mimpi buruk yang dibungkus dengan dongeng sebelum tidur, Juno belum mengerti apa arti dari kalimat yang ia utarakan.
"Kim So Eun!" Chanyeol memasuki ruangan dengan tergesa-gesa kemudian memeluk So Eun erat. "Ada apa dengamu?!" Ketus Chanyeol melepas peluknya dan memandangi So Eun dengan amat khawatir.
"Akan kuceritakan nanti..."
"Kau tidak sakit kan? Apa ini penyakit kronis atau semacamnya?!"
So Eun terkekeh kecil, "Aku tidak sakit, aku sehat."
"Lalu kenapa dirumah sakit?!"
"Appa!" Juno turun dari atas tempat tidur dan segera berlari menuju Sehun yang perlahan mengambil jongkok untuk menyambut putranya.
"Kenapa Juno disini?"
"Juno tauu~ itu eomma kan?" Juno tersenyum bangga sembari menunjukkan selembar foto pada Sehun. "Kenapa appa tidak bilang sama Juno? Meski Juno tidak tahu wajah eomma, kan appa bisa kasih liat fotonya... Juno senang!" Juno melompat kecil dan memeluk leher Sehun erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Puppet
FanfictionSemua ada harganya, begitu setidaknya alasan yang mengikat erat Kim So Eun pada pria super kasar dan keji, Oh Sehun. Segala hal yang harus So Eun lakukan dan segala perlakuan menjijikkan yang diterimanya dari Oh Sehun merupakan bentuk timbal balik a...