12. Soft

831 71 13
                                    

Sehun duduk ditepi tempat tidurnya dengan tidak berhenti menghentakkan jari telunjuknya disisi kasur tempat kedua tangannya menapak. Ia sudah berdiam diri seperti itu cukup lama setelah memandangi foto-foto yang diambil orang suruhannya. Kakinya menghentak dilantai dengan cepat seakan terbawa naluri melepas kegusarannya.

"Auuh!" Ketusnya sembari mengambil posisi berdiri dengan kedua tangan menepel dipingangnya. Ia menoleh kebelakangnya, memandangi foto-foto yang tergeletak begitu saja diatas tempat tidurnya. Nafanya menderu tidak beraturan, foto-foto itu menyulut amarahnya.

Setelah berkutat dengan pikirannya sendiri, ia memilih memasuki kamar So Eun. Dilihatnya pakaian wanita itu tergeletak dilantai dan suara air mengucur menyambangi telinganya.

Sehun memandangi pakaian itu sejenak sebelum melirik kamar mandi dan berjalan berbalik arah untuk mengunci pintu dan melempar asal kuncinya. Ia mendekati tirai balkon kemudian menutup tirai itu rapat, menjadi ruangan cukup gelap. Ia kemudian membuka baju tidurnya dan menjatuhkannya dilantai begitu saja sebelum melangkah menuju kamar mandi. Ia bersandar disisi ambang pintu bilik shower sembari memandangi So Eun yang membelakanginya.

"Sepertinya kau tidak jera..."

"Aaah! Yahk!" So Eun sontak membalik tubuh dan menutupi bagian penting tubuhnya dengan kedua tangannya. "Apa yang kau lakukan?!" Ia cukup terbelalak memandangi Sehun sudah berada dihadapannya tanpa busana. Ia segera menjulurkan tangan cepat kearah bathup tempat ia menggantungkan kaus Sehun yang sebelumnya ia pakai. Ia kenakan kaus itu segera meski air shower sedikit menyiprat kearahnya.

"Seharusnya itu pertanyaanku." Sehun melangkah mendekat namun melintasi tubuh So Eun untuk mematikan keran shower dan kini berada dihadapan So Eun. Ia memandang So Eun lekat dengan sorot mata gelap dan alis menekuk tipis. "Beberapa hari sebelum aku mengetahui bahwa kau menemui pria itu, kau kemana?"

"Kemana apanya?!"

"Jangan bertanya balik padaku seakan-akan aku  hanya salah paham. Menyembunyikannya atau jujur, tidak akan merubah apapun."

So Eun menelan ludahnya kasar, "Aku benar-benar tidak paham maksudmu."

"Dihari kau melarikan diri, kau kemana?"

"Sauna! Aku kesauna!"

Sehun berdecak kecil sembari menunduk sebelum kembali menatap So Eun tajam. "Sepertinya kau siap mati untuk pria itu, bukan begitu?" Sehun mendekat kemudian menyentuh paha So Eun. "Dimana dia menyentuhmu selain disini?"

"Sudah kubilang aku tidak bertemu dia. Aku kesauna." 

Sehun tersenyum miring kemudian mendaratkan tangan kanannya pada bilik kaca dibelakang So Eun. So Eun sudah bersandar disana sejak tadi, jujur saja ia amat ketakutan saat ini. "Aneh sekali aku melihat fotomu mengunjungi rumahnya dan keluar dengan rambut basah."

"Tolong jangan lakukan apapun padanya."

"Kenapa bibirmu bergetar? Pandangan mata itu juga... apa aku salah?"

"Akan kukatakan semuanya asalkan kau berjanji tidak akan melakukan apapun padanya."

Sehun terkekeh dengan begitu tenang sebelum mengelus wajah So Eun dengan ibu jarinya. "Sayang sekali, padahal kita baru saja menjadi lebih dekat setelah pulang dari perjalanan panjang itu. Dan sekarang kau memberiku penawaran?"

"Kami tidak melakukan apapun, Oh Sehun."

"Bohong." Sehun mendorong So Eun lebih dekat dengan bilik kaca kemudian menyentuh bagian vital So Eun. "Apa dia memasuki ini?"

"Ahk!" So Eun mengerang ketika jari tengah Sehun menghunus masuk dan bergerak dibawah sana. Sementara So Eun mengigit bibirnya ketika ia merasa akan melepas suaranya.

Right PuppetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang