君へと舞い落ちてくよ 今すぐ会いたい
(kimi e to mai ochite ku yo ima sugu aitai)
いつかきっと君が僕の心に
(itsuka kitto kimi ga boku no kokoro ni)
"私は花 (私は花) 私は花"
(" watashi wa hana (watashi wa hana) watashi wa hana")
綺麗な花を咲かせると信じているから
(kireina hanawosakaseru to shinjite irukara)Fallin' Flower - Seventeen
____________________________________________________Seberkas bias mentari pagi masuk melalui sela-sela jendela. Kuncup-kuncup bunga di luar sana perlahan-lahan merekah, memperlihatkan kecantikan kelopak yang selama ini ditunggu-tunggu oleh penduduk kota. Burung-burung mulai berkicau, hewan-hewan mulai keluar dari sarangnya. Ada yang malu-malu muncul, ada pula yang percaya diri keluar dengan senyum terpatri di wajahnya.
Musim semi. Musim yang disambut hangat tidak hanya di Kyoto, namun juga seluruh negara yang dikunjungi musim ini. Musim dimana kebahagiaan dibagikan secara cuma-cuma dan dimana perayaan terjadi di setiap harinya.
Hyona membuka jendela kamarnya, tersenyum lebar dengan wajah yang dicumbu sinar baskara. Di hadapannya, terhampar bunga-bunga Suisen tersebar merata hingga ke seluruh sudut pekarangan kecil rumahnya.
Momen ini harus diabadikan, aku akan memotret bunga-bunga ini, lalu mengunggahnya di akun sosial mediaku. Selamat datang musim semi! pikir gadis dengan helai-helai gelita itu. Ia lantas mengeluarkan ponsel dari dalam saku piyama, menekan tombol kamera dan-
"Halo!"
Si gadis terhuyung ke belakang. Degup jantungnya naik satu oktaf. Suara bariton itu mengejutkannya! "AAAAAA SIAPA KAMU?!"
Didapatinya sesosok pria yang dibalut setelan kemeja putih tengah menelengkan kepala dengan mata yang membulat lugu. Posturnya tinggi semampai, surai legam, serta bibir mengerut lucu.
Karena tak kunjung mendapat jawaban, Hyona mengulang, "AKU TANYA SIAPA KAMU?! KAMU PENGUNTIT, YA?!" Teriakannya kontan mengundang banyak pasang mata yang kebetulan melewati rumahnya, sekilas menatap heran namun tak menaruh sedikitpun peduli.
Pria itu sontak menggeleng. "Bukan. Aku-eh, bolehkah aku masuk? Akan kujelaskan di dalam sana." Tanpa persetujuan, ia letakkan telapak tangannya di bagian bawah jendela, bersiap memberikan tumpuan untuknya masuk ke dalam kamar Hyona sebelum akhirnya tubuh itu didorong oleh sang pemilik kamar.
"Hei, jangan macam-macam!" Hyona menodongkan ponsel birunya, serta merta dengan pandang yang berubah berang. "Dasar penguntit! Beraninya kau!"
Pria itu mendecakkan lidah. "Sudah kubilang, aku bukan penguntit!" Lantas ia mau tak mau meraba-raba sakunya. Mengeluarkan sepucuk surat dengan motif bunga sakura di ujungnya. Tanpa basa-basi diserahkannya surat itu kepada Hyona yang dibalas dengan tatapan selidik penuh curiga.
Hyona mengerjap. Alisnya menukik tajam setelah membuka lipatan surat itu. Tertera sebuah paragraf dengan huruf-huruf kuno yang susah dimengertinya. "Tunggu. Siapa kau ini sebenarnya?"
"Ah, benar." Pria itu mengeluarkan selembar kartu dari dalam sakunya lagi. Bermotif sama persis dengan surat sebelumnya, namun kali ini huruf yang terpatri dapat dipahami oleh Hyona.
"私は花"
Watashi wa hana
Aku adalah bunga.
Pria itu tersenyum penuh arti. "Halo! Aku adalah bunga."xxx
Keduanya-Hyona dan Si Bunga-memutuskan duduk di salah satu dari sekian banyak bangku yang terletak di sepanjang jalan dengan pohon sakura yang telah mekar sempurna itu. Bangku-bangku disekitarnya dipenuhi oleh orang-orang yang datang untuk Hanami-tradisi menikmati indahnya bunga sakura bersama yang dikasihinya. Bukan, Hyona dan Si Bunga datang kemari bukan untuk bersantai seperti kebanyakan orang. Mereka justru berkutat dengan keseriusan setelah Si Bunga menjelaskan isi surat yang dibawanya beberapa waktu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playlist
Short StoryKumpulan cerita pendek yang terinspirasi dari lagu. Karena tiap-tiap lagu pilihanmu selalu memiliki kisah, kan?