17. Gift

215 22 0
                                    

Hai kembali lagi di Vio... Hari ini sub judulnya gift nih emang siapa yang mau dikasih hadiah em.. Atau teror baru? Wadaww..

Serem amat.

Makin kesini makin nggk ngotak deh otak kuu.. Maaf jika nggak seru.. Masih belum seru kali yaa.. Masih hinging mau nulisnya..

Okey langsung baca aja ya.. Tapi jangan lupa vote..! Kalo suka bisa sebarin ketemen2 kalian. Thanks.

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

Pagi ini, di perjalanan panjang yang akan Jungguk lalui bersama Haera. Kapan hari wanita itu meminta padanya untuk di antar ke Seoul karena ingin mengunjungi sebuah makam ibu wanitanya. Maka pagi yang berembun ini keduanya berangkat pergi. Meninggalkan rumah kosong tanpa seseorang yang menjaga sampai mereka kembali pulang, itu karena Gyuran juga pulang ke kampung halaman.

Di dalam perjalanan, Jungguk diam-diam melihat Haera yang tengah mengeratkan coat abu-abunya. Rona di pipi dan hidung istrinya tampak merah sekali kontras dengan warna kulit Haera yang putih, dengan cepat dan penuh perhatian Jungguk mematikan pendingin mobil dan  membuat Haera melihatnya.

"Kenapa dimatikan?"

"Hanya sementara. Karena pagi ini dingin sekali." ucapnya sambil tersenyum. Kembali fokus pada menyetirnya. "Kau akan terkena flu jika terus merasakan udara dingin" 

Haera hanya tersenyum mendengarnya. Suaminya ternyata masih perhatian padanya. "Kalau begitu beri aku pelukan hangat"

"Sekarang?" tanya Jungguk yang masih terfokus pada menyetirnya.

Tampaknya ucapan Haera menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Wanita itu membungkam dan kembali melihat jalanan didepannya. "Sepertinya kau harus lebih fokus menyetir saja" elaknya. 

Kemudian keduanya tertawa kecil dengan cerita-cerita menyenangkan yang Jungguk ceritakan padanya. Tentang bagaimana pria itu pernah menjadi penyanyi solo yang cukup populer atau diajak sedikit bergaya brandalan yang akhirnya mendapat pukulan dari Haeun.

Jungguk membelokkan mobilnya di keluar dari jalan yang menuju ke Seoul. Menghentikan sejenak di padang rumput basah penuh dengan domba peternak yang sedang mencari makan.

Keduanya keluar secara bersamaan, lalu membuka belakang mobil untuk digunakan piknik dadakan. Haera tadi sempat membawa dua potong sandwich buatannya untuk bekal sarapan. Mereka tidak sempat sarapan karena harus pagi-pagi sekali untuk pergi. 

"Masih dingin?" 

Haera yang ditanya hanya menggelengkan kepala. Masih memakan sandwichnya sembari melihat domba-domba itu makan rumput liar. Domba-domba itu bersautan bersuara, seolah menyambut kedatangan mereka.

Jungguk menyelesaikan acara sarapannya dengan cepat. Lalu berlari menuju domba-domba itu. Haera melihat suaminya tengah berbincang dengan pemilik domba untuk membawa satu domba kecil itu ke arah Haera.

Hi, VIOLET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang