16. Roos Carving

205 22 0
                                    

Jangan lupa kasih vote dan komentar..
Jika kalian suka ceritanya bisa di save di perpustakaan kalian...

Thanks you and happy reading ^^



















Thanks you and happy reading ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Inspektur Ryu.."

Jimin yang tengah menangani kasus seseorang kini dikejutkan oleh hadirnya seorang polisi muda. "Inspektur Ryu, saya membawakan kabar mengenai kasus Ko Hwanjin. Seseorang melihat kejadian malam kematian Hwanjin" serunya.

Sebenarnya dari kepolisian region tidak ingin meneruskan masalah Hwanjin sampai detik ini. Katanya masalah itu hanya salah keluarga dalam mendidik anak. Namun, tidak untuk kepolisian di distrik yang Jimin tempati dan juga pihak keluarga yang masih tanda tanya. Ada banyak kejanggalan dalam kematian Hwanjin sampai saat ini.

Dari zat yang ditemukan di gelas bekas minum Hwanjin, itu sangat jelas mengandung asam klorida. Meskipun setetes atau dua tetes jika dicampur dengan alkohol akan menyebabkan masalah serius. Dari pihak keluarga menginginkan kasus ini untuk terus diselidiki. Mau tidak mau si pembunuh Hwanjin harus dijerat hukum setimpal.

"Temukan aku dengannya secepatnya." Suruh Jimin. Harapannya tentang kasus ini akan segera mereda. Semua orang akan menemukan titik terangnya. Polisi muda itu segera berlalu dari hadapannya dengan perintah yang dia bawa.

Sudah lima bulan lamanya kasus kematian Ko Hwanjin akhirnya kasus itu  akan segera lepas juga. Tidak lagi menjadi bayang-bayang di antara kedua belah pihak dan segera mungkin sang tersangka di tangkap dan di jerat hukum.

Di tempat kejadian perkara dimana jasad Ko Hwanjin ditemukan di selokan  masih di tanda dengan garis kuning polisi. Meski sudah lama sekali tapi tempat ini seolah masih merekam bagaimana kejadian itu terjadi. Di malam hujan dan lilitan stocking di leher Hwanjin yang sempat lepas saat di seret.

"Sayang aku tidak mencium darah disini" pria dengan kacamata itu tengah berdiri di dekat selokan sembari melihat sekelilingnya. "Gara-gara pria tua itu. Apa aku harus bunuh dia juga sekarang?" Gumamnya sendiri.

Mengeluarkan pistol di balik jasnya, sang pria itu tersenyum iblis. "Harusnya dua peluru ini untuk Ahn Jungguk." ucapnya sebelum beranjak dari tempatnya. Kembali memburu incaran lain yang terlibat olehnya. Melihat berarti dia terlibat.

🍁

Haera baru saja sampai dirumah, duduk sembari menikmati Gyuran yang tengah mengompres kakinya yang bengkak itu sembari memberikan pijatan. Sesuai dengan permintaan suaminya Haera pulang dengan cepat, tidak kemana-mana lagi selain butik dan pulang jika urusannya selesai. Hanya rapat biasa, berbincang masalah produksi.

Masih pukul dua siang, entah mengapa Haera seolah merindukan Jungguk hari ini. Padahal ditinggal sampai larut  pun dia tidak masalah, tapi untuk saat ini dia benar merindukan sosok ayah dari bayi yang dia kandung. Apa ini keinginan anaknya?

Hi, VIOLET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang