Jake sakit.
Entahlah, Sunghoon juga kaget, ternyata manusia sejenis Jake juga bisa sakit. Perkiraan Sunghoon sih gara-gara kelamaan berenang. Kemarin waktu Sunghoon sudah capek berenang, si Jake masih saja cebar-cebur keliling kolam macam paus lama gak pulang kampung. Bohong banget kalau Sunghoon tidak fanboying dalam hati selama melihat Jake berenang, tapi sebetulnya dia juga sempat kepikiran jangan-jangan nanti pilek. Yah, waktu itu dipikirnya manusia seperti Jake pasti nggak gampang sakit, jadi Sunghoon tidak menyuruhnya segera istirahat.
Ternyata pagi itu Jake demam. Benar-benar parah sampai isi kepalanya juga ngefek. Karena waktu dibangunin Jungwon dia bilang,
"Wonie... tahu nggak kenapa aku langsung bangun?"
"...hah?" Tentu saja Jungwon bingung.
"Karena... kalau aku merem, kebayang kamu terus. Hehe..."
Jungwon ngeri manteman.
Dan Jay, yang bisa mendeteksi keberadaan 'ancaman' terhadap Jungwon dari jarak seribu kilometer, langsung bangun dan naik ke kasur Jake kemudian meneplok dahinya keras.
"Oh. Pantes. Lagi demam dia."
Begitulah.
-
"Sunghooniiiieee..."
Seumur-umur Sunghoon tidak menyangka akan melihat Jake merambat mendekat ke Sunghoon terbungkus selimut sambil merengek minta dikupaskan jeruk. Naluri keibuan(?) Sunghoon seperti melejit melihat Jake pucat dan lemas begitu, tapi dia geli juga melihat Jake yang kemarin berenang seperti hiu berubah jadi bocah manja begini. Mana dia dari tadi nempel terus ke Sunghoon. Astaga. Tidak baik buat jantung--calon suaminya ternyata manja kalau sakit.
Dan, dia tadi benar-benar merambat dari satu sisi sofa ke sisi yang Sunghoon tempati. Sebelas-duabelas sama uler keket.
Sunghoon menyentuh jidat Jake di balik rambutnya. Panas sekali gaes.
"Kupasin jeruk lagiiiii..."
"Pffft, menyebalkan."
Tapi dikupasnya juga dua jeruk. Jake nyengir domba.
"Aku jadi kangen masakannya Mama," ujar Jake sambil melahap jeruknya. "Nanti kalau sudah nggak lemes aku mau bikin sup."
"Jangan," seru Sunghoon. "Aku aja yang bikin, kasihtau resepnya."
"Sunghoonie kan nggak bisa masak."
Jleb!
"...hm. Yasudah."
"Eh, Sunghoonie marah?"
"Enggak."
"Bohong banget."
"Ih, kubilang enggak ya enggak!"
Jake terkekeh. "Lho, kalau mau marah, marah aja nggak papa. Aku nggak pernah lihat Hoonie marah. Pasti lucu."
Pyung! Rasanya ada sesuatu yang loncat-loncat dalam jantung Sunghoon. Dia buru-buru memalingkan wajah untuk jaga-jaga kalau mukanya memerah. Sialan memang anak orang, untung bucin.
"Ah, jadi kangen Layla juga..."
Bitch what.
"Kalau aku sakit," kata Jake, masih sambil pelan-pelan memakan jeruknya. "Layla suka tidur di sebelahku sambil bawa semua mainannya. Kalau aku bangun, dia pasti ribut nyuruh aku tidur lagi. Wah, lucu banget pokoknya, hyung-ku sampai..."
Entahlah, Sunghoon tidak dengar apapun lagi. Dia terlalu sibuk menggigit jari. Ternyata meskipun sakit, tetap Layla yang dikangenin sama Jake...
halooo semuanyaaa! hayun kembali lagi~ apa kabar kalian semoga tetap sehat dan bahagia. UAS saya barusan selesai, tapi belum 100% karena kayaknya masih ada beberapa yang harus revisi, revisi lagi, revisi... yah begitulah. melelahkan.
saya masih istirahat selepas ujian (sambil harap-harap cemas nungguin kira-kira mana yang kudu revisi... mules), jadi belum bisa update banyak-banyak. notif juga belum sempat saya liatin, tunggu ya...
semoga kalian-kalian semuanya selalu sehat, bahagia, aman, sejahtera dan kenyang~
terimakasih sudah baca sejauh ini <3
love,
hayun
bonus jakewon.
jake di sini, aduh rahangnya itu lho. meninggal... kok ada orang kek gini gantengnya. dahlah cape.
sekali lagi terimakasih yang sudah baca sampe sini ehe.
-hayun.
KAMU SEDANG MEMBACA
up and down [jakehoon]
FanfictionSunghoon bucin Jake. Jake juga bucin... Layla. Oh, buat yang belum tahu, Layla itu anjing. . . "Anjing emang." - Park Sunghoon. "Yang bilang kucing juga siapa," - Park Jongseong. . . warning: bahasa kasar, kisah cinta lope lope cheesy, awas sebel se...