Malam semakin turun. Jake hendak memesan taksi, tapi Sunghoon tidak mau. Ada banyak sekali yang ingin ia bicarakan dengan Jake--perjalanan naik taksi terlalu cepat untuk bisa mengobrol banyak. Lagipula, taman ini tidak terlalu jauh dari dorm.
"Beneran nggak papa? Kamu nggak capek?" tanya Jake.
"Enggak sama sekali," sahut Sunghoon, merona di balik syalnya. Rasanya ia kepingin sekali jalan sambil melompat-lompat seperti anak kecil--hatinya sedang bahagia. "Aku kepingin ngomong banyak, banyak sekali."
"Ah, sama kalau begitu."
"Aku duluan ya?"
"Iya."
"Jake, mulai kapan peka?"
"Waktu aku sakit. Kamu satu-satunya yang jadi merah waktu aku ngelantur ngegombal."
Demi Tuhan Sunghoon benar-benar kepingin ditelan bumi sekarang juga. Tengsin bos! Ia mengerang sambil menutupi wajahnya dengan tangan. Jake ketawa.
"Jangan bilang kamu sengaja?!"
"Sumpah enggak!" sahut Jake kaget. "Kan aku sakit! Kalau demam aku emang suka ngomong aneh-aneh..."
"Menyebalkan," gumam Sunghoon.
"Tapi bagus, kan? Kalau nggak gitu, aku nggak akan tahu... ah ya, aku juga harus terimakasih sama Jay dan Sunoo."
"Kenapa?"
Jake ketawa sambil menyibakkan rambutnya. "Mereka sama-sama ngajak aku ngobrol empat mata, di hari yang berbeda, bilang kalau mereka kasihan lihat kamu berjuang setengah mati sementara aku nggak peka setengah mampus."
"Aku juga harus terimakasih berarti," Sunghoon menghela napas, sepenuh hati bersyukur punya teman-teman yang luarbiasa. "Berarti kalau bukan gara-gara sakit atau diajak ngobrol mereka, kamu nggak akan peka?"
"Mungkin enggak, Hoon. Maafkan aku." Jake menatap Sunghoon malu, ujung pipinya memerah. Dia kelihatan seperti anak anjing habis dimarahi. "Tapi bukan berarti aku nggak sayang kamu. Sumpah mati aku sudah cinta kamu jauh sebelum ini."
"Kenapa nggak bilang?"
"Aku nggak yakin kamu menyayangiku yang 'kayak gitu'. Kukira kamu cuma menganggapku sahabat."
Sunghoon menggelengkan kepalanya kagum. Benar-benar parah memang gebetannya ini.
Eh, tunggu, sekarang kan sudah jadi pacar.
"Ja-jake."
"Iya?"
"Pegang tanganku?"
Tanpa banyak tanya Jake meraih tangan Sunghoon. Digenggam erat-erat sambil berjalan, dielus dengan jari jempol. Mereka berjalan bergandengan tangan, masih sambil membicarakan segalanya yang tak sempat terkatakan.
"Ibuku bilang kamu imut."
"Aku sudah belajar bikin sup, jangan bilang aku nggak bisa masak."
"Tahu nggak kalau bintang paling terang di langit malam itu namanya Sirius? Dia sekarang nggak kelihatan, tapi aku siriusly in love with you..."
Dan sungguh indahnya malam itu bagi mereka yang jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
up and down [jakehoon]
FanfictionSunghoon bucin Jake. Jake juga bucin... Layla. Oh, buat yang belum tahu, Layla itu anjing. . . "Anjing emang." - Park Sunghoon. "Yang bilang kucing juga siapa," - Park Jongseong. . . warning: bahasa kasar, kisah cinta lope lope cheesy, awas sebel se...