7*

4.7K 665 50
                                    

Enjoy
.
.
.
.
.
.
...........................................................

Jiang Cheng menatap pantulan dirinya di cermin lemari. Sudah lama sekali ia tidak menggunakan baju seperti ini untuk berangkat ke kantor. "Wanyin, kau sudah selesai?" tanya Lan Xichen yang berada di luar kamar. "Sebentar lagi!"

Lan Xichen dengan sabar menunggu Jiang Cheng di luar kamar sambil sesekali menatap jam tangannya. Sekarang sudah pukul delapan lewat, dia benar-benar telat sekarang karena menunggu suami manisnya, tetapi tidak apa, sesekali telat itu baik, bukan? "Ayo berangkat." Lan Xichen menatap Jiang Cheng yang sudah berada di hadapannya tanpa berkedip. 'Astaga, Wanyin dengan baju apa saja tetap terlihat cantik.'

"Hei, Lan Xichen." Jiang Cheng melambaikan tangannya di depan wajah Lan Xichen yang mematung sejak ia keluar kamar. Lan Xichen menggelang pelan, ia sudah sadar dari kekagumannya. "Ah, iya, kita berangkat, tetapi bisa aku punya permintaan."

Jiang Cheng melipat kedua tangannya di depan dadanya dilengkapi dengan tatapan tajamnya. "Bisa panggil aku dangan nama kecilku, Lan Huan. Kau mau, kan?" Jiang Cheng berpikir menimang-nimang dengan permintaan suaminya ini. Jiang Cheng mengangguk setuju membuat Lan Xichen merasa senang. "Tentu, di kantor aku akan memanggilmu seperti itu."

Lan Xichen menghela nafas ketika mendegarnya, tetapi sudahlah, membuat Jiang Cheng mau memanggil nama kecilnya walau hanya di kantor saja sudah bagus. "Lan Xichen! Ayo kita berangkat!" teriak Jiang Cheng yang sudah ada di lantai bawah menuju garasi. Lan Xichen langsung berjalan menyusul sang suami manisnya itu.

###

ketika sampai di kantor mata Jiang Cheng membola melihat tempat kerja suaminya ini. Gedung pencakar langit yang sangat mewah dengan para pekerjanya yang terlihat berkelas.

Baiklah, Jiang Cheng jadi merasa dirinya seperti seekor kucing jalanan yang salah masuk ke dalam kandang kumpulan kucing anggora atau bahkan lebih berkelas lagi.

"Kau masuk saja dulu." ujar Jiang Cheng ketika keluar dari mobil. "Kenapa? Lebih enak kalau kita bersama-sama ke ruanganku."

Jiang Cheng menggelengkan kepalanya pelan. Sungguh sekarang ia malu untuk sekedar menginjakkan kaki di sini. Ayolah, lihat saja penampilannya yang hanya menggunakan kaos putih yang dibalut dengan jaket. Jiang Cheng mengira kantor Lan Xichen adalah kantor biasa dan tidak semegah ini. Astaga, ia jadi meruntuki penampilannya yang terlihat buruk.

"Aku ingin jalan-jalan sebentar di sekitar sini." Lan xicwhen menghela nafas mendengar alasan Jiang Cheng.
"Baiklah, kalau sudah selesai langsung saja ke dalam, tanyakan saja ruanganku pada resepsionis."

"Tenang, aku mengerti, kok."

"Dan jangan lupa soal memanggilku dengan nama kecil, Wanyin."

Jiang Cheng memutar bola matanya malas sedangkan Lan Xichen tersenyum begitu hangat. "Ck, iya Lan Huan! Apa kau puas?"

Lan Xichen tertawa gemas dengan kelakuan suami manisnya itu. Ia membelai pucuk kepala Jiang Cheng sebelum akhirnya pergi meninggalkannya.

Jiang Cheng menghela nafas dan langsung memilih untuk mendatangi cafe yang berada di dekat dengan kantor suaminya tersebut. Jiang cheng memilih duduk di luar cafe ditemani dengan secangkir ice kopi.

Beliving Dream [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang